Planning

44 8 0
                                    

"Lakukan yang terbaik dalam versimu,
because__,
I believe in your version that is the best"

-Lay Zhang-






🥀🥀🥀

Dua minggu setelah terakhir kali Arloey dan Rachel makan di salah satu restoran Italia gadis itu sama sekali tak bisa dihubunginya. Ia sudah berusaha mencarinya ke mansion yang kini selalu sepi karena kehidupan sudah berbeda Suho lebih sering di Spanyol karena istrinya Irene masih berwarga kenegaraan Spanyol, Darren yang hanya dirumah saat minggu bahkan akhir-akhir ini saat minggupun pria itu tak terlihat di mansion, dan yang lebih mendingan hanya Sean pria itu masih konsisten sabtu minggu pulang ke mansion. Meski begitu putra kedua Roullier itu tak mengetahui kemana perginya Rachel.

Dia sempat memberikan izin Rachel untuk pergi ke Calais untuk tujuan pekerjaan kejaksaannya beberapa waktu lalu tapi hal itu sama sekali tak membantu Arloey karena jadwal Sean yang sibuk dia bahkan tak tahu apa-apa tentang misi itu. Dia hanya memberikan izin karena tahu selama ini Rachel selalu melakukan hal yang tak sampai di luar batas keamanannya sendiri. Karenanya Arloey memilih untuk mencari gadis itu tanpa melibatkan keluarga Roullier terlebih dahulu.

Seperti pagi ini tanpa basa-basi Arloey segera masuk kedalam gedung kejaksaan itu, sampai seorang resepsionis menahan langkahnya karena menerobos masuk tanpa tanda anggota.

"Maaf tuan anda tidak bisa asal masuk ke dalam jika tidak memiliki janji atau tanda anggota kejaksaan."

"Aku ingin bertemu atasanmu, Lay Zhang." Ucapnya tak sabaran.

"Monsieur Lay Zhang sedang tak bisa menerima tamu saat ini, kecuali jika anda sudah membuat janji temu dengan beliau."

Arloey menghembuskan nafas lalu menatap resepsionis itu tajam, "Aku tak butuh janji temu atau apapun aku hanya perlu bertemu dengannya sekarang, katakan Arloey Rezman menunggunya."

"Tapi..."

"Telpon saja orangnya tak usah banyak bertanya !" Potong Arloey yang membuat resepsionis itu mengalah dan beralih mengambil gagang telepon.

"Ada keributan apalagi ini?" Seru orang yang baru saja mereka bicarakan mengalihkan keduanya.

Resepsionis itu menunduk sekilas, "Maafkan saya Monsieur, pria ini memaksa ingin bertemu anda."

Lay melirik Arloey sekilas, "Mari bicara di ruanganku."

"Tapi Monsieur dia belum--" resepsionis itu menahan ucapannya saat Lay memberi isyarat dengan tangannya agar membiarkannya.

"Baik Monsieur." Ucapnya lalu menunduk sekilas.

"Katakan dimana Rachel !" Kata Arloey tanpa basa-basi saat mereka baru saja memasuki ruangan Lay Zhang.

Lay tak langsung menjawab dan memilih mendudukkan dirinya di sofa tamu ruangan itu.

"Duduklah, tak enak berbincang sambil berdiri seperti itu." Ia menunjuk sofa kosong dengan dagunya.

Tak banyak bicara Arloey langsung duduk di sofa di depan pria, "Aku tak ingin basa-basi denganmu aku hanya perlu tahu kemana kau tugaskan Rachel ?"

"Who are you? her brother? her friend? or her boyfriend?" Tanya Lay beruntun.

Arloey menghembuskan nafas jengah. Pria itu terlihat sombong dari gayanya berbicara.

"Jika kau mengaku saudaranya aku jelas tak akan mempercayainya. Dia hanya memiliki dua saudara seorang pengusaha terkaya yang saat ini sedang berada di Spanyol dan seorang Lawyer termahal di Paris, kau tak masuk opsi dari keduanya." Ucap Lay kembali.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang