met baca ea <3
Kamar tersebut dipenuhi dengan beberapa perawat dan juga polisi. Setelah menerima panggilan yang sedikit mencurigakan dari Sol A,Almero langsung menelpon ambulance agar datang kesana terlebih dahulu.
Tangannya tak berhenti menggenggam tangan Sol A dengan erat,ia seperti takut sekali ditinggal oleh gadis ini. Dokter melarangnya untuk ikut masuk ke dalam IGD,Almero pun mengerti dan duduk di ruang tunggu pasien.
Ia bingung harus bagaimana memberi tahu kabar ini kepada Jong Hoon. Setelah berdebat dengan pikirannya sendiri,ia memutuskan untuk memberi tahu kepada Jong Hoon nanti saja setelah Sol A sudah siuman.
Pintu IGD terbuka dan seorang dokter keluar menghampiri Almero yang masih duduk lemas.
"Anda suaminya?" tanya dokter tersebut.
"Bukan.. Saya temannya,ada apa dok? Bagaimana keadaannya?" tanya Almero sedikit khawatir,ia berharap dokter membawakan kabar baik.
"Pasien baik - baik saja,saat ini dia sedang istirahat. Untung saja anda membawanya dengan cepat,kalau terlambat sedikit saja mungkin bayi dan ibunya bisa tewas" Dokter menyampaikan keadaan Sol A dengan detail.
"Huh? Bayi? Maksud dokter,teman saya sedang hamil?"
"Iya sudah 4 minggu,tolong dijaga baik - baik ya"
"Baik dok,terima kasih banyak. Apakah saya boleh melihatnya?"
"Boleh kok,tapi jangan terlalu lama ya"
Almero segera beranjak dari kursinya itu dan berjalan menuju ruangan Sol A. Ia membuka pintu sepelan mungkin,agar temannya itu tidak terbangun.
"Kang Sol.. Saya akan mencari tahu siapa yang berani memperlakukan mu sampai seperti ini" ucap Almero pelan seraya duduk disampingnya.
***
Rasa sakit kembali bermunculan di kepala Sol A dan itu berhasil membuatnya terbangun. Ia sedikit bingung karena semalam ia ada di kamar hotelnya,namun kenapa sekarang ada di rumah sakit?
Ia melihat ke sekitar,kosong tidak ada siapa pun. Kemudian ia mencari ponselnya tapi tidak dapat menemukannya.
"Cari apa? Tidur saja" ucap Almero yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Sejak kapan aku ada disini?" tanya Sol A sambil berusaha untuk duduk.
Almero menghampirinya dan membantunya untuk duduk. Setelah itu ia memberikan semangkuk bubur hangat.
"Makan dulu,bumil tidak boleh kekurangan gizi" ujarnya.
"Huh?" tampaknya Sol A kebingungan dengan ucapan Almero barusan.
"Kau sedang hamil 4 minggu,tidak tahu?"
"Tahu,tapi bagaimana caranya kau bisa tahu?"
"Dokter yang memberi tahu,kau ingat bagaimana diserang tadi malam?"
Sol A mengangguk dan menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya.
"Dimana ponsel ku?" tanya Sol A kepadanya.
Almero hanya diam dan memberikan ponsel gadis tersebut kepadanya. Seharusnya ia istirahat yang cukup karena sidang akhir tinggal beberapa hari lagi.
"Ini wajah orang yang menyerangku semalam,kapan aku bisa pulang?" Sol A menunjukkan foto semalam yang berhasil ia dapatkan.
"Good job,dengan begini kita bisa memenangkan sidang kali ini! Aku bangga sama kamu" ucap Almero yang sangat senang sampai tak sadar bahwa ia sedang memeluk temannya sendiri.
"Cari pacar gih sana,sepertinya kau membutuhkan kasih sayang haha" kekehnya pelan sementara Almero hanya menatapnya dengan malu lalu melepaskan pelukannya.
"Aku sudah menghubungi Profesor Yang" ujar Almero.
"Lalu apa katanya?"
"Beliau akan menelpon mu katanya,tapi tidak tahu kapan"
Tepat sekali selesai Almero berbicara seperti itu,ponsel Sol A berbunyi. Terlihat jelas nama penelpon itu adalah Jong Hoon.
"Halo,mas?" sapa Sol A terlebih dahulu. Ia tahu pasti sehabis ini suaminya akan menceramahi dirinya panjang sekali.
"Sudah aku bilang hati - hati,kenapa tidak mendengarkan sih? Aku kesana ya?" Jong Hoon terdengar sangat khawatir.
"Tidak usah,sebentar lagi aku pulang kok. Disini juga ada Almero dan beberapa bodyguard yang disewa untuk menjaga ku"
"Itu aku yang meminta,kamu tahu siapa yang menyerangmu?"
"Tahu kok,aku sudah menyerahkannya kepada Almero dan kini sedang diurus. Mas tidak tidur? Ini sudah tengah malam loh di Korea"
"Bagaimana aku bisa tidur dengan tenang kalau istriku sedang berada di rumah sakit?"
Sol A hanya terkekeh mendengar suaminya yang sangat khawatir,sementara Almero sibuk memakan cemilan milik Sol A. Ia menatapnya dengan tajam dan memberi kalimat isyarat: 'Berhenti memakan cemilan ku,bodoh!'
"Buktinya aku sehat - sehat saja kok,sudah ya sekarang kamu tidur" pinta Sol A kepada suaminya.
"Aku sudah bilang kan kalau ada apa - apa segera kabari aku,kenapa kamu malah menelpon Almero saat itu?" kata Jong Hoon dengan nada tak terima.
"Maaf.. Aku tidak mau mengganggumu saat sedang mengajar"
"Tidak masalah,bagiku kamu lah yang paling pertama"
Mendengar kalimat itu berhasil membuat Sol A sedikit senang,ia semakin rindu dengan suaminya.
"Ya sudah aku mau istirahat dulu,saranghae.." ucap Sol A malu - malu dan mendapatkan tatapan aneh dari Almero.
"Nado saranghae,cepat kembali." ucap Jong Hoon sebelum memutus sambungan itu.
Sol A menaruh ponselnya dan menatap Almero yang sedari tadi masih saja melihat ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Sol A ingin tahu.
"Kau tidak kasih tahu kepadanya kalau sedang hamil?" Almero kembali bertanya.
"Nanti saja saat aku sudah sampai di Korea" jawabnya santai.
Almero hanya diam dan kembali memakan cemilan milik temannya itu.
— — — — —
Kalau kalian jadi Sol A,bakal kasih tahu saat itu juga atau nanti?
Yuk voment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif [ Law School ]
Fanfiction[ Sequel Cinta Terlarang ] ''Pakai baju yang biasa saja'' "Jangan foto bersama pria lain" Setiap hari dilarang ini itu sama suami sendiri,lantas harus bagaimana? [ Mohon membaca Cinta Terlarang terlebih dahulu sebelum membaca ini ]