Chapter 25

56 10 17
                                    

Tak ada sebuah tanya dari Fiona pada sang Papa. Ia benar-benar lelah dan rasanya ingin pura-pura menganggap semua itu tidak pernah terjadi.

Ia menganggap Leo yang bersamanya saat ini di sekolah adalah Marva Leo yang ia kenal satu-satunya namun sikap dan perasaannya kepada Fiona telah berubah. Ia tak pernah menganggap seseorang yang berwajah Leo ada 2 di kehidupannya.

Begitu yang ia jalani dalam 3 bulan lamanya. Fiona menjalani kepura-puraan yang ia ciptakan — betapa tidak terimanya ia dengan kebenaran yang terjadi diantara dirinya dengan Leo— dalam hidupnya.

Kabar itu tidak menyebar sedikit pun di sekolah. Semua orang menganggap Marka Leo adalah Marva Leo. Si anak manis nan baik yang telah berubah menjadi berandalan yang senang balap di jalanan.

Selama 3 bulan itu pula Marva Leo menghabiskan waktu rehabilitasi di rumah sakit jiwa.

Leo yang sewaktu-waktu terkadang merintih dalam tangis sendu namun tak lama waktu berselang ia meneriakan nama Fiona.

"Jangan jedotin kepala lo kayak gitu Leo! Lo jangan gila!" Dearjuna menahan kepala Leo dengan telapak tangannya, ia menempelkan tangan pada dinding.

Leo melirik Dearjuna kemudian tatapnya menjadi sendu tanpa harapan.

"Gue udah gila. Rasanya gue mau marah tapi emosi gue yang tersalurkan malah nangis. Gue bingung Jun. Gue cuma mau Fiona, gitu doang. Kenapa gue lebih sulit dari lo. Lo ditolak Fiona. Tapi kenapa gue ditolak oleh semesta buat memilikin Fiona. Salah gue apa?" Leo menarik-narik lengan baju Dearjuna dengan tangis yang benar-benar tak dapat ia tahan lagi.

Dearjuna telah menjelaskan kepada Fiona mengenai semua ini. Dimana dirinya mendapat telpon dari nomor asing kala itu saat hendak rapat Osis dan Fiona meledeknya dengan ejekan 'Tante siapa sih? Tante girang?' bahkan Dearjuna sampai menjelaskan kenapa Leo mengaku anak tunggal, karena sejujurnya Leo tidak pernah mengetahui dirinya memiliki saudara kembar. Sedari kecil Leo sering dibawa oleh Johnny ke Bandung sampai-sampai Marva Leo merasa ingin tinggal dalam waktu yang lama di kehidupan Bandung, sampai akhirnya Johnny mengabulkan itu.

Juga tentang bagaimana bisa Marva Leo dengan kembarannya— Marka Leo tidak saling mengenal. Sebenarnya Marka Leo tahu dirinya memiliki saudara kembar namun tidak untuk sebaliknya.

Bertahun-tahun Marka Leo fokus pada pengobatan penyakit TBC, padahal Marka Leo masih sangat kecil. Sengaja Jinan menjauhkan Marva Leo karena takut tertular. Ditambah kesibukan Johnny dan Jinan yang sampai-sampai membuat tak sempat untuk mempertemukan kedua anaknya, Marka Leo pun mengenal sang adik saat mencari foto kenangan masa bayinya.

Bukan hanya Fiona saja yang merasa terkejut, dirinya juga. Bahkan Iren, Mama Langit Yudhistira yang menjadi bidan Fiona dan Leo saat itu tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Hari dimana Leo dan Fiona mengetahui apa yang telah Jinan sembunyikan dan ancam kepada Iren kalau sampai ia memberi tahu kebenarannya baik kepada Leo maupun Fiona, Jinan tidak segan-segan akan menjebloskan Iren ke dalam penjara karena terlilit hutang kepadanya.

Sebuah kisah yang berawal pada tahun 1998 dimana Johnny sudah beristri dan tengah menjadi bagian pejuang garis dua.

Dirinya dengan sang istri mengadopsi seorang anak perempuan dari panti asuhan yang kemudian nama lengkapnya itu ditambahkan Andriana menjadi Septiani Andriana.

Bertahun-tahun mereka hidup bertiga dengan Septiani, kehamilan yang mereka dambakan tak kunjung didapatkan.

Sampai akhirnya Johnny diam-diam memiliki perempuan lain dan menikahinya.

Di tahun yang sama hanya berbeda beberapa bulan usai kabar Jinan mengandung anaknya, Johnny dibuat terkejut dengan kehamilan Chelsea.

Iren menjadi saksi bagaimana mental Chelsea ketika mengandung Fiona saat itu sangat kacau dan dengan berbagai pertimbangan ia menerima kalau suaminya telah beristri dua. Chelsea rela mempertahankan pernikahan itu demi anak pertamanya yang telah ia tunggu dan ia damba sejak lama.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang