[3]

328 54 43
                                    


Kang Sol A POV: 


Akhir - akhir ini pekerjaan ku sedikit sekali. Entah aku yang terlalu cepat menyelesaikannya atau memang pengacara Park sengaja menguranginya.

Maka dari itu,hari ini aku akan bertanya kepadanya. Sebelum berangkat ke kantor,Profesor memanggil nama ku sesaat.

"Kang Sol A!" panggilnya dari sofa.

Aku menoleh dan menunggu ucapan selanjutnya yang keluar dari mulutnya itu.

"Lupa sesuatu?" tanyanya memastikan bahwa ada yang aku lupakan.

"Apa? Aku rasa semua sudah lengkap" jawabku mantap.

"Obat mu belum diminum sama sekali,cepat minum"

"Oh iya aku lupa! Untung saja kamu ingatkan"

"Dasar pikun,bagaimana bisa kamu hidup tanpa ku?"

"Gampang kok. Tinggal cari pria lain saja untuk mengingatkan aku"

"Yaa! Kang Sol!"

"Haha aku hanya bercanda,sudah ya aku berangkat dulu"

"Hmm,hati - hati di jalan"

Setelah itu aku membuka pintu dan pergi meninggalkan apartemen.

Kantor masih sepi,mungkin aku datang terlalu cepat. Aku membuka beberapa dokumen yang harus dikerjakan hari ini.

Matahari sedang bersembunyi dibalik awan,artinya hari ini akan hujan. Sialnya aku tidak membawa payung lalu bagaimana caranya aku membeli makanan diluar?

Aku keluar dari ruangan dan menghampiri pengacara Park yang sedang duduk santai. Ku ketuk pintu terlebih dahulu agar terlihat sopan.

"Masuk" ucapnya setelah ketukan ke sepuluh.

"Lama sekali memberi izin untuk masuk" ucapku kepadanya lalu duduk di sofa.

"Suka - suka dong. Ada perlu apa?" tanyanya tak suka namun tetap memberikan aku segelas teh hangat.

"Boleh pinjam payung sebentar?"

"Untuk? Memangnya kau tidak bawa?"

"Kalau bawa mana mungkin aku kesini? Cepat berikan payungmu! Aku sudah mulai kelaparan"

"Sedang dipakai oleh karyawan lain,tunggu di lobby saja. Sebentar lagi ia sampai kok"

"Aish.. Tidak ada payung lagi memangnya?"

"Menurutmu? Aku seorang pengacara bukan ojek payung! Sudah sana pergi"

Mendengar jawabannya saja sudah membuat aku kesal,apalagi berlama - lama di ruangannya. Namun aku teringat sesuatu,tujuanku kesini bukan hanya untuk meminjam payung melainkan bertanya mengenai pekerjaanku.

Kubatalkan niat awal untuk meninggalkan ruangan tersebut dan kembali duduk di sofanya. Park Geun Tae melihatku dengan tatapan bingung.

"Pasti ada yang mau kau bicarakan" tebaknya sangat benar.

"Kenapa akhir - akhir ini pekerjaanku sedikit sekali?" Tanyaku kepadanya.

Terlihat dengan jelas bahwa Park Geun Tae enggan menjawab pertanyaan tersebut. Ia tidak pandai berbohong sama sekali,makanya aku menatap wajahnya lebih dalam agar ia mau jawab dengan jujur.

"Itu hanya perasaanmu saja kurasa" Jawabnya enteng.

"Bohong. Aku mendengar perbincangan mu dengan karyawan lain,mereka mengeluh kenapa pekerjaan ku diberikan kepada mereka"

"Huft.. Baiklah. Aku disuruh oleh Profesor Yang untuk mengurangi pekerjaanmu,beliau tidak mau kamu kelelahan seperti waktu itu"

Pasti ini semua karena arahan dokter waktu itu,di rumah pun Profesor melarang aku untuk melakukan pekerjaan yang berat. Rasanya seperti sedang hamil 9 bulan saja.

Setelah puas mendapatkan jawaban atas pertanyaanku selama ini,aku pamit meninggalkan ruangannya. Ku dengar dari dalam ia sempat berteriak sedikit.

"YA!! Kang Sol A! Apakah sulit mengucapkan terima kasih?!" Teriaknya dari dalam dan aku hanya membalasnya dengan jari tengah.

Sepertinya semesta sedang berpihak kepadaku hari ini,buktinya hujan diluar tidak terlalu deras. Karena restoran yang aku inginkan tidak terlalu jauh,maka aku menerobos hujan begitu saja.

Saat sedang berjalan aku merasakan ada yang menarik kerah bajuku. Seketika aku menoleh dan sedikit kaget karena pria disampingku saat ini adalah Jong Hoon.

"Sengaja cari penyakit?" tanyanya yang kini sudah satu payung bersama ku.

"Jarak restorannya kan dekat dan hujannya juga tidak terlalu deras" jawabku beralasan.

"Justru hujan seperti ini yang bikin sakit"

"Maaf.. Profesor mau makan disini juga?"

"Tidak,tadi aku mau menghampirimu untuk memberikan payung. Hari ini akan hujan dan seperti biasa kamu lupa membawa payung"

"Oh.. Kenapa tidak telepon?"

"Hemat pulsa"

"Cih alasan,bilang saja mau ketemu aku ya kan?"

Profesor tidak menjawab,ia hanya terkekeh dan menggenggam tanganku. Hangat sekali rasanya,kalau bisa aku tidak akan pernah melepas genggaman ini.

Aku memesan beberapa porsi makanan cukup banyak dan setelah jadi langsung diambil oleh Profesor. Ia tidak mengizinkan aku untuk membawa plastik berisi makanan tersebut,padahal itu tidak berat.

"Profesor.." Aku memanggilnya dengan pelan.

"Hmm? Mau beli makanan lagi?" Tanyanya lalu berhenti di tengah jalan,memperhatikan sekitar barangkali ada makanan yang aku suka.

"Bukan.. Aku mau nanya boleh?" Kali ini giliranku yang menarik tangannya untuk kembali berjalan bersama.

"Tanya saja"

"Kenapa Profesor meminta kepada pengacara Park untuk mengurangi pekerjaanku?"

Ia tidak menjawab,hanya diam sambil menggenggam tanganku. Matanya masih menatap lurus jalanan yang basah karena air hujan.

"Katanya boleh tanya,tapi malah gak dijawab" Sindirku kepadanya.

"Aku hanya mengikuti arahan dokter waktu itu" Akhirnya ia menjawab,tapi aku tahu bahwa belum sepenuhnya ini jawaban jujur.

"Jangan bohong,kita sudah sama - sama berjanji untuk saling jujur"

"Kenapa kamu tiba - tiba bertanya hal itu? Bukan kah jawabannya sudah jelas?"

"Iya tapi kenapa harus sampai segitunya?"

"Supaya kamu tidak sakit lagi seperti waktu itu,aku tidak bisa merasakan sakitnya. Jadi lebih baik aku berusaha melindungi kamu dari rasa sakit itu daripada melihatmu mengeluh kesakitan"

Aku terpana mendengar jawabannya barusan,rasanya seperti sedang melayang diatas awan. Simple namun bisa membuat hati berdetak tidak karuan. Dari situ aku memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan kembali melanjutkan perjalanan ke kantor.


-- -- -- --  

Jangan lupa vote & komen ya. 

Ini udah kesekian kalinya aku bilang dan gak akan pernah cape,jadiii tolong kerja samanya dong :(

Kalau hari ini votenya nyampe 40/50 langsung aku update chapter selanjutnya. 

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang