Little Memories

61 11 8
                                    

"Memori menyedihkan akan mudah sekali diingat, daripada memori yang membuatmu tertawa."

***

"Aku tak mengerti kenapa kau mengatai Alfard seperti itu?" Ucap Rachel yang masih fokus dengan obat merah.

Arloey menghela nafasnya.

Apa harus mengatakan ini sekarang?

"Karena__," pria itu terlihat ragu untuk berucap ia menjeda kalimatnya lama.

Rachel menanti kelanjutan ucapan Arloey.

"Rachel apa kau akan percaya jika__," Arloey berpaling ia terlihat berat untuk berucap.

"Ada apa dengan Alfard?" Rachel mulai tak sabaran.

Sementara Arloey masih mengatupkan bibirnya dapat dilihat dari gesture tubuhnya pria itu sedang tidak tenang.

"Loey?" Panggil Rachel karena pria itu tiba-tiba berdiri.

"Tak perlu kau pikirkan, aku harus pulang sekarang." Pria itu berlalu namun tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh tangan mungil Rachel.

Gadis itu tak mungkin akan melepaskannya begitu saja.

"Aku tak akan membiarkanmu pergi Loey, katakan apa yang dilakukan Alfard."

Arloey memegang kedua bahu Rachel, dan menatap tepat di manik matanya.

"Loey." Mohon Rachel.

"Jangan pernah membencinya, dia hanya terlalu mencintaimu." Ia mengusap pelan bahu gadis itu sebelum berlalu.

Rachel menatap kepergian pria itu.

Sebenarnya apa yang ia sembunyikan?

Rachel menghembuskan nafas dan memilih duduk kembali ia melirik laptopnya yang masih menyala. Ia melihat flashdisk Arloey juga masih ada disana.

Rekaman cctv itu?

Tangannya tergerak untuk membuka file yang ada di dalam flashdisk itu. Entah kenapa ia merasa penasaran.

Matanya membulat saat melihat dua orang yang dikenalinya. Ia beralih pada rekaman cctv yang lain depan rumah saat sebuah mobil berhenti di depan pintu rumah itu. Kenapa ia tak asing dengan mobil itu.

Rachel menggeleng pelan dan melihat seorang wanita yang dikenalinya turun dari mobil dan berjalan sempoyongan menuju ke pintu gerbang rumah Arloey. Sebenarnya kenapa tiba-tiba Alice teman sekelasnya itu mendatangi rumah Arloey dalam keadaan mabuk.

***

Rachel melajukan mobilnya memasuki kediaman Roullier. Sekarang Minggu pagi dan ini jadwal untuk seluruh Roullier pulang ke rumah meski hari ini minus Suho karena pria itu sedang ada dinas keluar negeri.

"Kau menjadi semakin sibuk sekarang." Sindir Sean saat gadis itu melewati ruang tengah kakak keduanya itu sedang menonton tv.

Rachel yang merasa disindirpun menoleh, "Apa kau kesepian?"

"Emm, kemarilah kau tak ingin berbagi cerita denganku?" Tanya Sean sambil menepuk sofa kosong disampingnya.

Rachelpun menurut dan mendudukkan dirinya disofa yang ditepuk Sean.

"Kau harus segera memiliki kekasih, agar kau tak kesepian." Cecar Rachel sambil melipat kedua tangannya di dada.

Sean memutar bola matanya, "Apa tak ada usul lain ?"

"Sean." Pria itu menoleh.

"Segera cari kekasih dan berhenti menggangguku !"

"Aku lebih senang mengganggumu, honey." Pria itu mencium pipi adiknya kilat.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang