[16]

207 35 37
                                    

Author POV


3 Minggu kemudian.

"Selamat pagi,sayang.." ucap Jong Hoon lalu memberikan morning kiss kepada istrinya.

"Hmm.." jawab Sol A yang tak menggubris ucapan suaminya sama sekali,ia lebih memilih melanjutkan tidurnya itu.

Jong Hoon beranjak dari ranjang yang besar itu dan berjalan menuju kamar mandi untuk mempersiapkan dirinya sebelum berangkat mengajar. 20 menit kemudian pintu kamar mandi terbuka menandakan ia sudah siap.

Tercium wangi masakan dari luar kamar,Sol A sudah memasak sedari tadi. Dirinya masih sibuk menyiapkan makanan sampai tidak sadar jam sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi yang artinya sebentar lagi ia harus berangkat ke kantor.

"Hari ini libur?" tanya Jong Hoon seraya duduk di ruang makan.

"Tidak,sekarang masih jam tujuh kan?" ucap Sol A santai.

"Kamu masih mengantuk? Ini sudah mau pukul sembilan pagi"

"Huh? Ya ampun aku bisa telat! Kamu kok gak ingetin sih mas?!"

"Maaf.. Mulai besok aku ingetin,udah sana mandi biar aku saja yang lanjut masak" ujarnya sembari mengambil alih kegiatan di dapur.

Sol A segera melarikan dirinya ke dalam kamar untuk bersiap - siap,sementara Jong Hoon hanya tersenyum kecil melihat istrinya kewalahan sendiri. Sekitar 15 menit kemudian Sol A keluar dengan pakaian yang sudah rapih.

Tiba - tiba tubuhnya merasa mual,entah karena bau dari makanannya atau parfum yang Jong Hoon kenakan. Menyadari ada yang aneh dengan tingkah laku istrinya barusan,Jong Hoon menghampirinya dan memegang tangannya.

"Kenapa? Wajahmu pucat sekali hari ini, tidak usah ke kantor ya?" ujar Jong Hoon padanya.

"Lepas jasmu.. Kalau bisa ganti yang baru" jawabnya dengan tangan sedikit gemetar.

Jong Hoon melepas jasnya dan membawanya ke keranjang baju kotor,setelah itu ia menghampiri Sol A dengan segelas air hangat. Ia mengusap punggungnya secara perlahan serta memijat bahunya.

"Efek datang bulan? Seharusnya 5 hari lagi sih,kok sudah mulai dari sekarang?" Jong Hoon kembali bertanya,padahal Sol A sedang menahan rasa mualnya.

"Buk—" kalimatnya terpotong karena Sol A langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya itu.

Sepertinya hari ini ia tidak bisa berangkat ke kantor,entah makanan apa yang semalam dimakan sampai menyebabkan tubuhnya seperti ini. Jong Hoon masih setia menunggu diluar kamar mandi,ia memutuskan untuk tidak berangkat ke kampus hari ini.

"Mas.." panggil Sol A sedikit lirih dari dalam kamar mandi.

"Apa sayang? Aku boleh masuk?" tanyanya berhati - hati.

"Boleh.." jawabnya pelan dan Jong Hoon segera masuk lalu menghampiri istrinya yang sedang terduduk di atas kloset.

Keringat dingin bercucuran di dahinya,bibirnya pun sedikit pucat. Ia menggendong Sol A dan membawanya ke dalam kamar.

"Kamu beneran gak mau ke rumah sakit?" Jong Hoon sangat berharap kali ini istrinya hamil.

"Pusing.." kalimat selanjutnya yang keluar dari mulutnya semakin membuat Jong Hoon khawatir, tidak perlu berlama - lama ia langsung menggendong tubuh istrinya itu dan membawanya ke rumah sakit terdekat.


***


Dokter baru saja selesai memeriksa janin Sol A, wajahnya menampilkan raut bahagia sementara Jong Hoon sedikit khawatir. Ia takut sekali istrinya sakit atau hal lainnya,saking fokusnya ia sampai tidak sadar sudah dipanggil berkali - kali.

"Mas.." panggil Sol A pelan sambil menyentuh lengannya,membuat Jong Hoon menoleh ke arahnya.

"Huh? Bagaimana keadaan istri saya dok? Dia baik - baik saja kan?" semua pertanyaan keluar dari mulutnya itu, membuat sang dokter tertawa pelan.

"Kondisi janin baik - baik saja kok, mungkin karena sekarang sudah memasuki usia 7 minggu makanya tadi sempat mual sedikit ya?" tanya dokter itu kepada Sol A dan dibalas dengan anggukan kecil.

"Janin? Maksudnya istri saya hamil dok?" pertanyaan aneh yang keluar dari mulutnya berhasil membuat dokter dan suster disana menatap dirinya kebingungan.

"Sudah mau 7 minggu dan anda baru tahu?"

Jong Hoon terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa karena istrinya tidak memberikan informasi sama sekali. Sol A menoleh ke arahnya dan menggenggam tangan nya, lalu tersenyum kecil.

"Saya baru saja pulang dari luar negeri dok, makanya baru sempat mau kasih tahu hari ini" ucap Sol A.

"Aduh pasangan muda memang suka kasih kejutan ya? Haha ya sudah kalau begitu, dijaga baik - baik ya ini istrinya pak" kata dokter tersebut sebelum menutup pertemuan mereka.


***


Semenjak tahu bahwa istrinya hamil, wajah bahagia tidak pernah lepas darinya. Ia terus menggenggam tangannya yang mungil itu, merangkulnya dengan sangat erat agar tidak tersandung atau pun terjatuh.

Mobil itu berhenti di pertengahan jalan raya, menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Jong Hoon tak pernah melepaskan genggaman tangannya.

"Mas.." panggil Sol A.

"Apa dek Sol A? Mau makan apa? Atau mau pergi kemana?" tanya Jong Hoon dengan bersemangat.

"Maaf ya aku baru kasih tahu sekarang.."

"Kamu tidak salah,wajar kok kalau mau memberi kejutan ke suami sendiri"

Mendengar jawaban dari suaminya, Sol A kembali mendongak dan menghela nafas dengan tenang. Ia takut sekali kalau Jong Hoon akan marah karena telat memberi tahu informasi yang sangat penting ini.

"Tapi.." ternyata kalimat Jong Hoon belum selesai, kembali membuat jantung gadis tersebut berdebar tak karuan.

"Lain kali jangan seperti itu ya?" lanjutnya sambil mengelus rambut istrinya.

"Kok gak marah?" tanya Sol A.

"Ngapain? Nanti gak akan ada ujungnya, terus yang ada aku malah bikin kamu pusing"

"Ditinggal beberapa minggu jadi pintar merayu ya?"

"Tuh kan.. Sudah - sudah aku yang salah, maafin mas ya dek?"

"Hmm"

"Jangan ngambek terus dong, nanti itu adiknya jadi ikutan ngambek juga"

"Biarin aja! Khusus sifat bapaknya sekitar 5% aja,gak boleh lebih"

"Kenapa sedikit sekali? Setidaknya ada ribuan calon masa depanku disana yang berjuang mati - matian"

Perdebatan itu semakin memanas, masing - masing mempunyai ego yang sangat tinggi hingga tidak ada yang mau mengalah.

— — — —

Yuk voment!

Anyway, tadi aku lagi belajar ttg hukum pidana terus ngebayangin "Kalau yang jadi dosennya Prof Yang pasti auto melek nih" HAHAHA

Kacau.. Semuanya aja serba dibayangin :(

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang