[8]

265 44 27
                                    

Author POV:


Esoknya Sol A segera memberi jawaban kepada Kim Almero mengenai kasus yang akan ditangani. Almero yang mendengar kabar tersebut mengucap syukur dan berterima kasih karena masih ada yang mau membantunya.

Jong Hoon merasa senang dan juga sedih. Senang karena ia bisa melihat raut wajah bahagia dari istrinya itu lalu sedih karena akan ditinggal selama 2 - 3 minggu.

Sebelum tidur mereka berdua selalu mencari hotel yang dekat dengan rumah teman Almero. Padahal Almero sudah menawarkan untuk memesankan Sol A hotel dan juga tiket pesawat,tapi Jong Hoon menolaknya.

"Yang ini saja,bagaimana?" tanya Jong Hoon seraya memberi unjuk foto hotel tersebut kepada Sol A.

"Terserah deh! Dari tadi aku sudah kasih saran tapi ditolak terus" tuturnya yang mulai lelah.

Memang sejak awal,Jong Hoon hanya memberikan usul saja namun ketika Sol A ingin memberikan pendapatnya malah tidak ia pedulikan.

"Kalau ngambek tidak usah berangkat ya?"

"Ya gimana gak ngambek? Sudah hotel ke berapa yang mas pilih terus malah dibatalin? Sama aja kayak pemberi harapan palsu!"

"Supaya kamu gak terlalu deket sama dia loh hotelnya,salah memang?"

"Gak salah,cuman kelamaan aja. Sudah dipesan belum sih?"

"Sudah,nih lihat. Nanti detailnya akan ku kirimkan ke email mu"

Sol A mendengus dengan kasar,ia merasa lega karena penderitaan memilih hotel sudah selesai. Kini ia bisa tidur dengan tenang tanpa harus melihat hotel mana yang akan ditempati.

2 hari sebelum berangkat.

Tak terasa sebentar lagi Sol A akan meninggalkan Korea. Ini adalah pengalaman pertamanya pergi keluar negeri dengan orang lain,lebih tepatnya dengan kliennya sendiri.

Bahkan ia sudah mencatat apa saja yang perlu dibawa,hampir setiap hari ia selalu mengecek ulang apakah semua sudah masuk atau belum. Karena beberapa minggu kedepan ia akan sibuk di luar negeri,maka sekarang ia harus menyelesaikan seluruh pekerjaannya.

"Huft.. Pengacara Park sialan! Kenapa pekerjaanku tiba - tiba menjadi banyak sih?!" gerutunya tak terima karena dari tadi ia tak bisa beristirahat.

"Bahasanya dijaga ya" ujar Jong Hoon dengan tegas.

Ia tahu bahwa Sol A kesal namun tetap saja bahasanya harus dijaga. Apalagi dia seorang perempuan,rasanya tidak sopan saja kalau berkata kasar.

"Sini istirahat dulu,aku sudah buatkan ice latte untukmu"

"Kue coklatnya mana?"

"Ada di kulkas,mau aku ambilkan?"

"Mau"

Jong Hoon berdiri dan berjalan menuju ke kulkas,mengambil sepotong kue coklat untuk istrinya yang sedang stress. Sol A menyantap kue tersebut dengan lahap,seketika moodnya menjadi bagus.

Saking senangnya makan kue coklat,Sol A sampai tersedak. Jong Hoon langsung memberikan segelas air kepadanya dan langsung diteguk sampai habis,tak lupa ia menepuk kening Sol A secara perlahan.

"Biasa aja makannya,gak usah kayak orang takut kehabisan" ujarnya disertai tatapan sinis.

"Namanya juga suka,sirik aja sih" balas Sol A tak kalah sinis.

"Sudah mau berangkat loh,bukannya baik - baik sama suami sendiri"

"Iya deh iya,tapi mas beneran gak apa - apa kan aku tinggal beberapa minggu?"

Jong Hoon tersenyum melihat gadis kecilnya ini mulai khawatir dengannya. Harusnya yang khawatir adalah dia,bukan Sol A.

"Kalau gitu tidak usah berangkat,disini saja temani aku" ucap Jong Hoon penuh harapan.

"Nanti aku dicap sebagai pengacara yang tidak profesional,mau memangnya?" tanya Sol A.

"Tidak apa - apa,yang penting kamu sudah menjadi istri yang profesional"

"Suka banget merayu wanita ya?"

"Tidak. Untuk berpikir menggoda wanita lain saja tidak bisa"

"Kenapa?"

"Karena isi pikiran ku hanya kamu"

Sol A tersenyum dan menahan malunya,ia tidak menyangka suaminya yang bertampang dingin layaknya kulkas 12 pintu bisa mengucapkan hal semanis itu. Ia berdiri dari sofa itu dan berjalan menuju ke kamar.

"Aku belum selesai ngerayu loh,kok sudah pergi duluan?" tanya Jong Hoon sengaja.

"Besok harus bangun pagi!" jawabnya berbohong. Sebenarnya ia masuk ke kamar terlebih dahulu karena takut salah tingkah.

--- --- --- ---

Sengaja aku double up,edisi malming soalnya haha.

Selamat membaca! :)

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang