[4]

249 43 22
                                    

Yang Jong Hoon POV: 


Dokter berkata bahwa Sol A tidak boleh melakukan aktifitas yang berat seminggu ini,berhubungan badan saja tidak boleh. Padahal itu bukan lah hal yang berat,tapi aku berusaha untuk mengerti akan keadaan ini.

Sepulang dari rumah sakit,aku mengirimi pesan kepada Pengacara Park.

Dengan begini aku bisa sedikit tenang untuk membiarkan Sol A tetap bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan begini aku bisa sedikit tenang untuk membiarkan Sol A tetap bekerja. Hari berjalan seperti biasa,dan sekarang sudah jam makan siang.

Diluar sudah mulai hujan sedari tadi,aku ingat hari ini Sol A tidak membawa payung. Ku ambil payung di dalam ruangan dan berjalan keluar menuju kantornya. Sesampainya disana aku melihat ia sedang berjalan menorobos hujan.

"Anak ini.. Suka sekali bikin orang khawatir ya?" Batinku.

Aku menghampirinya dan menarik kerah bajunya agar ia bisa satu payung denganku. Sepanjang perjalanan ia selalu bertanya dan aku harus menjawabnya dengan penuh kesabaran. Sampai ada satu pertanyaan yang sedikit membuatku terkejut.

Entah bagaimana caranya ia bisa tahu bahwa aku mengurangi jadwal pekerjaannya. Awalnya aku tidak mau memberitahu kenapa aku melakukan itu,tapi Sol A menggunakan jurus andalannya.

Akhirnya aku menjelaskannya secara rinci dan setelah mendengar itu ia hanya terdiam lalu kembali berjalan bersamaku.

"Makan yang banyak" Ucapku seraya memberikan lauk pauk kepadanya.

"Akuh sepertinyah--" Ucapannya kupotong dengan menaruh jari telunjuk di bibirnya.

"Telan dulu baru bicara,anak sd saja tidak bisa mengerti apa ucapanmu barusan" Kataku lalu memberinya segelas air.

"Aku sepertinya akan pulang telat hari ini,tidak apa - apa kan?" Tanyanya dengan sedikit memohon.

"Ada urusan apa?"

"Bertemu dengan klienku,ia sudah jauh - jauh datang dari Los Angeles"

 "Tidak bisa bertemu besok pagi saja?"

"Kalau bisa pasti aku tidak akan pulang telat hari ini"

"Hmm.. Baiklah,tapi kalau sudah selesai langsung kabari aku ya? Telepon kalau perlu,pasti akan langsung aku angkat kalau itu darimu"

"Iyaa Profesor"

Ada rasa gelisah saat mengizinkannya bertemu dengan klien di malam hari. Tapi bukan berarti aku membiarkan ia bertemu sendirian,aku akan memantau dari jarak jauh selesai mengajar.


***

Sesuai janjiku tadi kepada Sol A,sehabis mengajar aku langsung bersiap untuk menunggunya di kantor. Tapi ada saja yang menghalangi jalanku setiap saat.

Pintu ruangan terbuka tanda seseorang sudah masuk,sedikit aneh karena ia berani sekali tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Dengan malas,ku lemparkan tatapan tajam ke arah pintu tersebut dan ternyata itu adalah mahasiswi yang sempat bermasalah dengan Sol A.

"Ada perlu apa?" tanyaku padanya yang masih berdiri di ambang pintu.

"Apakah anda langsung pulang,Profesor?" ia malah melempar balik pertanyaan dariku.

"Kau bisa lihat kan? Kalau tidak,pergilah ke dokter untuk mengecek matamu"

"Mau temani saya ke dokter?"

Aneh sekali gadis ini,tidakkah dia tahu bahwa aku sudah memiliki seorang istri? Karena malas menjawab pertanyaan tidak penting itu,aku meninggalkannya di ruangan dan pergi menuju lobby.

"Profesor,mengapa anda tidak menjawab pertanyaan saya?" tanya mahasiswi tersebut yang kini sudah berdiri disampingku.

"Untuk apa saya jawab?" jawabku malas tanpa menoleh sedikitpun.

"Sudah hukumnya kalau ada orang bertanya wajib dijawab,bukan begitu?"

"Siapa namamu?"

"Kalau saya beritahu,apakah anda mau memberikan nilai yang bagus terhadap saya?"

"Saya tidak pernah memberikan nilai bonus terhadap mahasiswa yang curang. Kalau kau tidak memberi tahu namamu juga tidak masalah,karena itu tidak penting"

Tepat sekali selesai aku berbicara seperti itu,taxi pun datang. Aku meninggalkannya tanpa sepatah kata pun karena sudah malas melihatnya. Kini tujuanku hanya satu,yaitu bertemu dengan istri tercinta.


-- -- --- -- --- 

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang