열 (2) 🦋

14.6K 1.3K 117
                                    

Happy Reading

Sorry for typo(s)

⚠️⚠️⚠️

For those who under 18, please get out!

***

Mark membungkuk sopan setelah mengucapkan terima kasih. Matanya mengedar ke sepanjang arah. Tiba-tiba bibirnya mengeluarkan dengusan kecil melihat siapa yang datang menghampirinya.

"Selamat, Mark."

Mark mengangguk sekenanya. "Thanks." 

Brianna terseyum manis. Menurutnya, malam ini Mark benar-benar sangat tampan sehingga ia tidak mampu berpaling ke arah lain. Pria bermarga Lee itu seolah menjadi pusat hidupnya. Ah, ia teringat sesuatu. "Kau tahu, sekretarismu sangat lucu."

Mark tidak menimpali. Ia menunggu Brianna melanjutkan meski hati kecilnya tidak bisa bohong bahwa dirinya malas. Demi apapun. 

Entah apa yang menjadi alasan Brianna terkekeh. "Dia mabuk dan kau tahu apa yang lucu? Na Jaemin mabuk hanya dengan dua gelas wine," ucapnya mengejek. Jelas sekali ia tidak menyukai Jaemin. Ia bahkan menganggap Jaemin adalah rintangan dan kutu kecil pengganggu yang harus dilenyapkan. Senyum manis yang selalu ia tunjukan untuk lelaki itu hanyalah sandiwara penuh kepalsuan. 

"Setidaknya dia tidak murahan dan bermuka dua sepertimu." Setelah memberikan balasan yang dingin dan menusuk, Mark lantas beranjak dan berjalan mendekati meja orang tua serta kakeknya. Ia berniat meminta izin untuk meninggalkan pesta lebih dulu. Mata bulatnya yang selalu menyorot tajam menyapu bersih setiap sudut namun tidak menemukan sosok yang ia cari. 

Karena usahanya gagal, Mark mengendikkan bahunya tanpa beban. Kenapa ia harus mencari Jaemin? Sekretarisnya itu bukanlah tanggung jawabnya. Ia pun menekan tombol lift yang baru saja tertutup dan ternyata, Jaemin ada di dalam. Lelaki cantik ini tengah menunduk sambil memegangi kepalanya. 

Melihat Jaemin yang limbung dan hendak terjatuh, Mark menahan tubuh sekretarisnya dengan sigap. Ia menatap wajah merah Jaemin dan lagi-lagi ia terpaku. Ini kedua kalinya ia menyaksikan Jaemin mabuk. Detik selanjutnya ia terkejut bukan main tatkala Jaemin menempelkan bibir mereka. Maniknya membulat tidak percaya dan jantungnya perlahan berdebar kencang. 

Sial! Sekretarisnya yang suka membangkang ini mengambil ciuman pertamanya!

Sepertinya otaknya juga bermasalah. Seharusnya ia mendorong Jaemin menjauh namun yang ia lakukan adalah memperhatikan paras cantik yang lebih muda. Entah pemikiran dari mana ia mengakui Na Jaemin sangat indah saat kelopak matanya terpejam. Tanpa sadar ia mengecap rasa manis dari bibir Jaemin. 

Sontak pria yang memakai setelan serba hitam ini mendorong Jaemin, sesuai perintah akal sehatnya. Tetapi bukannya menjauh, Jaemin justru mengalungkan lengannya ke lehernya. Ia menutup matanya sejenak, menimbang-nimbang langkah yang akan dirinya ambil. "Maaf, Sekretaris Na," ucapnya dalam hati. 

Perlahan, Mark menyentuh bibir Jaemin lagi kemudian menghisapnya dengan lembut. Telinganya memerah dan detak jantungnya kian menggila sampai ia takut Jaemin akan mendengarnya. Tangan kanannya meraih pinggang si manis lalu menariknya mendekat, menghapus jarak di antara mereka. Kepalanya sedikit miring ke kiri sebelum ia melumat bibir atas dan bawah Jaemin bergantian seraya merasakan rasa manis yang begitu memabukkan.

Sekretaris Na [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang