Haloo aku kambek, maaf ya kalau up suka lama. Suka gak mood nulis jadinya lama deh.
Selamat membaca ....
@@@@@
"akhirnya," dengan senyum dia dapat melihat Ana keluar dari kamar.
Ana mendapati Juan berada didepan kamarnya. Yang mengetuk dan menyuruh nya untuk turun adalah Juan. Bukan Yuta.
Dia bingung, kenapa harus Juan yang mengetuk pintu kamarnya, kenapa tidak Yuta. Apa Yuta marah kepadanya? Entah hanya Yuta dan Tuhan yang tau.
"Ngapain kesini?" Pertanyaan pertama yang keluar dari bibir gadis itu.
"Yuta bawain ini buat lo, katanya maaf dia gak bisa kesini. Dia ada urusan dulu. Jadi dia Minta tolong gue buat kasih makanan ini. Dan ini dari gue buat Lo, jangan terlalu sedih Ana. Gak bagus buat kesehatan dan ketenangan Hakim. Dia udah bahagia. Semua orang mau lihat Lo senyum lagi," Juan mengatakan itu tulus dari hati. Senyuman itu membuat hati siapa saja tenang. Usapan kepala dari Juan membuat Ana sadar akan semua orang yang juga kehilangan.
Saat tangan Juan mengusap kepala Ana, tangan Ana membuka kantong plastik yang tadi dibawakan Juan. Coklat dan minuman matcha. Yuta nya sangat tau apa yang disukai Ana.
"Makasih, udah mau repot-repot anterin ini buat gue," Ana membalas senyum Juan. Semua rasa sesak nya sedikit hilang melihat bagaimana semua orang mencoba menghiburnya.
"Apa sih yang engga buat princess," setelah mengatakan itu, Juan pamit pulang kepada Ana.
Setelah kepulangan Juan, Ana kembali masuk kedalam kamar dengan senyum, senyum yang dulu telah kembali. Tidak, bukan karena usapan kepala yang Juan berikan, namun perhatian Yuta kepadanya.
Ana jadi tak tega melihat Yuta yang ia lupakan hanya karena rasa kehilangan yang masih melekat dihatinya.Nayana
Jadinya kapan kamu mau ajak aku ke taman hiburan itu?
19.25Makasih untuk coklat dan minuman nya. Dan maaf sangat, aku melupakan lelaki yang baik hati ini untuk kesedihan terdalam.
19.27Nayana berharap Yuta tidak marah atau jengkel dengan sikapnya waktu itu. Dan perempuan itu berharap agar Yuta memahami perasaan yang dia rasakan pada hari itu.
••|••
Yuta yang baru saja pulang menjemput ibu negara berbelanja, duduk di sofa dan mendapati handphone nya bergetar. Awalnya dia berpikir itu dari Juan yang memberi tau jika dia sudah memberikan pesanannya itu kepada Ana.
Namun setelah dia rasa aneh, dia mengeluarkan benda itu dari kantong celana jeans nya dan mendapati pesan dari perempuan yang paling dia sayangi setelah bundanya itu.
"Aaaaaa, akhirnya dia udah kaya dulu lagi. Makasih ya Allah. Huaaaa kok Tremor sih, ini gimana??!!!" Yuta heboh sendiri. Adik dan ayahnya yang ada disana memandang dirinya dengan pandangan 'orang utan beraksi'.
"Mas, jangan berisik. Udah malem. Nanti ada yang ketawa gimana?" Ayahnya yang memang suka ngawur itu mulai berulah.
"Ih ayah, Mas lagi seneng. Ana udah bales pesen mas, terus dia nagih janji yang waktu itu mas bilangin ke dia. Besok kita gak ada acara kan?"
"Gak ada, yaudah sana pergi. Anak gadis udah kamu janjiin kalau gak ditepatin bisa parah kasusnya," ayahnya hanya terikikik geli dengan penuturannya.
"Yaudah, besok mas pergi sama Ana," setelah itu, Yuta pergi keatas dan membalas pesan perempuannya itu.
Yuta
Besok gimana? Bisa kan? Aku gak sabar pengen liat kamu.
20.05Iya sama-sama kesayangan, gak apa-apa aku ngerti kok kamu sedih. Oke besok jam 10 aku jemput kamu.
20.06Setelah itu, Yuta mempersiapkan baju yang akan dia kenakan pada besok hari. Dia bahagia dan menantikan hari esok dengan tidak sabar.
••|••
Sebelum jam 10, lebih tepatnya jam 10 kurang 15 menit, Yuta sudah tiba di kediaman keluarga Ana. Dengan senyum merekah, pakaian yang wangi dan rapih dia sudah siap untuk mengajak perempuannya jalan-jalan.
"Kok kamu jam segini udah sampe sih?!! Kan kita janjian jam 10, kebiasaan maneh mah," Ana cemberut karena Yuta datang sebelum waktunya.
Terlihat gemas dengan bibir yang mengerucut, Yuta mencubit pipi Ana didepan Ayah dan Mama nya. Ana terkejut dan malu disaat yang bersamaan. Untuk itu, Ana memukul punggung Yuta agar lelaki itu berhenti mencubit pipinya.
"Sakit tau," mengusap pipi yang di cubit, padahal tidak sakit. Hanya saja dia malu dilihat ayah dan Mama nya.
"Pukulan kamu kaya banteng ngamuk," Yuta mengacak gemas kepala Ana.
"APA KAMU BILANG? BANTENG NGAMUK??!! SINI KAMU AJU HAJAR, DIHAJAR SAMA BANTENG NGAMUK INI," Kemurkaan Ana mencuat, Yuta jadi takut sendiri.
"Udah-udah, kalian kalo berantem Mulu kapan jalannya? Tahun depan? Sampe banteng gak ngamuk lagi?" Ayah tertawa diakhir kalimatnya.
"Ah ayah, udah ah. Mama Ana sama pawang banteng pergi dulu yaa. Assalamualaikum," setelah pamit pergi, mereka langsung menaiki mobil yang di kendarai Yuta dan berjalan menuju taman hiburan.
Setelah sampai disana, mereka benar-benar bingung ingin menaiki apa dulu. Karena yang pertama mereka lihat adalah rollercoaster, jadilah mereka menaiki itu. Dengan perasaan cemas dan takut, Ana terpaksa naik itu. Yuta yang mengetahui raut wajah Ana Pun menggenggam tangan gadisnya.
"Santai aja, ada aku," tenang, itu yang Ana rasakan saat Yuta menenangkannya.
Permainan dimulai, semua orang teriak histeris karena rollercoaster itu mulai beraksi. Setelah hampir 10 menit selesai, mereka mencari lagi dan mendapati permainan yang sama seperti rollercoaster, kora-kora. Lagi, banyak yang teriak histeris karena permainan itu.
Setelah selesai, mereka mencari stand minuman dan membeli. Untuk menghilangkan dahaga karena teriak akibat permainan itu. Setelah 20 menit berisitirahat, mereka kembali bingung ingin melakukan apa.
"Mau ngapain lagi?" Pertanyaan yang membuat Ana bingung, sampai akhirnya dia menemukan jawaban.
"Kita foto aja gimana? Minta tolong orang buat fotoin kita," setelah itu, Yuta setuju dan menghampiri remaja perempuan yang umurnya dibawah mereka.
"Dek, bisa tolong fotoin kita gak?" Yuta memberikan camera instax nya setelah diberi anggukan oleh remaja itu. Setelah 2 kali hasil jepretan pun selesai.
"Kakak nya cocok deh. Kakak ganteng, terus kakak cantik. Huaaaa aku jadi pengen punya pacar kaya kakak yang ganteng," remaja satu itu mulai halu.
"Sama anjir, gue juga. Kalo punya pacar kaya kakaknnya, wah bahagia lahir batin," mereka berempat tertawa karena penuturan remaja itu.
"Bisa aja kamu. Makasih ya udah difotoin," setelahnya, remaja itu pergi dengan cekikikan membayangkan seandainya mendapati pacar seperti Yuta.
"Satu buat kamu, satu buat aku. Buat aku taruh di case hape," Yuta memberikan foto tadi kepada Ana. "Mau naik apalagi?"
"Bianglala. Aku pengen liat pemandangan dari atas setelah itu kita makan dan pulang,"
Ana menggandeng Yuta menuju bianglala, dan mereka naik. Saat tiba diatas, dapat mereka lihat pemandangan yang sangat bagus.Yuta menggenggam tangan Ana dengan halus. Entah, Yuta merasa bahagia mendapat Ana di hidupnya. Berharap dan berdoa semoga mereka bisa selalu bersama.
"Aku sayang kamu, jangan pikirin status kita, gak jelas emang, tapi yang harus kamu tau pasti. Aku sayang kamu sampai kapanpun. Tetap jadi seseorang yang membuat aku jatuh lebih dalam lagi," Yuta mendekap Ana didalam pelukannya. Mereka berpelukan hingga permainan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
FanfictionTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...