"Mencintaimu adalah sebuah permainan yang tak pernah bisa aku menangkan"
"Loving you is a losing game"
🎵Arcade - Duncan Laurence
.
.
."Soulmate always has its own place even though you have people you love"
"Belahan jiwa selalu punya tempat tersendiri meski kamu memiliki orang yang kamu cintai"
-Arloey Geraldi Rezman-
🥀🥀🥀
Di kehidupan sebelumnya aku tak tahu seperti apa hubunganku dengan manusia yang mirip dengan Rachellie Aprhodite Roullier. Entahlah melihat Rachel yang terbaring di bangsal rumah sakit membuat aku ikut merasakan sakitnya juga. Kondisinya memang sudah jauh lebih baik dari kemarin namun dokter belum mengizinkannya pulang. Darren Sanch Roullier baru saja keluar dari ruang rawat Rachel saat aku sampai di depan ruangan itu. Pria tersibuk di Roullier itu terlihat begitu lelah lingkaran di sekitar matanya tercetak begitu jelas.
"Aku senang kau datang Loey, setidaknya meski pertungan kalian gagal kau masih peduli dengan Rachel." Ucapnya.
Aku tersenyum menanggapinya, "Saya sudah pernah mengatakan pada anda, Rachel tetap menjadi prioritas saya meski kita tak berakhir bersama, Daddy."
Ia mengangguk-angguk, "Aku masih berharap bisa berbesan dengan Erland."
Lagi-lagi aku hanya tersenyum, "Daddy bisa pulang, biar saya yang menemani Rachel."
"Aku tak menyangka jika putra Edward orangnya." Dapat kulihat perubahan di raut wajah pria paruh baya itu.
"Maksud Daddy?"
Ia mengangguk menerawang, "Meski mereka bukan saudara sedarah tapi__," Daddy menahan kalimatnya.
Mendorong untuk bertanya, "Daddy sudah tahu?"
Ia menyampingiku, "Aku tak percaya putriku mengalami hal yang sedemikian rumit. Dia banyak melalui masa-masa sulit dulu aku tak tahu kenapa ia bisa sekuat ini. Aku sering meninggalkannya untuk mengurus bisnis keluarga bahkan saat anak-anak diusianya masih didampingi orang tua tapi dia bisa mengatasi semuanya sendiri, dia tak pernah merengek padaku agar aku selalu disampingnya. Jujur saja, aku sebagai Daddynya sangat jarang melihatnya menangis. Tapi beberapa hari yang lalu untuk pertama kalinya aku melihatnya."
Pria itu terlihat berkaca-kaca saat menceritakannya.
"Daddy." Panggilku membuatnya menoleh kearahku.
"Ijinkan saya menjaga Rachel bahkan meski nanti kita memang tak ditakdirkan Tuhan bersama ijinkan saya menjaganya sama seperti saya menjaga diri saya sendiri."
Daddy tersenyum samar, "Kekasihmu pasti akan cemburu jika kau berkata seperti itu untuk anakku."
Aku menggeleng, "Bahkan meski saya nanti memiliki kekasih, Rachel tetap memiliki tempat tersendiri di hati saya mungkin benar, soulmate always has its own place even though you have people you love."
Pria paruh baya itu kembali tersenyum, "Emm, i trust you." Ia menepuk bahuku sebelum berlalu.
Setelah melihat pria paruh baya itu pergi akupun segera memasuki ruangan Rachel. Dapat kulihat ia sedang mengangkat panggilan akupun memilih duduk di sofa setelah ia menatapku dan tersenyum sekilas lalu melanjutkan percakapannya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE
Romansa"Kamu adalah kesalahan, dan tetap saja aku menyukainya." -Arloey Geraldi Rezman- "Kita tak punya pilihan lain, selain menjalaninya." -Rachelie Aphrodite Roullier- "Jika kita adalah kebenaran, maka aku akan menghilangkan semua kesalahan." -Kristano A...