8| Mekah

2.3K 90 7
                                    

This picture is about what i wish to Allah Subhanahuwata'ala.
We make steps closer to Allah, build a home in Jannah with imaan.
When i'am weak you'll always strenghten me.- Vanya.
***
Setiap jiwa yang di dalamnya beriman akan nikmat Islam–memiliki kepercayaan bahwa Allah adalah Sang Pencipta alam semesta beserta isinya dan adanya akhirat adalah tempat dimana manusia-manusia akan di kumpulkan dan di tempatkan sesuai amalan-amalannya selama hidup.
Allah adalah Sang Pemberi, Sang Penyayang, dan segala sifat yang terkandung dalam 99 asmaul husna. Keperkasaan dan Kuasa-Nya membuat manusia di muka bumi ini semata bergantung pada-Nya. Suara lirih penghambaan, mata mengalir air kerinduan dan cinta, telah mengantarkan hamba-Nya mampu menempuh ribuan kilometer, bahkan menabung berpuluh tahun untuk bertatap wajah dengan yang di rindukan-Nya, Allah azza wa jalla.

 Suara lirih penghambaan, mata mengalir air kerinduan dan cinta, telah mengantarkan hamba-Nya mampu menempuh ribuan kilometer, bahkan menabung berpuluh tahun untuk bertatap wajah dengan yang di rindukan-Nya, Allah azza wa jalla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Semua berkumpul dengan tujuan yang sama yaitu, mencecapi kebaikan, di hapuskannya segala dosa-dosa, dan mencari Ridha Allah ta'ala.
***


"Vanya, kita berangkat umroh jam 00 ya?" tanya Ana, teman satu angkatannya,


      "Iya, Na" Vanya menjawab singkat–menyentuh layar ponselnya melakukan panggilan keluar untuk kesekian kalinya.


      "Van, lo nelponin siapa?"


      "nelponin rumah, gak di angkat-angkat nih." duh, Vanya panik, segera mencari nomor Sandy–Vanya menekan tombol speaker. Nada sambung terdengar, beberapa menit berlalu tidak ada jawaban juga dari Sandy.


      "Kenapa pada nggak di angkat-angkat ya telponnya? aku kawatir sama Ibu, An." Vanya kembali menelpon rumah.


      "Di rumah udah ada yang jagain Ibu memangnya?"


      "udah, Na, aku minta tolong sepupuku sementara tinggal di rumah, jagain ibu, selama dia libur semester."


      "Sepupu yang mana?" tanya Ana sambil mengeluarkan baju ihrom dan buku panduan umroh dari kopernya.


      "anak adiknya Ibu, si Salsa." Lagi, Vanya berusaha menghubungi Sandy.


      "O—"


      "Halo—" belum Ana selesai menanggapi omongan Vanya, Sandy sudah mengangkat telpon dari Vanya.


     "Sandy! aduuh.. kamu kemana aja??? aku telponin kok gak di angkat-angkat? aku tadi abis telpon rumah tapi gak ada yang angkat juga." Suara Vanya meluap.


      "iya, sayang, maaf, yah? tadi lagi meeting." Suara Sandy lembut, ia memasang senyum di wajahnya ketika membayangkan suara Vanya yang menekan– khawatir.


     "Iya." suara Vanya datar, sedikit kesal. Tapi kenapa jadi kesal sama Sandy? toh dia lagi meeting.


      "Ibu gimana, ndy? udah kerumah? Salsa gak angkat telpon rumah, ponselnya juga di hubungi gak ada jawaban." keluh Vanya.


      "kayaknya dirumah udah pada tidur, jam 10 kan di Jakarta, tadi sore aku udah kerumah, kok. Ibu baik-baik juga, Salsa pinter jaga Ibu." Jawab Sandy menenangkan.

Pramugari Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang