In Falsehood

84 11 2
                                    

"One day you will be matured by circumstances, not just studying on the bench from morning to evening"

"Suatu saat nanti kamu akan dimatangkan oleh keadaan, bukan hanya sekedar belajar dibangku dari pagi hingga sore "



***


"Rachel bisakah kau membantuku ? Aku berjanji ini akan selesai paling cepat enam bulan. Setelah aku berhasil membuat manajemen studioku sendiri."

Rachel menggegat bibirnya bingung dengan permintaan Arloey setelah pertemuan para pembisnis seminggu yang lalu yang juga mempertemukan antara Roullier dan Rezman Group. Ia tak menyangka akan dihadapkan dengan posisi seperti ini.

Erlando Rezman dan Darren Sanch Roullier yang ternyata berteman dekat saat Junior high School dan memiliki obsesi untuk berbesan.

What the fvck.

Perjodohanlah akhirnya yang terjadi, karena Erland hanya memiliki seorang putra Arloey Geraldi Rezman dan Darren memiliki tiga orang anak yang salah satunya adalah perempuan Rachelie Aphrodite Roullier. Dan sebuah kebetulan yang lain bahwa kenyataannya putra dan putri mereka juga sudah saling mengenal lebih tepatnya bersahabat juga sejak Senior high school.

Bahkan dengan alih-alih Erland akan membiarkan Arloey mewujudkan mimpinya untuk membuat studio musiknya sendiri. Pria paruh baya itu merelakan putranya untuk tak lagi mengurus perusahaan seperti obsesinya dulu asal Arloey mau menerima perjodohan dengan bungsu Roullier itu.

"Loey, are you crazy?" Seru Alfard tak terima dengan keputusan Arloey.

Arloey menghampiri kakak sepupunya itu, "Aku janji ini akan berakhir paling cepat dalam enam bulan setelah aku berhasil menjalankan studio musikku sendiri.
Al, ayolah kau tahu aku tak bisa hidup di Rezman hem?"

"Dengan mengorbankan Rachel?" Pria itu menuding ucapan Arloey.

Arloey memejamkan matanya frustasi.
Ia tak pernah berfikir untuk mengorbankan gadis itu tapi...

"Aku akan membantumu, Loey." Seru Rachel membuat kedua pemuda itu menatapnya.

Gadis itu masih berdiri menghadap jendela besar diapartemen Alfard.

"Aku tak setuju." Seru Alfard tegas.

"Aku tahu cita-cita Arloey, dan aku akan mendukungmu sebagai sahabat." Gadis tak mengindahkan.

"Aphrodite__," protes Alfard tertahan.

Gadis itu menatap Alfard, "Al, kau juga harus mengerti posisi Arloey. Kamu tak akan bisa melakukan hal dengan 100% jika kau tak menyukainya, itu tak akan membuat ketenangan untuk hidupmu." Tungkas Rachel.

"Rachel." Panggil Arloey yang kini sudah berdiri disamping gadis itu yang masih menyampinginya.

"Terimakasih." Lanjutnya.

Gadis itu tersenyum, "Berjanjilah kalau kau akan berhasil."

Pria berambut silver itu mengangguk mantap.

"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau mengecewakanku." Seru Alfard yang kini sudah berdiri diantara keduanya.






***




Semua pun akhirnya berjalan begitu saja. Waktu berlalu begitu cepat, bahkan saat warna daun sudah mulai menguning dan berguguran semuanya masih terus berjalan tanpa bisa dihentikan.
Tak ada yang bisa mengerti dengan waktu, dan tak ada yang akan tahu jika waktu juga yang akan merubah beberapa hal. Kontradiksi yang bersahutan terus menjalankan setiap perannya.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang