[ 1 ]

461 48 60
                                    

Hari ini Sol A menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat,ia pun tidak menyangka akan hal tersebut. Karena mempunyai waktu luang,Sol A memutuskan untuk pulang ke apartemen terlebih dahulu dan membuatkan bekal untuk suaminya.

Baru saja Sol A membuka pintu apartemen,ia sudah dikagetkan dengan bunyi dari ponselnya.

Tidak mau waktunya terbuang sia - sia,Sol A segera masuk dan mengeluarkan bahan masak yang ia perlukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak mau waktunya terbuang sia - sia,Sol A segera masuk dan mengeluarkan bahan masak yang ia perlukan. Di dapur sudah mulai berisik karena suara dari alat masak yang bergerak kesana kemari,selesai memasak Sol A langsung menata makanan tersebut ke dalam wadah dan menutupnya rapat - rapat.

Kini dirinya sudah berada di lobby Universitas Hankuk. Dulu ia sering sekali mondar - mandir disini hanya untuk mempelajari materi dari Profesornya yang kini menjadi pasangan hidup selamanya.

Segera ia melangkahkan kakinya menuju ruangan Jong Hoon dan mengetuk pintunya sebelum masuk. Baru sampai ketukan kedua,pintu sudah terbuka duluan karena ada mahasiswi yang keluar dari dalam sana.

Sol A memperhatikan gaya pakaian mahasiswi itu dari atas sampai bawah,melemparkan tatapan sinis dan dibalas oleh mahasiswi tersebut.

"Ada apa ya kak? Matanya bisa biasa aja gak?" tanya gadis tersebut kepada Sol A.

"Kamu bisa sopan gak? Lagi pula mata diciptakan untuk melihat,bukan?" jawabnya sedikit sinis.

Jong Hoon sadar bahwa gadisnya sedang cemburu dan ia tidak mau mendengar keributan di depan ruangannya. Maka dari itu ia bangkit berdiri dan menghampiri Sol A yang masih beradu mulut dengan mahasiswi tersebut.

"Kalau mau ribut di luar saja,jangan di depan ruangan saya. Sudah sana kamu pergi,Kang Sol A silahkan masuk.." ucap Jong Hoon sembari menarik lengan gadis tersebut dan menutup pintu.

"Nih bekalnya" kata Sol A seraya menaruh makanan tersebut diatas meja.

"Kok gak dibukain? Biasanya langsung ditata dengan rapi tuh di meja"

"Minta bukain aja sana sama cewek tadi! Biar kenyang secara jasmani dan nafsu!"

"Oh boleh memangnya?"

"YA!! Yang Jong Hoon! Awas ya kalau nanti malam berani tidur di kamar!"

Jong Hoon hanya tertawa lepas melihat gadisnya sedang cemburu. Ia pun menghampiri Sol A dan memangku tubuhnya yang sedikit berat itu.

Tangannya mengelus rambutnya secara perlahan,memperhatikan manik matanya yang berwarna coklat gelap dan mengusap bibirnya dengan pelan.

"Tadi itu hanya mahasiswi yang sedang bimbingan" ujar Jong Hoon dengan jujur.

"Masa di jam makan siang? Terus gak salah tuh pakaiannya?" ucap Sol A yang masih tidak terima melihat kekasihnya hanya berduaan dengan mahasiswi lain.

"Kamu cemburu?" sebuah pertanyaan bodoh yang dilemparkan Jong Hoon berhasil membuat pipi Sol A sedikit merah.

"Ga—Gak kok! Kata siapa?"

"Jawab dengan jujur,Sol.."

"Kalau aku bilang tidak ya tidak,sudah ayo makan"

"Ya sudah,besok aku ada bimbingan lagi sama dia sampai malam mungkin. Kamu tidur duluan aja"

Reflek Sol A melempar kan satu botol air ke kepala Jong Hoon karena ucapannya barusan. Pria itu sedikit kaget dan meringis kesakitan,bisa dibilang kalau masalah lempar - melempar Sol A sangat handal.

Mereka makan dengan tenang sampai habis. Sol A membereskan tempat makan tersebut dan bersiap untuk pergi. Namun lengannya ditahan oleh Jong Hoon sebelum ia berhasil meninggalkan ruangan itu.

Dengan malas ia menoleh kepada suaminya dan siapa sangka Jong Hoon sedang menatapnya dengan tajam.

"Apa? Aku harus kembali bekerja" ucap Sol A.

"Masih marah? Maaf.." ujar Jong Hoon malu - malu.

"Permintaan maaf akan diterima bila Profesor membawakan aku—" ucapan Sol A dipotong terlebih dahulu olehnya.

"Segelas latte dingin dan kue coklat,apakah ada yang lain Tuan Putri?" tanya Jong Hoon disertai senyumannya.

"Woah,daebak! Bagaimana Profesor bisa tahu?"

"Apa yang tidak aku ketahui tentang mu? Bahkan sampai ukuran pakaian dalam mu pun aku tahu"

"Dasar mesum! Sudah,aku berangkat dulu" ujar Sol A seraya meraih gagang pintu.

Langkahnya kembali berhenti karena Jong Hoon menarik tangannya. Sol A menoleh dengan tatapan kesal karena dari tadi jalannya dihalangi terus menerus.

"Kenapa sih? Makanya kalau bicara itu yang lengkap,jangan setengah - setengah!" ucap Sol A sedikit kesal.

"Kiss-nya mana?" pinta Jong Hoon.

"Aigoo.. Kenapa nasib hamba berat sekali ya Tuhan.." keluh Sol A dan memberikan kecupan kilat kepada suaminya yang sedikit mesum ini.

Barulah setelah itu Jong Hoon melepaskan tangannya dan membiarkan gadisnya pergi berangkat kerja.


-- -- -- --

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang