Jong Hoon POV
Beberapa jam kemudian.
Entah mengapa aku mulai gelisah, seharusnya Almero sudah sampai dan mengabari aku tapi sampai detik ini pria itu masih belum ada kabar. Tanganku sibuk memainkan kepingan puzzle sambil berpikir apa yang harus aku lakukan kalau tidak mendapat kabar darinya.
Karena terlalu fokus serta gelisah, aku sampai tidak sadar bahwa Kang Sol memanggilku dari tadi.
"Yeobo!" teriaknya di depan wajahku.
"Kamjagiya! Kenapa harus berteriak?" jawabku sedikit kaget.
"Siapa suruh dari tadi dipanggil gak jawab? Sombong banget"
Aku kembali fokus kepada puzzle ku sementara Kang Sol menatapku dengan wajah tidak percaya. Ia segera mengambil kepingan yang ada di tanganku dan menyimpannya di dalam kantung celananya.
"Kembalikan" pintaku padanya.
"Puzzle terus, puzzle terus, puzzle terus! Perhatiin aku sekali - kali sih?" katanya dengan sedikit berteriak.
"Cukup ya, Kang Sol. Kamu sudah berkali - kali teriak kepadaku, tahu sopan santun tidak?"
Kini ia terdiam tidak menjawab sama sekali dan lebih memilih menunduk. Tak lama aku mendengar suara isakan tangisnya, segera ku berdiri dan memeluknya.
"Sshh maaf.. Aku tidak sengaja terbawa emosi" ucapku sambil mengelus rambutnya perlahan.
"Huhu.. Profesor jahat.. Masa lebih peduli sama puzzle dibanding istrinya sendiri.." kata Kang Sol dengan nada tangisnya.
"Tumben nangis, sudah tanggalnya ya?"
Kang Sol hanya mengangguk dan aku terkekeh, ternyata sedang datang bulan. Pantas saja dia tiba - tiba menjadi manja dan menangis seketika. Aku membawanya duduk di sofa dan menyelimutinya, tak lupa menyediakan botol hangat jaga - jaga kalau perutnya mengalami kram.
"Mau cemilan manis?" tanyaku padanya yang kini sudah seperti anak panda.
"Mau..." ucapnya lirih.
"Arasseo, tunggu ya aku ambilkan dulu"
***
Sudah seminggu semenjak kepergian Almero dan sampai sekarang aku belum mendapatkan sedikit kabar darinya. Aku merasa ada yang janggal namun sekeras mungkin aku berusaha untuk menghilangkan pikiran yang tidak - tidak tentangnya.
Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu itu membuat ku tersadar dari lamunan dan menyuruh seseorang dibaliknya untuk masuk ke dalam.
"Prof?" panggil Kang Sol.
"Sedang apa disini?" tanyaku kepadanya.
"Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Joon Hwi di jalan, lalu kami memutuskan untuk kesini melihat keadaan kampus seperti apa sekarang" jelasnya.
"Hmm, sudah makan siang?"
"Belum, Profesor sudah?"
"Sama, ayo kita makan siang bersama"
Aku membereskan beberapa kertas yang terletak di atas meja lalu berjalan keluar tak lupa membukakan pintu ruangan terlebih dahulu agar Kang Sol keluar duluan. Kami memutuskan untuk makan di restoran dekat kantornya, supaya ia tidak terlambat setelah jam makan siang.
Sambil menunggu pesanan kami datang, aku memandang sekitar lalu memandang wajah Kang Sol yang sibuk dengan ponselnya sendiri. "Cantik" gumamku pelan.
"Huh? Siapa?" tanya Kang Sol yang sepertinya mendengar ucapanku barusan.
"Kamu" jawabku sambil mengelus pipinya. Ia tersenyum malu dan aku hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah lakunya yang semakin hari semakin menggemaskan.
"Prof, aku merasa ada yang aneh deh sama Almero" katanya dengan wajah sok misterius.
"Kenapa?"
"Sudah seminggu lebih dia tidak ada kabar, kemarin aku sempat kesana namun para perawat bilang bahwa Almero tidak boleh dijenguk"
"Hmm.. Mungkin dia sedang tak ingin dijenguk?"
"Tetap saja aneh, lagi pula yang jenguk kan aku bukan orang lain"
"Bisa sa–" aku tak sempat melanjutkan kalimatku dikarenakan suara deringan yang berasal dari ponselku. Ku ambil benda pipih tersebut dan melihat sebentar siapa penelpon tersebut.
"Kok gak di angkat?" tanya Kang Sol.
"Nomor tidak dikenal, sudah ayo makan" jawabku seadanya dan memilih untuk menyiapkan makanan untuknya.
Di sela - sela makan siang, ponselku kembali berdering dan nomor yang sama muncul sebagai penelpon disana. "Angkat dulu aja prof, siapa tahu penting" ujar Kang Sol yang tidak sengaja melihat ke arah ponselku.
Dengan malas aku mengambil ponsel itu dan mengangkatnya "Halo?" sapaku.
"Tuan Yang Jong Hoon?" tanya seorang pria dari seberang sana.
"Ya ini aku, maaf ini siapa?"
"Kamis, pukul 17:34 PST"
"Apa maksudmu? Tolong berkata yang jelas"
"Kim Almero telah meninggal dunia pada hari Kamis pukul 17:34 PST. Pasien meninggal dalam keadaan damai dan tidak merasakan sakit"
Sejenak aku terdiam dan berusaha menganggap bahwa ini hanyalah orang usil bukan kabar sungguhan. Tatapan ku tertuju kepada gadis yang kini sedang menatapku juga dengan wajahnya yang sedikit ingin tahu dan khawatir.
"Profesor? Siapa yang telpon?" suara Kang Sol terdengar samar - samar di telingaku.
"Yeobo.. Wae?" Kang Sol bertanya kembali namun lidahku rasanya sulit untuk menjelaskan ini semua. Karena tidak ada jawaban dari ku sama sekali, ia bangkit dari bangkunya dan duduk di sampingku lalu berbisik.
"Siapa yang menelpon?" bisiknya pelan.
"Ani.. Itu temanku.." jawabku terbata - bata.
"Bohong, Profesor kan tidak pernah mau mengangkat telpon dari teman kalau sedang makan siang denganku"
Sial! Yang Jong Hoon, dimana akal sehatmu?!
"Ah benarkah? Sesuai perkataanmu tadi bagaimana kalau itu penting? Jadi aku menjawabnya"
"Hmm.. Profesor tidak bohong kan?"
"Tidak, ayo lanjutkan makannya"
Kang Sol yang mengerti apa ucapanku barusan segera berdiri dari sampingku dan berjalan untuk pindah ke hadapanku, namun aku menahan tangannya hingga ia menoleh ke arahku. "Kenapa ditahan?" tanyanya.
"Duduk disampingku saja" kataku.
"Arasseo, mau aku suapin sekaligus?"
"Mau.."
"Hahaha dasar bayi besar! Utututu cuami capa ci ini?" ucapnya sambil mencubit kedua pipiku dengan gemas.
"Hentikan"
"Hehe oke - oke, buka mulutnya aaa.."
Sebisa mungkin aku melupakan kabar dari telepon tersebut dan hanya fokus kepada Kang Sol.
TAMAT
Kali ini beneran tamat kok, bukan di prank kaya waktu itu hehe.
Aku mau ucapin terima kasih banyak kepada seluruh pembaca, yang udah voment, yang baca doang tapi gak voment. Pokoknya terima kasih banyak yaa! Tanpa kalian, mungkin cerita ini tidak berjalan dengan baik dan benar.
Maaf kalau endingnya sedikit gantung atau tidak sesuai ekspektasi kalian, tapi menurutku ini udah paling pas. Semua kembali seperti semula, kaya yang Almero bilang ke Profesor Yang.
Mohon maaf juga kalau ada kesalahan dalam penulisan, atau kemiripan dalam cerita. Itu semua adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Sampai bertemu di cerita selanjutnya! -A.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif [ Law School ]
Fiksi Penggemar[ Sequel Cinta Terlarang ] ''Pakai baju yang biasa saja'' "Jangan foto bersama pria lain" Setiap hari dilarang ini itu sama suami sendiri,lantas harus bagaimana? [ Mohon membaca Cinta Terlarang terlebih dahulu sebelum membaca ini ]