Prolog !!

416 21 0
                                    

Hello, welcome back to me. I hope your enjoy to my story.
Thank you ❤

Lets read ...

"Kalau udah di butakan oleh cinta, ya gini, nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau udah di butakan oleh cinta, ya gini, nih. Otak sama hati gak singkron. Lo harusnya bisa mikir, Rel. Kalo dia itu bukan cewek baik-baik."

Persahabatan yang sudah lama terjalin, membuat mereka tahu satu sama lain. Bahkan hal pribadi sekali pun.

"Lo tahu gak? Kemarin gue lihat dia ciuman di mobil, pas keluar dari club yang sering kita lewatin kalau mau ke kafe." Salah satu sahabatnya ikut nimbrung dalam pembahasan mereka.

Darel yang sejak tadi merasa disudutkan kini pandangannya bertemu dengan salah satu sahabatnya bernama Rama.

"Lihat muka guenya biasa aja. Tapi gue serius, gak bercanda."

Darel hanya bergeming di tempat, tanpa mau beranjak atau berbicara. Dirinya bingung sekaligus kecewa. Bahkan sahabatnya tahu perlakuan dia di belakangnya selama ini. Tapi, kenapa ia tak pernah menyadarinya?

Bahkan sampai saat ini, dirinya masih bertahan dalam hubungannya. Tidak memberi keputusan untuk segera mengakhiri semuanya.

Sahabatnya sudah sangat jengah dengan Darel, dia itu terlalu dibodohi oleh cinta. Bahkan sudah banyak hal yang mereka ceritakan pada Darel tentang pacarnya itu, jika dia selalu main-main di belakangnya. Tapi Darel seolah tutup telinga dengan semua penjelasan mereka. Karena selama ini Darel tidak pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri. Maka dari itu, Darel selalu saja memertahankan hubungannya dengan pacarnya.

"Udah berapa banyak gue kasih bukti ke lo, Rel. Tapi lo tetap dengan prinsip lo, kalau belum lihat dengan mata kepala lo sendiri, lo gak akan percaya dengan semuanya. Kalau dipikir-pikir, persahabatan kita ini apa sih, Rel? Kenapa lo jadi lebih percaya sama cewek ular itu dibanding sama kita-kita? Sampai saat ini, gue masih gak nyangka kalau lo mati-matian belain dia." Sahabatnya yang sejak tadi duduk diam sambil bermain ponsel, kini angkat bicara. Dengan gaya yang khas, tegas, juga tak ada ekspresi. Tak lama dari pembicaraan itu dirinya beranjak pergi, keluar dari tempat perkumpulan mereka, yang sudah lama mereka singgahi.

Rama yang melihat kejadian itu mengusap wajahnya kasar. Kemudian menatap wajah Darel dengan penuh harap.

"Rel, gue sama yang lain, kaya gini tuh karena peduli sama lo. Kita ini sahabat, Rel. Kalau yang satunya tersakiti, pasti yang lain akan membela. Jadi ... lo pikirin baik-baik tentang pembicaraan kita hari ini."

Lagi, Darel hanya bergeming. Ia tetap diposisi tadi, dengan tangan yang mendarat di keningnya. Rasa pusing kian mendera ketika pembahasan yang amat sangat sensitif ini.

Selama ini Darel terlihat egois. Tak pernah mau mendengarkan atau percaya kepada para sahabatnya. Dirinya terlalu naif untuk mengakui jika pacarnya berselingkuh di belakangnya selama ini. Dirinya terlalu tak ingin jika kehilangan pacarnya yang sudah cukup lama terjalin.

Entah ini suatu pembodohan atau memang harus dipertahankan. Yang pasti, Darel tak ingin hal buruk itu terjadi. Dengan ia menyangkal, maka semuanya akan baik-baik saja.

________

Thank you ❤

See you in the next part ...

Heart's Owner (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang