21| New York

193 16 2
                                    


Suara desing Pesawat perlahan mereda, mesin-mesin yang sedari tadi bekerja keras menemui armada untuknya beristirahat. Belalai di renggangkan hingga menempel di badan pesawat, roda-roda raksasa telah berhenti dan di sangga oleh kotak pengganjal.  Terlihat dari kaca jendela pesawat para penumpang berdiri dari kursinya dan mengambil barang-barang kepunyaannya.

Dari ruangan kokpit dua pilot melepaskan alat bantu dengar berbentuk seperti headset  yang pada saat terbang di pakai sebagai alat komunikasi dengan ATC . Keduanya merapihkan seragamnya dan mengambil jasnya masing-masing, kemudian di pakainya topi pilot berwarna hitam dengan simbol burung garuda di tengahnya yang menggantung di sisi pintu.

Di ruang kabin, Vanya di sebelah pintu pesawat membuka pintu tersebut. Satu persatu penumpang turun membawa bagasinya, membawa senyumannya, membawa trip perjalanannya untuk bersenang-senang, membawa tumpukan buku di ranselnya, dan membawa buket bunga, hingga membawa bonekanya--Vanya tersenyum sambil mengucapkan selamat jalan.

Setelah semua turun dari pesawat, awak pesawat menjalankan tugasnya untuk memeriksa seluruh bagian kabin memastikan tidak ada barang-barang penumpang yang tertinggal, atau mungkin ada barang mencurigakan yang sengaja di tinggalkan. 

Penerbangan Bali-Haneda menempuh waktu tujuh jam. Jepang sedang melepaskan musim dingin, artinya sebentar lagi bunga sakura akan bermunculan. ah.. betapa cantiknya..

Penerbangan malam memang menguras kesadaran. Pukul 23.45 Pesawat lepas landas dan di sepanjang tujuh jam itulah awak pesawat bekerja. 

Pukul sepuluh pagi jepang GMT+9.

Vanya menutup semua tirai kamar, menuju tidur setelah begadang. Kalau kata bang rhoma irama begadang jangan begadang kalau tiada artinya, eh tapi Vanya gak gitu kok. 

Sudah mandi, kamar dibuat gelap seperti malam yang sengaja dimanipulasi agar tubuh bisa beristirahat. Dalam hatinya ia berdoa agar pagi ini bisa istirahat dengan nyenyak.

***

"Vanya.. aku menyukaimu sejak pertama kali kita ketemu, dan seharusnya hal ini aku katakan sebelum kejadian itu. Aku nggak ada sama sekali niat bohongin kamu. Rika itu masa lalu aku dan udah aku lupain karena kekecewaan yang gak bisa aku ceritakan" Sandy mengerutkan keningnya, khawatir Vanya tidak memercayainya. Vanya diam, pandangannya bias. Suara Sandy bedebum keras memantul berkali-kali di kepala Vanya.

Tubuh Sandy mendekat "Vanya.. aku mencintaimu..aku ingin melihat kamu terus tersenyum" tangannya meraih tangan vanya.. "ya, please, aku ingin bikin kamu bahagia" lanjutnya.

Kriiiiiing!! 

Vanya terkejut, rasanya seperti longsor. ternyata mimpi. Vanya mengarahkan kedua pandangannya ke langit-langit. Mimpi tadi menggaung meninggalkan ingatan yang nyata. Mungkin sudah saatnya melupakan Arka.

Beberapa menit kemudian Vanya bangun dari kasurnya, menuju kamar mandi, mencuci mukanya, menggosok gigi, dan bersiap keluar mencari makan.

Beberapa menit kemudian Vanya bangun dari kasurnya, menuju kamar mandi, mencuci mukanya, menggosok gigi, dan bersiap keluar mencari makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja di Minato, langitnya berwarna pastel.. begitu cantik. Vanya pergi seorang diri menuju cofee shop membeli segelas latte dan setangkap roti tuna panas sembari memandangi patung liberty, ya, liberty statue replika, aslinya ada di New York.

"smmmhh" Vanya menarik nafas dalam.

"masih aja ada bau-bau Amerika liat patung liberty" sambil menyeruput lattenya. Melupakan tidak berarti menghilangkan-bukan?.


07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

07.27 p.m Minato.

Cuaca di Tokyo malam hari semakin dingin. Tidak cukup jika hanya memakai satu lapis mantel. Perut Vanya berbunyi, ternyata ia lapar. Jika di bandingkan dengan Negara yang pernah ia kunjungi, jelas Jepang adalah pusat kuliner paling enak. Namun harus tetap berhati-hati bagi seorang muslim.

Vanya masuk kedalam mall mencari makan ke bagian food corner. Malam ini ia memilih makan chicken curry. 

Setelah mengantri, ia membawa makanannya sendiri menuju kursi kosong tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Diletakannya nampan makanan di atas meja, dan tas di sebelah kursinya. Ia merogoh tas mengambil ponsel, membuka isi pesan yang belum dibuka.

No wifi.

"Tumben banget nggak dapet wifi gratis" Vanya menggerutu sambil menyendok makanan ke mulutnya. Tangan kirinya membuka pesan masuk dari Sandy, ibu jarinya mengarahkan ke pesan-pesan lainnya.

Dari pesan yang ia baca, ia baru sadar kenapa selama ini tidak menghiraukan Sandy yang begitu mencintainya. Apakah benar hanya karena kejadian saat itu, sampai-sampai ia sengaja tidak membiarkan hatinya agar di miliki oleh Sandy. Kenapa sudah sejauh ini jika ia mengatakan agar menjauh dari kehidupannya, kenapa tidak dari awal kenal.

Maafin aku Sandy..

Pramugari Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang