Chapter 17

66 10 21
                                    

•••••

LEO mendadak jatuh sakit dan keadaan itu mengharuskan ia dibawa ke rumah sakit, tante Iren yang memberi tahu aku bahwa Leo tidak akan ikut Pusdiklatsar dan seleksi Paskibraka dengan keadaan kesehatannya yang drop seperti ini.

Langit yang memberi tahu aku katanya ketika ia sedang disuruh tante Iren mengantarkan makan malam ia mendapati Leo demam tinggi dan menggigil sambil meringkuk di sofa.

Saat itu aku menelpon Leo dan Langit lah yang terpaksa mengangkat telponku ketika Leo sedang diperjalanan dibawa ke rumah sakit.

Hampir 9 hari Leo dirawat, ia terkena demam berdarah. Kondisinya naik turun dan untungnya temanku —Langit— baik sekali bersedia menemani Leo ketika aku sedang Pusdiklatsar.

Sejujurnya aku merasa kehilangan karena aku berangkat sendiri yang tadinya janjian akan pergi bersama ke lokasi Pusdik, tapi Leo tidak bisa menepatinya.

Sebelum aku benar-benar berangkat sempat bertelpon dengan Leo sebentar, katanya begini "...gue disini lagi sakit buat bangun aja pusing lo jangan tambah bikin gue pusing karena kepikiran lo gak fokus di kegiatannya malah nyari senior ganteng. Gue udah gugur buat jadi calon Paskibraka. Pokoknya lo pasti bisa gue yakin lo pasti lolos. Kalau gak lolos pun ya gapapa. Pengalaman juga ya kan. Inget PPM jangan selonong boy aja, kalo lewat lo gak usah kek punten gitu biasa aja jalan tegap tapi inget.... permisi kang permisi teh. Terus juga...." sebentar tapi yang banyak bicaranya Leo aku hanya kebagian iya Leo iya iya siap.

Tahu tidak? Selama 3 hari Pusdik, aku tidak mandi loh. Bagaimana aku sempat mandi kalau rundown kegiatannya saja sepadat itu.

Oh iya, di malam kedua aku mendapat kunjungan dari Kak Septiani dan Kak Kevin. Kangen huhu. Walau hanya sekedar dikunjungi begini aku sangat senang sekali karena mereka benar-benar memperhatikan dan memastikan aku sehat-sehat saja bahkan membekali aku tambahan air mineral.

Benar deh, sedang begini itu yang dibutuhkan pasokan air yang banyak. Bayangkan saja dari pagi diawali dengan senam lanjut ke materi sudah begitu penyampaian materinya ditengah lapangan yang semakin siang semakin panas lalu maju menuju sore baris berbaris juga di penghujung hari sesekali diselipkan games daaaan aku kebetulan mendapat games guling-guling di lapangan rumput hahaha rambutku yang menjadi kesukaan Leo menjadi bau rumput hm.

Pampasnya tidak ada yang tersenyum untuk sekedar ramah tamah sedikit pun, dan entah kenapa aku malah bertekad kalau seleksi kecabangan nanti aku ingin bergabung menjadi bagian Pasukan Pengaman Paskibra. Keren. Semoga aku bisa lolos yang terpenting sekarang adalah semoga aku bisa lolos seleksi menjadi Paskibraka.

Kegiatan yang paling aku sukai adalah ketika jadwal makan hahaha. Seru sekali ketika berbaris untuk antri, kami para Capas diarahkan oleh senior untuk mars makan. Jujur aku semangat sekali.

Bila makan pagi telah tiba
Segera menuju ruang makan
Bangkitkan semangatmu Paskibra
Siapkan perut untuk diisi
Jangan lupa habiskan nasi
Juga dengan lauk pauknya
Sayur mayur juga disikat
Hindarkan bicara dengan teman

Mars itu dinyanyikan dengan kencang dan lantang membuat semangat untuk mendapatkan jatah makan hahaha. Untuk cuci mulut pun benar-benar diarahkan untuk mengelupas kulit jeruk tidak sampai terputus.
Ah pokoknya ini benar-benar pengalaman yang sangst mengasyikan walau harus deg-degan takut salah dan kena marah senior atau terciduk oleh Pampas karena berleha-leha malas hehe.

Dari awal aku mengikuti rangkaian demi rangkaian kegiatan mulai dari pengukuran tinggi badan dan lain sebagainya sampai pada hari ketiga yakni hari terakhir dimana satu hari itu full diisi dengan evaluasi untuk seleksi mulai dari tes tulis pengetahuan umum, tes kekuatan fisik, tes kemampuan baris berbaris dan diakhiri dengan proses penentuan tahap akhir.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang