[9]

236 47 51
                                    

1 hari sebelum berangkat.

"Semua sudah lengkap?" tanya Jong Hoon sembari memeriksa barang bawaan istrinya nanti.

"Ya ampun.. Ini sudah kelima kalinya mas bertanya seperti itu" jawab Sol A dengan raut wajah kesal dan lelah.

Sudah dari jam empat pagi ia memeriksa koper Sol A,seharusnya jam itu dipakai untuk tidur tapi suaminya ini terlalu berlebihan. Alasan mengapa Jong Hoon selalu mengecek barang bawaannya adalah karena Sol A pelupa.

Kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam,besok adalah hari keberangkatan Sol A ke Los Angeles. Ia akan berangkat pukul 08.00 pagi,perjalanan menuju kesana akan memakan waktu sekitar 11 jam kurang.

Jong Hoon masuk ke dalam kamar dan ternyata Sol A belum tidur. Ia masih sibuk memilih pakaian yang besok akan ia pakai.

"Tidak tidur?" tanya Jong Hoon yang masih menatapnya.

"Sebentar lagi,menurutmu coat mana yang lebih bagus untuk aku pakai?" kini giliran Sol A yang bertanya,tak lupa ia menunjukkan dua coat dengan warna yang berbeda.

"Pakai yang biasa saja,tidak usah terlalu menarik perhatian"

"Ish,ditanya malah jawab seperti itu"

"Karena kamu pakai warna apa saja tetap cantik,jadi tidak perlu bingung"

Sol A memalingkan wajahnya,ia tidak bisa menahan senyumnya yang mengembang karena ucapan suaminya barusan. Rasanya jarang sekali Jong Hoon bersikap manis seperti ini kepadanya,mungkin karena ia ingin pergi jauh.

"Kenapa malah diam? Cepat tidur" ujar Jong Hoon yang kini sudah memakai selimutnya.

"Nyenyenye" Sol A sengaja meremehkan ucapan suaminya itu.


***


Alarm pagi sudah berbunyi bahkan lebih berisik dari sebelumnya. Jong Hoon terbangun bukan karena suara alarm tersebut,tapi karena istrinya sudah tidak ada disampingnya.

Ia mencari istrinya ke seluruh ruangan namun tidak dapat menemukannya sama sekali,sampai batang hidungnya pun tak dapat ia temukan. Perasaannya semakin aneh karena Sol A tidak membawa kopernya sama sekali.

Tepat sekali Jong Hoon ingin menelponnya,pintu apartemen terbuka dan munculah gadis yang sedari tadi ia cari. Di tangannya terdapat dua kantong belanjaan yang berisi camilan manis dan minuman lainnya.

"kamjagiya! Mas,kenapa tiba - tiba muncul sih?!" Bentak Sol A padanya.

"Dari mana saja? Kenapa pergi sendirian?" tanya Jong Hoon khawatir.

"Beli camilan buat disana"

"Lain kali bilang kalau mau pergi,biar aku temani. Sudah siap untuk berangkat?"

"Siap dong! Let's goooo!"

Sol A sangat semangat hari ini,Jong Hoon hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan. Ia berfikir sebenarnya umur istrinya ini masih 18 tahun atau 28 tahun? Hampir mirip dengan anak kecil yang senang sekali mendapat es krim.

Seluruh barang yang akan dibawa sudah masuk ke dalam bagasi,kini saatnya berangkat menuju Seoul Incheon International Airports. Lalu lintas hari ini tidak terlalu padat,mungkin karena ini hari kerja?

Mereka pun akhirnya sampai dan segera menuju ke gerbang keberangkatan. Jong Hoon tidak henti - hentinya menggenggam tangan istrinya. Wajahnya juga tidak menunjukkan raut muka bahagia.

"Sol.." ucapnya lirih.

"Hmm? Kenapa?" jawabnya.

"Kabari aku kalau sudah sampai ya?" Jong Hoon memohon kepada istrinya itu,ia sedikit tidak rela akan ditinggal pergi sejauh ini.

"Iyaa mas,senyum dong. Masa cemberut terus dari tadi?" ucapnya sembari menahan tawa.

Yang disuruh senyum malah semakin cemberut dan menarik lengan Sol A perlahan agar ia bisa bersandar di dadanya.

"Mau aku ceritakan sebuah dongeng?" tawar Jong Hoon.

"Bukannya itu diceritakan saat malam hari?" tanyanya kembali.

"Terkadang bisa saat pagi hari,sudah dengar saja" perintahnya dan Sol A hanya mengangguk kecil,memberi tanda bahwa ia siap mendengarkan.

"Suatu hari ada seorang raja dan ratu yang bahagia sekali,dan kamu tahu? The king and queen is me and you"

Malu sekali rasanya,sampai - sampai ia tidak sanggup menoleh ke arah istrinya yang sedang menahan malu juga. Ia merasa telah melakukan hal yang aneh,membuat harga dirinya turun.

"Aku punya permintaan" ujar Sol A.

"Apa? Kalau susah tidak akan aku turuti" belum apa - apa Jong Hoon sudah mau menolak permintaan istrinya itu.

"Boleh ikut lomba lari? Aku rela ikut lomba lari keliling dunia,asalkan kamu yang menjadi garis finishnya"

Kini keduanya impas,sama - sama menahan malu dan tingkahnya karena memberikan rayuan satu sama lain. Seakan dunia milik berdua,mereka tidak sadar bahwa dari tadi Kim Almero memperhatikannya.

"Aduh mesra banget ya?" ujarnya sembari duduk disamping Sol A.

"Eh,Almero.. Baru datang?" tanya Sol A yang langsung duduk tegak karena tidak enak memamerkan kemesraannya terhadap pria yang masih single.

"Sudah dari tadi,kalian saja yang asik berdua sampai tidak sadar akan kehadiran saya" sambung Almero dengan tawanya yang renyah.

Tiba - tiba Jong Hoon berdiri dan menggeser istrinya lalu duduk disamping Almero. Posisi mereka persis sekali seperti orang yang sedang menjaga hartanya. Melihat perilaku suaminya hari ini,Sol A tahu bahwa ia sedang cemburu habis - habisan.

"Your attention please, passengers of United Airlines on flight number UA129 to Los Angeles please boarding from door B3, Thank you."

Pesawat yang akan mereka tumpangi sudah memberi pengumuman,mereka pun membawa barangnya masing - masing dan berjalan menuju gerbang B3.

"Hati - hati disana,jaga jarak sama Almero." ucap Jong Hoon.

"Iya mas,jaga diri disini ya? Tunggu aku pulang" jawab Sol A lalu memeluk suaminya itu yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Belum berangkat saja aku sudah kangen"

Sol A hanya tertawa mendengarnya,ia tahu bahwa ini sedikit sulit untuk suaminya. Kalau saja tidak diingatkan oleh Almero,pasti mereka masih berpelukan.

"Ehm.. Ulet kali ah nempel terus" sindir Almero.

"Berisik,jaga istri saya disana. Jangan terlalu dekat dengannya,ingat batas." perintah Jong Hoon kepadanya sebelum ia melepaskan pelukannya.

"Haha,ya sudah aku pergi dulu ya,mas." kata Sol A tak lupa ia mengedipkan salah satu matanya dan pergi masuk bersama Almero.

Langkahnya terhenti karena Jong Hoon kembali memanggil namanya,ia menoleh sebentar sambil menunggu suaminya menghampiri dirinya.

"Pamit yang benar kalau sama suami itu" ujarnya.

Sol A menatapnya kebingungan tidak mengerti apa maksud suaminya ini. Mereka saling beradu tatap cukup lama hingga akhirnya Jong Hoon mengalah.

"Salim dulu" ucapnya sedikit malu sambil menyodorkan tangannya,berharap istrinya akan mencium telapak tangannya sebelum pergi.

"Ya ampun mas.. Aku kira apa loh dari tadi" kata Sol A lalu mengambil telapak tangan pria tersebut dan menciumnya dengan sedikit berbeda.

Kecupan yang diberikan olehnya seperti mengundang nafsu,ia memandang Sol A yang sedang tersenyum mengejek dirinya.

Tubuh Jong Hoon rasanya panas dingin,melihat kelakuan istrinya saat ini. Kalau saja ia tidak ada pekerjaan,pasti sudah ia susul istrinya itu dan dikurung dalam kamar atas perbuatannya barusan.

— — — —

Gimana chapter kali ini?

Semakin kepengen punya suami kayak Jong Hoon gak?

Sedih banget yang baca lebih dari 30 tapi yang vote ga nyampe 30..

Silent readers ini minta disantet online kali ya?

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang