Kang Sol A POV:
Los Angeles.
Pipi ku terasa sakit sekali entah mengapa,padahal aku tidak sedang sakit gigi. Ku buka mataku secara perlahan dan menoleh ke arah samping. Ternyata Kim Almero sedang mencubit pipiku kencang sekali.
"Sakit! Ada apa sih?" tanyaku tak terima.
"Bangun,sudah sampai" jawabnya santai sambil mengambil beberapa barang.
"Kan bisa ditepuk lengannya"
"Semua cara sudah saya coba,kamu saja yang terlalu pulas tidurnya seperti orang mati"
Ingin sekali ku pukul wajahnya yang tampan itu,tapi aku ingat bahwa hanya Almero lah yang bisa menuntunku disini.
Kami sudah sampai di Los Angeles International Airports,hawanya masih sama dingin seperti di Korea. Disana kami sudah disambut oleh beberapa temannya dan langsung diajak ke hotel.
Diperjalanan aku hanya diam menatap pemandangan gedung - gedung tinggi. Sementara Almero sibuk berbincang dengan temannya,beberapa kalimat ada yang aku mengerti dan beberapa ada yang tidak.
"So, who's the girl with you this time, Almero?" ucap pria tersebut kepada Almero dan ia menoleh ke arahku. Otomatis aku juga ikut menoleh ke arahnya dengan wajah bingung.
"Ah.. She is my friend, later she will also help with Kimberly's case." jawab Almero.
"Apa yang kalian bicarakan?" aku berbisik kepadanya,hendak tahu apa yang dari tadi mereka bicarakan. Jaga - jaga kalau ternyata mereka membicarakan yang jelek - jelek tentangku.
"Dia hanya bertanya kamu itu siapa,makanya perkenalkan diri dulu"
"Ohh. Hello sir, my name is Kang Sol A. I am a lawyer and co-worker of Kim Almero." aku memperkenalkan diri dengan santai kepada temannya itu.
Bukannya menjawab,ia malah tertawa kecil melihat ku. Aku pun menatap Almero dan berharap ia akan memberi penjelasan mengapa temannya itu malah tertawa.
"Sorry that I laughed just now. You don't need to introduce yourself, Almero has often told me about you haha." ujar pria itu lalu tersenyum kepadaku.
"It's enough, don't tease him constantly, she'll be embarrassed." sambung Almero dan tertawa.
***
Akhirnya aku sampai di hotel yang kemarin sempat aku ributkan dengan Profesor,kamarnya ternyata cukup luas. Aku langsung merebahkan diri ke atas ranjang yang empuk itu dan menutup mata sebentar.
Tidak sampai 5 menit,ponselku sudah bergetar. Kutebak pasti Profesor mengirimi aku pesan karena dari tadi aku belum memberinya kabar.
Seperti tidak diberi izin ponselku kembali bergetar. Padahal baru saja aku taruh,mau tidak mau harus aku ambil dan memeriksa siapa lagi yang mengirimi aku pesan.
"Huh! Kalau saja aku hapal jalan sudah aku tolak mentah - mentah tawarannya" ucapku kesal. Terpaksa aku harus mandi dengan waktu sangat cepat agar tidak ditinggal olehnya.
Karena disini sedikit dingin,aku memutuskan untuk memakai coat dan rasanya besar sekali. Sebelum meninggalkan kamar aku sempat mengaca terlebih dahulu,memperhatikan dengan seksama coat siapa yang aku pakai saat ini.
Ternyata aku salah bawa. Yang aku pakai sekarang ini punya Profesor,pasti besok ia akan kebingungan kenapa coatnya wangi parfumku.
***
"Kamu mau ikut lomba lari ya?" tanya Almero yang sedang duduk santai di sofa lobby. Sementara aku sudah lelah karena harus lari dari lantai 15,walaupun menggunakan lift sih.
"Nanti ditinggal kalau telat" jawabku lalu duduk di hadapannya.
"Saya hanya bercanda,yuk berangkat" ia berjalan mendahului aku dengan senyumnya yang jelek itu.
"Sial! Tunggu pembalasan dari ku ya!" batinku seraya mengikutinya berjalan keluar hotel.
— — — —
Jangan lupa vote yaa teman - teman!
Happy bangst chapter kemarin yang vote lumayan banyak :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif [ Law School ]
Fanfiction[ Sequel Cinta Terlarang ] ''Pakai baju yang biasa saja'' "Jangan foto bersama pria lain" Setiap hari dilarang ini itu sama suami sendiri,lantas harus bagaimana? [ Mohon membaca Cinta Terlarang terlebih dahulu sebelum membaca ini ]