[22]

180 30 36
                                    

Sol A terduduk di salah satu bangku taman,sore itu udara sangat sejuk. Tidak terlalu panas dan tidak ada tanda - tanda hujan akan turun. Ia terdiam,memandangi sekitar sambil mendengarkan musik dari ponselnya.

"Almost, almost is never enough" gumamnya,ia menyanyikan lirik itu dengan pelan.

Bahunya mulai bergetar,ia sengaja menundukkan wajahnya agar tidak ada yang mengetahui dirinya sedang menangis.

Hingga saat ini,Sol A masih sering menangisi pria tersebut. Walaupun menyakitkan,tetap ia lakukan karena ia merasa bahwa Jong Hoon tidak mungkin melakukan hal itu. Matanya yang terpejam kembali terbuka karena merasakan kehadiran seseorang di sebelahnya.

Ia segera menghapus air matanya dengan kedua tangannya,namun seseorang disampingnya itu memberikan sapu tangannya. Tidak ada suara apapun dari pria tersebut,Sol A pun tidak mau bertanya atau melihatnya,karena saat ini memang hanya ketenangan yang ia butuhkan.

Sol A kembali menangis saat mencium wangi dari sapu tangan tersebut,ia sangat hafal pemilik sapu tangan ini siapa.

"Menangislah,pakai bahuku kalau memang kamu membutuhkannya" ujar pria itu.

Mendengar suaranya semakin membuat Sol A menangis,pria yang selama ini ia tangisi dan rindukan sedang duduk disampingnya.

Sama halnya dengan Jong Hoon,ia menahan dirinya untuk tidak memeluk gadisnya. Ia juga menahan air matanya agar tidak terjatuh,setidaknya harus ada satu orang yang kuat diantara mereka berdua.

"Maafkan aku, Kang Sol" ujarnya pelan sambil meraih jari jemari milik gadis disampingnya,lalu menggenggamnya seperti yang dulu sering ia lakukan.

Sol A tak menjawab,tangisnya semakin pecah. Hanya dengan menangis ia bisa meluapkan seluruh kerinduannya selama ini. Jong Hoon memberanikan diri untuk memeluknya,awalnya Sol A enggan namun Jong Hoon tetap memaksanya.

Keduanya akhirnya menangis,Jong Hoon tidak lagi menahan dirinya. Ia sudah sangat merindukan Sol A,selama ini ia selalu merasa kesepian sampai hidupnya pun tidak terurus hanya karena ditinggal oleh wanita yang sangat ia cintai.

"Maafkan aku.. Selama ini aku dijebak" ujar Jong Hoon di sela - sela tangisnya.

Sol A melepas pelukannya dan menghapus air mata suaminya,ia ingin mendengar penjelasan dari Jong Hoon.

"Oleh siapa?" tanyanya.

"Mahasiswi itu,DNA itu ternyata adalah editan." jawab Jong Hoon dengan wajah yang masih menangis.

"Profesor tidak bohong kan?"

Jong Hoon terdiam,menatapnya dengan tatapan tak suka sekaligus sedih.

"Kenapa panggil Profesor? Aku suamimu" ujarnya memohon,ia tidak suka dipanggil seperti itu.

"Tapi kan dulu kamu Profesorku" jawab Sol A sambil tersenyum.

Mereka berdua tertawa sebentar,menatap satu sama lain sambil mengucap syukur kepada Tuhan karena masih mengizinkan mereka untuk kembali bersama. Jong Hoon memperdekat jaraknya sampai Sol A tak bisa bergerak kemana pun. Memiringkan kepalanya hingga bibir mereka menyatu.

Tidak ada nafsu,hanya cinta yang mengalir saat itu. Ia menikmati setiap ciuman yang diberikan olehnya.

Dari jauh Almero tersenyum melihatnya,ia sedang menunggu Jung Hwan dari kamar mandi.

"Setidaknya sekarang sudah ada dua orang yang bisa menjagamu, Kang Sol" ujarnya.

— — — —

Sumpah, ini yang vote dikit banget tapi yang baca banyaknya udah kaya ngantri ambil hadiah.

Ayo dong para pembaca setia ku, caela HAHAHA votenya mana ini?? Aku tanpa vote dan komen kalian bagaikan butiran debu..

Oh iya aku mau nanya, kalian lebih senang Sol A manggil Jong Hoon dengan sebutan 'Mas' atau 'Profesor' ? Karena ada beberapa yang sepertinya merasa risih dengan panggilan tersebut hehe jadi niatnya mau aku ubah menjadi Profesor saja..

Dan kenapa aku selalu tambahin karakter lain di cerita ini? Jawabannya ya karena aku suka orang ketiga. Boongin.

Aku takut kalian merasa bosan kalau karakter utamanya hanya Sol A dan Jong Hoon, memang sih YangSol di hati banget, tapi aku tambahin sedikit bumbu pedas biar yang baca ikut kesal dan benci sama Almero hehe.




















































































































Sedikit bocoran: kisah Almero tinggal satu chapter lagi..

Posesif [ Law School ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang