"Experience sometimes doesn't always make you brave but sometimes it only scares you more."
"Pengalaman terkadang tidak selalu membuatmu berani tapi terkadang hanya membuatmu semakin takut."
Quote from drama
"Now we are breaking up"🥀🥀🥀
Paris senja itu terasa begitu syahdu gerimis membasahi sepanjang jalan menuju Kathedral Notre Dame. Rintik-rintik kecilnya masih setia membasahi jalanan yang lengang sore itu. Kilat merah yang biasa terlihat di ufuk timur tak lagi terlihat sore itu karena tertutup mendung.
Harum aroma kopi yang begitu khas langsung menyeruak masuk ke indra penciumanku saat aku memasuki salah satu coffeshop tak jauh dari areal Kathedral Notre Dame. Tujuanku satu coffelate hangat mungkin akan sedikit menghangatkan senja yang cukup dingin meski aku memakai mantel yang sudah cukup tebal. Sebenarnya aku bukan pecinta kopi tapi untuk sekarang rasanya aku menginginkannya. Di rumah Suho tak akan pernah mengijinkanku menyentuh minuman berkafein itu takut aku akan kecanduan katanya dia sudah seperti dokter saja jika sudah berurusan dengan makanan dan minumanku jadilah aku hanya bisa merasakan minum coffee saat aku di luar rumah.
Toh dia tak punya indera keenam bukan?
Tak sampai lima menit coffelate yang kupesan datang asap masih mengepul aku menghangatkan kedua telapak tanganku memeluk gelas. Meja di sudut Coffeeshop yang menghadap ke arah jalanan menjadi pilihanku. Sore ini tempat ini agak ramai memang karena sedang weekend dan suasana mendung seperti ini sangat cocok jika di temani dengan segelas minuman hangat. Sampai kurasakan sesuatu yang panas menempel di pipiku membuatku terlonjak seperti de javu aku merasa pernah mengalami ini sebelumnya seseorang menempelkan cangkir panas ke pipiku dan__,
Arloey duduk di depanku dengan muka tanpa dosanya. Aku mendengus saat melihatnya masih mengenakan kaca mata hitam dan bersidekap bersandar pada kursi dengan kaki kanan ia topang diatas kaki kirinya.
Dia ini mau melayat atau apa ?
Menyadari semua yang ia gunakan berwarna hitam kecuali sepatunya. Langit sudah mendung bahkan hujan dan pria ini semakin menambah mendung dengan pakaian serba hitamnya itu.
"Apa kau baru saja pulang dari melayat?" Tanyaku tanpa basa-basi.
Ia terlihat berfikir sejenak, "Sepertinya akan."
Jawabannya itu benar-benar tidak masuk akal tinggal jawab ya atau tidak saja kenapa harus memakai sepertinya apa ia lupa bagaimana berucap kalimat dengan baik dan benar?
Akupun tak mau ambil pusing dan memilih menyesap Coffeelateku."Rachel." Aku menatapnya tanpa meletakkan cangkirku.
"Aku tak pernah melihatmu minum Coffee." Ucapnya membuatku sebal.
"Apa salahnya ?" Aku meletakkan cangkirku dan ikut bersidekap.
Ia mengangkat kedua bahu tak mau ambil pusing sepertinya lalu melepas kaca mata hitamnya.
"Kau tak pantas menjadi pecandu kopi." Guraunya yang sama sekali tak membuatku ingin mengulum senyum.
Aku memilih kembali menjatuhkan atensiku pada luar ruangan hujan dengan intensitas besar mulai membasahi jalanan yang kini mulai sepi hanya beberapa orang yang lalu lalang.
"Alfard masuk kantor hari ini." Ungkapnya tanpa bertanya seolah ia tahu apa yang sebenarnya ada dalam otakku.
Apa dia belajar membaca pikiran ?

KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Storie d'amore"Kamu adalah kesalahan, dan tetap saja aku menyukainya." -Arloey Geraldi Rezman- "Kita tak punya pilihan lain, selain menjalaninya." -Rachelie Aphrodite Roullier- "Jika kita adalah kebenaran, maka aku akan menghilangkan semua kesalahan." -Kristano A...