Hai,... ini sudah diperbaiki dan perbedaannya jauh banget hihihi. Selamat membaca, semoga enjoy yah. Dear kamuuuu makasih atas keterbukaannya aku seneng banget, aku jadi tau apa yang kurang maksimal huhu sayang banyak-banyak.
•••••
APAKAH kalian tahu? Besoknya hari perlombaan usai upacara bendera kami diberikan kesempatan untuk tampil atas kemenangan kami. Ya! SMP 7 Lembang juara utama lomba baris berbarus. Bangga? Jelas bangga lah.
Bukan hanya aku atau para anggota pasukan saja yang bangga, guru-guru juga. Satu sekolah ikut bangga atas perjuangan kami kemarin membawa nama sekolah.
Piala yang kami berhasil dapatkan atas kegigihan dan kerja keras dipajang dengan cantiknya di lobi tak lupa pula foto pasukan SMP 7 Lembang yang diambil kemarin sebelum perlombaan. Lihat! Ada aku disana menjadi bagian dari mereka.Fiona selamat kamu hebat sudah bisa bekerja tim. Kamu luar biasa sudah mampu menurunkan ego untuk kerja sama dalam kelompok. Terima kasih kepada Fiona yang mana aku sendiri telah belajar memperbaiki diri melalui event lomba baris berbaris ini.
Sudahkah kamu menghargai diri sendiri atas pencapaian baru yang telah dilalui?
Ingatlah effortmu untuk sampai di tahap ini. Bagaimana kamu gigih untuk terus dan terus berkembang lebih. Kalau sudah berhasil, jangan lupa berterima kasih. Kalau bukan kita sendiri yang merhargai diri sendiri, siapa lagi?
Berbangga bukan berarti tinggi hati asalkan tidak sampai merendahkan orang lain.
Aku bersyukur karena yaaa entahlah aku merasa telah berusaha untuk memanfaatkan pengalaman untuk investasi di masa yang akan datang. Entah pengalaman ini akan terpakai atau tidak yang penting aku tidak menyia-nyiakan kesempatan emas. Selama aku bisa belajar, why not? Tidak ada salahnya untuk mencoba dan selalu belajar.
Usai menampilkan aksi baris berbaris, kami segera berkumpul di satu titik disaat para siswa telah bubar dan masuk ke kelas masing-masing.
Leo tiba-tiba bertepuk tangan dan kemudian diikuti oleh para anggota yang lain. Kok tiba-tiba tepuk tangan? Aku celingukan kebingungan.
Disaat aku sedang melirik ke kanan dan ke kiri, tanpa aku sadari ternyata Leo sudah berdiri tepat di depanku, dengan kedua telapak tangannya yang hangat, Leo menggerakan kedua tanganku agar bertepuk tangan.
Aku terkejut, Leo melebarkan pupil matanya sambil tersenyum seolah sedang meledek aku yang terkejut.
"Kenapa? Kok diem? Tepuk tangan dong." ujarnya sambil terus menggerakan tanganku bertepuk tangan.
Kedua mata kami saling mengunci satu sama lain dalam sebuah pandangan, dengan sendirinya tak terasa aku menyunggingkan sebuah senyum.
Begitu selesai sedikit menyampaikan kesan dan pesan, kami bubar dan masuk ke kelas masing-masing. Arah kelas aku dan Leo satu arah, kami berdua menelusuri koridor sambil bercakap-cakap kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY
General Fiction••••• Aku tidak menginginkan luka, namun ... rasa ini terlanjur membara. Rasa yang tak pernah surut dan harapku tak pernah hanyut. Tak pernah bisa aku hempas, padahal sudah jelas mendera harap dan cemas. ••••• ©️®️ Cover Credits : Desaign from Can...