Chapter 8

66 16 54
                                    

•••••

SEMINGGU sudah UKK pun berlalu selama seminggu itu pula aku dan Leo sering belajar bersama entah itu di perpustakaan atau di taman kota, pokoknya belajar bersama Leo terasa seperti tidak sedang belajar hehehe. Terkadang kalau kebetulan bertemu dengan kak Kevin di perpustakaan, dengan baik hati ia mengajari kami berdua.

Usai UKK ya tibalah pekan remedial bagi yang berkepentingan perbaikan nilai. Di pekan ini biasanya disebut pekan santai karena ke sekolah hanya untuk apa ya selain jam istirahat dari pagi sampai pulang. Kalau aku bersyukur sih semua nilaiku aman tidak ada yang masuk ke daftar remedial.

Walaupun begitu, aku adalah anggota OSIS. Bersantai? Haha tentu tidak, itu sangat mustahil. Tentu saja aki sibuk dengan persiapan untuk acara Pekan Olahraga dan Seni Antar Kelas untuk minggu depan. Biasanya sih disingkat menjadi PORSENI atau PORAK.

Menghias panggung di tengah teriknya panas matahari luar biasa juga ya. Aduh haus. Aduh lapar. Aduh pegal. Aduh sakit kaki. Aduh aduh aduh begitulah yang aku gerutukan dalam hati sedari tadi.

Lebih parah angggota OSIS laki-laki dibantu oleh anggota PRAMUKA yang secara sukarela membantu tengah mengecat lapangan ya kalau diibaratkan mereka seperti ikan asin yang tengah dijemur pada tengah hari.

Dari lantai 2 para siswi asyik menonton anggota OSIS yang sibuk wara-wiri mengerjakan ina ini serta ini itu, hmmm agak iri sih tapi ah sudahlah.

Lihatlah Dearjuna yang kegerahan ia melepas seragamnya dan membiarkan tubuhnya hanya mengenakan kaos hitam tanpa lengan. Banyak pasang mata yang menatap Dearjuna dengan tatapan kagum. Hm caper ya kamu ke cewek-cewek Jun.

Kok aku bisa sih tidak ada sedikit pun rasa ingin membalas suka kembali kepada orang setampan Dearjuna? Minimal memberi feedback yang sama.

Saat tengah asyik bergelut dengan pikiranku sendiri, sebuah hawa dingin menempel di pipiku. Duh enak, adem apakah aku sedang traveling ke kutub? Sangat menyejukan. Ini benar-benar membuatku merasa wah sekali. Aku capek dan ini membuatku sedikit rileks. Es kelapa muda boleh juga.

"Apa Fio? Es kelapa muda? Yah gue cuma bawa air mineral dingin aja. Yaudah deh tunggu ya gue cariin."

Loh? Leo? Sejak kapan dia berdiri didekatku? Leo menarik tanganku agar memegang botol minuman yang sengaja ia berikan untukku. Duh, pangeranku sudah tiba untuk membantu menghilangkan dahaga kepada sang tuan putri hahaha.

Melihat aku yang hanya memegang air pemberian dari Leo tanpa meminumnya, Leo berdecak kesal dan menarik kembali botol air mineral tersebut. Aku kira dia akan menarik kembali pemberiannya untukku. Tapi ternyata tidak, Leo membantu membukakan tutup botol itu.

"Dibilangin minum Fio, bukan cuma dipegang doang. Mau dipegangin juga minumnya?" tanya Leo dengan nada suara yang cukup tinggi.

Keringat yang membasahi bajunya membuat pandanganku teralihkan pada itu, ya dia anggota Pramuka juga yang ikut serta membantu OSIS secara suka rela untuk mengecat lapangan.

"Leo, lo gak haus?" tanyaku.

"Ya haus sih, tapi lebih gak tega liat lo makin siang makin lemes mana belum keliatan minum sama sekali." katanya dengan santai.

Aku melebarkan pupilku dengan spontan, kenapa dia lebih mendahulukan aku daripada dia sendiri. Pasti dia juga kehausan dan kenapa hanya ada 1 botol air mineral saja.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang