Jadwal menjenguk hari ini sudah selesai, artinya Sol A harus kembali ke rumah sesuai janjinya dengan Jong Hoon. Ia terbangun karena merasakan pipinya ditepuk berkali - kali, ketika sadar segera ia memarahi Almero yang sedang menatapnya dengan wajah tak bersalah.
"Kau punya mulut kan?" tanyanya sedikit kesal.
"Tentu saja, mau mencobanya?" jawab Almero jahil.
"YAA! Kim Almero!" teriak Sol A dengan tangannya yang sudah siap mencubit pinggang pria itu.
"Hahaha.. Bercanda oke? Ampun!!" ucapnya karena tidak kuasa menahan geli yang diberikan oleh sahabatnya.
Mereka berdua terlalu asik bercanda sampai tidak sadar akan kehadiran Jong Hoon dan Jung Hwan yang memperhatikan keduanya. Tentu saja hatinya sedikit panas melihat gadisnya sedang tertawa dengan pria lain.
"Katanya sakit kenapa bisa tertawa puas?" tanya Jong Hoon yang langsung mendapatkan tatapan takut dari keduanya.
"Kau sih! Sudah aku bilang jangan bercanda, habis nasib kita sebentar lagi" bisik Almero pada Sol A yang tak kalah takut.
Sol A segera melepaskan tangannya dari pinggang Almero dan berjalan menghampiri suami serta anaknya. Ia hanya bisa memberikan senyum lebar sebelum nanti dimarahi habis - habisan.
"Jung Hwan, ayo keluar sayang sarapan dulu" ajaknya pada Jung Hwan, ia sengaja menggunakan anaknya itu sebagai alasan untuk kabur dari pandangan harimau yang menyeramkan.
"Tapi aku sudah sarapan sama papa tadi.." jawabnya sangat polos.
"Benarkah? Ah tiba - tiba saja mama ingin sarapan dengan kamu. Rasanya kita sudah lama tidak sarapan bersama"
"Tapi kan—" ucapannya terpotong karena Sol A langsung menggendongnya keluar sambil berkata "Tidak ada tapi - tapi, ayo sebelum mama ditangkap sama harimau" lalu membuka pintu kamar dan pergi keluar menuju kantin di rumah sakit.
***
Kini tersisa dua pria yang saling terdiam, yang satu sedang memikirkan alasan apa yang bisa ia gunakan untuk menjelaskan kejadian tadi. Dan yang satu lagi sedang menunggu alasan yang masuk akal.
"Kau tidak pernah menaruh perasaan kepada istriku kan?" tanya Jong Hoon seraya menghampirinya dan duduk disampingnya.
"Tidak lah! Kepikiran untuk menciumnya saja langsung terbayang wajahmu yang menyeramkan itu" jawab Almero.
"YAA! Jaga bicaramu, jadi apakah kau akan menjalankan operasi?"
"Iya tapi tidak disini"
"Dimana? Siapa yang akan menemanimu selama masa pemulihan?"
Almero tersenyum sebentar padanya, ia tidak menyangka seorang pria dingin serta tidak memiliki ekspresi wajah mengkhawatirkan dirinya.
"Sendiri, atau mungkin bersama keluargaku disana" jawabnya tenang.
"Hmm begitu, kapan berangkat?" tanya Jong Hoon.
"Hari ini, tolong jangan beritahu Sol A tentang hal ini"
"Kenapa?"
"Dia pasti akan lebih cerewet dari padamu, jadi buatlah alasan yang bisa dimengerti hingga dia tidak curiga sama sekali"
Jong Hoon mengangguk sambil berpikir alasan apa yang harus ia gunakan nanti.
"Jaga dia baik - baik ya, Jung Hwan juga. Aku titip mereka berdua" ucap Almero.
Aneh sekali, rasanya seperti akan berpisah untuk waktu yang begitu lama. Jong Hoon menoleh ke arahnya sebentar lalu bertanya "Apakah kau tidak akan kembali lagi kesini?"
"Iya, lebih baik begitu" jawabnya dengan nada sendu.
"Boleh aku tahu alasannya?"
"Pada dasarnya aku memang tinggal disana, aku datang kemari hanya untuk meminta bantuan padanya dalam menyelesaikan kasus. Keadaan harus kembali seperti semula, bukan begitu?"
Keadaan menjadi hening, Jong Hoon sebenarnya setuju dengan ucapan pria itu barusan. Justru ia merasa sedikit lega karena Sol A tidak lagi dekat dengan pria lain selain dirinya ini, tapi ia juga merasa kehilangan salah satu rekan kerjanya.
***
Meja makan yang seharusnya berisi canda tawa atau cerita, kini hanya diisi dengan tatapan tajam dari Sol A pada Jung Hwan. Sementara Jong Hoon hanya bisa tersenyum memandang keduanya.
"Kamu tahu kan kalau kamu itu tidak pandai berbohong?" tanya Sol A pada anak satu - satunya itu.
Anak kecil itu tidak mau menjawab, ia terlalu takut ketika ibunya sedang marah. Apalagi ini adalah kesalahannya, ia berharap ayahnya akan membantu sedikit saja. Jung Hwan menoleh sebentar ke arah Jong Hoon sambil memberikan tatapan "Tolong aku papa.."
"Sudah - sudah, ayo kita makan dulu nanti keburu dingin lho" ujar Jong Hoon seraya berusaha menyuapi Sol A agar tidak marah - marah lagi.
"Gak gitu caranya, Prof! Dia harus belajar mengakui kesalahannya sendiri" cekat Sol A yang masih tidak terima.
Jong Hoon sedikit kaget karena sudah dua kali istrinya ini membentaknya, ia ingin sekali marah tapi tidak enak jika ribut di depan Jung Hwan. Maka dari itu ia menahan amarahnya dengan memberikan senyum paling termanis sambil mengelus kepala Sol A perlahan.
"Jangan marah - marah terus dong" ucapnya sambil tersenyum, walau dalam hatinya sudah kesal sekali.
"Yang Jung Hwan! Jawab atau kamu tidak boleh bermain games selama seminggu? Kamu juga prof, kalau terus ngebela dia aku sita semua puzzle kamu ya?!"
Ayah dan anak itu terdiam serta saling pandang, pasalnya kalau sang ibu sudah berbicara seperti itu rasanya seperti akhir dari kehidupan. Seperti memiliki ikatan batin, keduanya mengangguk pelan dan memberikan jawaban untuk kesejahteraan hidup mereka.
"Maaf mama.. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi" ujar Jung Hwan sambil menghampiri Sol A lalu memeluknya.
"Apa yang membuat mama harus percaya dengan omonganmu?" tanya Sol A memastikan kembali agar ia tidak tertipu.
"Janji kelingking! Ya ya? Jangan marah lagi ya, mama??" jawabnya seraya memasang wajah memelas, biasanya Sol A akan luluh ketika melihatnya.
Dan dugaan Jung Hwan benar, ia langsung menghela nafas serta memeluk anaknya. Itu pertanda bahwa Sol A sudah memaafkannya. Tak mau kalah juga, Jong Hoon segera mendekatkan kursinya ke arah mereka berdua dan ikut memeluknya.
"Aku juga janji kelingking deh, maafin kita berdua ya sayang?" kata Jong Hoon tak lupa mengecup kening istrinya.
"Hmm dasar, kalian sudah janjian ya?" ucap Sol A sedikit curiga.
"Tidak kok! Ini memang murni ide kami masing - masing, ya kan Jung Hwan?" jawab Jong Hoon sambil mengedipkan satu matanya.
"Iya papa benar!" tambah Jung Hwan lalu mengedipkan matanya juga.
"Ya sudah ayo makan, jangan pelukan terus"
"Nanti lanjut di kamar aja ya pelukannya?"
"YAA! Yang Jong Hoon! Liat kondisi dong!!"
Jong Hoon hanya tertawa lalu mencium pipi Sol A sebentar dan kembali makan.
—————————————————
Duh gemes banget gak sih mereka berdua?
Ya maksudnya Sol A sama Almero hehe.
Boongin. #YangSolTetapDiHati
#WalaupunHatiDiaBukanUntukKuUdah siap buat ucapin selamat tinggal untuk Almero?
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif [ Law School ]
Fanfiction[ Sequel Cinta Terlarang ] ''Pakai baju yang biasa saja'' "Jangan foto bersama pria lain" Setiap hari dilarang ini itu sama suami sendiri,lantas harus bagaimana? [ Mohon membaca Cinta Terlarang terlebih dahulu sebelum membaca ini ]