Jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi,dari luar kamar Jong Hoon mendengarkan suara istrinya yang sedang bernyanyi.
Sepertinya suasana hati Sol A sedang baik hari ini,jarang sekali melihat ia bangun pagi dan langsung memasak.
Jong Hoon keluar dari kamar dan mendapati gadisnya yang masih sibuk dengan alat masaknya. Ia menghampiri gadis tersebut dan melingkarkan tangannya yang kekar itu ke pinggulnya yang mungil.
Tak lupa ia memberikan kecupan - kecupan manis di kepalanya,lalu perlahan menurun ke pipinya dan berakhir di lehernya. Bukannya berhenti,Jong Hoon malah melanjutkan aksinya.
Perlahan namun pasti ia menggerakan salah satu tangannya untuk masuk ke dalam celana short Sol A. Berusaha melepaskannya secara perlahan agar bisa lebih leluasa menyentuh area sensitif gadis tersebut.
"Engh.. Profesor.. Ja—Jangan.." ujar Sol A seraya menahan beberapa jari Jong Hoon.
"Sssh.. Matikan kompornya,mau lanjut disini atau di kamar saja?" tanya Jong Hoon pelan.
"A—Aku se—" belum selesai Sol A berbicara,bibirnya sudah terisi. Tubuhnya yang tadi membelakangi Jong Hoon kini sudah berputar arah.
Sol A mengakui bahwa suaminya ini adalah pria yang handal dalam hal berhubungan. Ia dapat merasakan beberapa sentuhan kecil yang berhasil membuatnya terangsang.
Yang bisa dilakukan Sol A saat ini hanyalah mengeluarkan suara sambil mengelus perlahan rambut pria tersebut.
Baru saja Jong Hoon ingin melepaskan celananya,Sol A segera menghalangi aksi pria tersebut.
"Sol! Kenapa ditahan?" tanya Jong Hoon.
"Aku sedang datang bulan.." jawab Sol A sambil menunduk.
"Apa?! Memangnya tidak boleh kalau sedang datang bulan? Kan sudah suami istri juga" ucapnya tak terima.
"Maaf.. Selesaikan sendiri dulu ya?"
"Bagaimana caranya? Sudah tegang begini! Ya sudah lah.."
Terpancar ekspresi kecewa dari wajah Jong Hoon,mau tidak mau ia harus ke toilet dan kembali menidurkan juniornya ini.
***
Karena kejadian tadi,Jong Hoon masih sedikit kecewa. Namun disatu sisi ia tidak mau menyakiti Sol A juga. Akhirnya ia terpaksa mengalah untuk kali ini saja.
Ia melihat Sol A sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen. Hampir setiap hari gadisnya selalu berkutik dengan kertas.
Kalau ada waktu senggang,pasti ia gunakan untuk berbincang atau bertemu dengan kliennya. Sebenarnya Jong Hoon sedikit tidak rela melihat gadisnya harus bekerja keras seperti itu.
"Ahh.. Perutku.." ucap Sol A sedikit kesakitan seraya memegang perutnya.
Jong Hoon menghampirinya dengan sedikit gelisah.
"Kamu tidak apa - apa? Istirahat dulu sebentar ya?" ujar Jong Hoon sedikit khawatir.
"Hanya kram sedikit,boleh minta tolong ambilkan sebotol air hangat?" pinta Sol A.
Wajahnya sangat pucat,keringat juga mengalir dengan deras. Jong Hoon merasa ada yang tidak beres dengan keluhan datang bulannya kali ini.
Ia mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar agar lebih nyaman. Tak lupa ia menyiapkan sebotol air hangat dan juga beberapa makanan manis.
"Maaf ya sayang.." ujar Jong Hoon kepadanya.
"Untuk?" tanya Sol A sedikit bingung.
"Karena aku tidak bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini.. Kamu yakin kita tidak perlu ke dokter?"
Sol A hanya terkekeh pelan mendengar ucapan suaminya barusan. Tapi senyum itu tidak bertahan lama karena matanya langsung tertutup rapat.
"Mungkin dia sangat lelah hari ini.." batin Jong Hoon.
Karena tidak mau mengganggu tidurnya,ia meninggalkan Sol A sendirian di kamar tidur dan kembali membereskan apartemen serta mengecek beberapa tugas kuliah.
Pintu kamar terbuka menandakan bahwa gadisnya itu sudah terbangun. Wajahnya masih sedikit pucat,ia keluar karena haus.
Tenaganya belum terkumpul penuh hingga ia tidak sengaja menjatuhkan gelas ke lantai dan membuat Jong Hoon terbangun dari tidurnya.
"Sol! Jangan bergerak,biar aku yang bersihkan" perintah Jong Hoon sembari mengangkat tubuh nya dan membawa ke sofa.
"Wajahmu pucat sekali.. Kita ke dokter saja ya?" ucap Jong Hoon sedikit khawatir.
"Tidak perlu.." jawab Sol A lemas.
"Tunggu aku selesai membersihkan ini semua baru sehabis itu kita ke rumah sakit"
Sol A hanya terdiam dan menunggu suaminya selesai membersihkan serpihan gelas pecah tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama,ia sudah selesai dan segera mengajak Sol A untuk ke rumah sakit.
Sesampainya disana mereka menuju ke dokter kandungan. Awalnya Sol A bersikeras bahwa dirinya tidak apa - apa namun Jong Hoon semakin curiga mengapa ia tidak mau ke rumah sakit.
"Atas nama Kang Sol A?" tanya salah satu perawat disana.
Mereka berdua berdiri dan memasuki ruangan tersebut. Dokter menyapa mereka dengan baik dan menanyakan keluhan apa yang terjadi.
Setelah menjelaskan secara rinci,dokter melakukan tes singkat dan melemparkan beberapa pertanyaan ke Sol A.
"Apakah akhir - akhir ini haid anda teratur?" tanya dokter itu kepada Sol A.
"Kadang iya kadang tidak dok" jawab Sol A.
"Hmm.. Kalau hubungan badan? Rutin kah?"
Tampaknya Sol A sedikit malu - malu menjawab pertanyaan tersebut,secara ini baru pertama kali untuknya. Jong Hoon pun sadar akan hal itu,maka ia menggantikan Sol A untuk menjawab pertanyaan barusan.
"Rutin dok,ada apa? Apakah perlu ditambah?" tanya Jong Hoon penuh semangat.
Mendengarnya saja sudah membuat Sol A malu dan kesal,ia hanya bisa mencubit lengan suaminya tersebut.
"Haha sayangnya untuk minggu ini jangan terlalu sering ya?" ucap dokter tersebut.
Entah ini hal bahagia yang bisa dirasakan oleh Sol A atau hal buruk bagi Jong Hoon. Rasanya ia tidak terima dan ingin protes,tapi dokter memotong pikirannya terlebih dahulu.
"Sepertinya istri anda kelelahan lalu ia menanggung pikiran yang sedikit berat. Saya sarankan untuk istirahat seminggu ini,tidak perlu melakukan hal yang membuat stress" tutur dokter tersebut sambil menuliskan resep obat.
"Dan kalau bisa jangan terlalu sering berhubungan dulu,kasihan istrinya nanti.." lanjut dokter seraya tersenyum.
Ada rasa kecewa ketika mendengar ucapan barusan,namun Jong Hoon sadar ini juga demi kebaikan serta kesehatan istrinya.
"Hanya seminggu.. Aku pasti bisa menahan diri!" batin Jong Hoon.
-- -- -- --
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif [ Law School ]
Fanfic[ Sequel Cinta Terlarang ] ''Pakai baju yang biasa saja'' "Jangan foto bersama pria lain" Setiap hari dilarang ini itu sama suami sendiri,lantas harus bagaimana? [ Mohon membaca Cinta Terlarang terlebih dahulu sebelum membaca ini ]