[28]

150 26 18
                                    

Kang Sol POV

Siang ini aku kembali mengunjungi rumah sakit, tentunya untuk menengok keadaan temanku yang sangat menyebalkan dan sok kuat itu. Tetapi lenganku ditahan oleh seorang perawat ketika ingin membuka pintu kamarnya.

"Eh? Ada apa ya, sus?" tanyaku padanya.

"Maaf nona, tapi untuk saat ini tuan Almero tidak boleh dijenguk" jawab perawat tersebut.

"Kenapa begitu?" Aku kembali bertanya kepadanya, karena menurutku sedikit aneh ketika Almero tidak mau dijenguk oleh orang lain. Terkhususnya aku sendiri.

"Karena pasien ingin menghabiskan waktunya sendiri" jawabnya lagi.

"Hmm begitu.. Baiklah, kapan dia boleh dijenguk?"

"Untuk itu saya kurang tau nona"

"Arasseo.. Terima kasih, saya pamit duluan"

Perawat itu tersenyum sambil membungkuk padaku.

***

Pikiranku masih tertuju kepada kejadian tadi. Menurutku ada beberapa hal yang aneh, dimulai dari gerak gerik perawat tersebut lalu ruangan Almero yang sangat gelap. Setahu ku, Almero tidak suka terlalu gelap. Pasti ia akan menyalakan lampu untuk penglihatannya di malam hari.

"YAA! Kang Sol A!" teriak Park Geun Tae di hadapanku.

"Aku tidak tuli! Kenapa kau kesini?" tanyaku dengan sinis, aku berani bersumpah bahwa manusia ini semakin hari semakin menyebalkan.

"Memangnya tidak boleh? YA, ku ingatkan kembali ini kantorku dan kau sedang dalam jam kerja"

"Lalu? Aku tidak melakukan kesalahan, kau bisa lihat kan aku sedang bekerja?"

"Mana ada pengacara yang melamun di hadapan laptop? Kau sebut itu dengan bekerja?"

Aku baru sadar bahwa dari tadi aku tidak menyalakan laptop sama sekali, semua pikiranku tertuju kepada kejanggalan Almero. "Maaf, ada yang sedang aku pikirkan" ucapku padanya.

Ia tampak sedikit bingung melihatku sepertinya, karena jarang sekali aku melamun kecuali memikirkan Profesor Yang.

"Kwenchana? Kalau kau tidak enak badan pulang saja, apa perlu ku telfon Profesor Yang?" tawarnya padaku.

"Tidak perlu, aku baik - baik saja" jawabku.

"Baiklah, kerja yang benar supaya banyak klien yang datang kesini!" ucapnya sekali lagi dengan nada mengejek. Sungguh, kalau dia bukan atasanku sudah pasti ku siram dengan air.

Mataku tertuju kepada ponsel yang berbunyi. Ku lihat ada satu pesan dari nomor yang tidak aku kenal, awalnya aku tidak mau terlalu peduli namun kembali aku lihat karena isinya yang sedikit mencurigakan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang