Sudah seminggu sejak kejadian Yuta yang tidak mengantar Ana pulang namun mengantar Lili. Jujur, sakit hati Ana melihat semua ini.
Jika kalian berada diposisi Ana apa yang kalian rasakan?
Sudah seminggu pula, hubungan Ana dan Yuta sedikit renggang. Komunikasi tetap berjalan, namun terasa aneh tidak menyapa saat disekolah. Pulang tidak bareng, pergi pun lebih-lebih.
Dan sudah seminggu pula, Ana melihat Lili bermanja dengan Yuta. Semua teman, baik dari pihak Yuta ataupun Ana merasa jengkel dengan perempuan tidak tau malu itu.
"Sampai kapan kita kaya orang gak kenal?" Tanya Yuta saat Ana berbelok untuk kearah WC.
"Sampai aku lihat kamu menjauh dari Lili," saat akan kedalam WC, tangan Ana ditahan oleh Yuta.
"Ana, kayanya kamu harus denger penjalasan aku. Aku gak mau kita salah paham," Ana hanya menepis dan pergi kedalam Toilet.
"Arghh. Bangsat, kenapa jadi kaya gini sih. Gara-gara perempuan gak tau malu itu hubungan yang gue jalanin jadi berantakan," Yuta tidak mengetahui jika Ana dapat mendengar apa yang Ia katakan.
Untuk saat ini, lebih baik kita menjauh. Jika mendekat, yang akan kamu berikan hanyalah luka, batin Ana saat menyadari Yuta telah pergi.
••|••
"John, kamu gak mau ngedeketin Yuta dan Ana lagi? Ini udah seminggu. Aku gak mau nyalahin Yuta, tapi kalau kaya gini terus kapan mereka akan baikan?" Savana yang sedang berada di meja Johnny bertanya dengan kepala berada diatas tumpuan tangan.
"Aku cuma bisa nasihatin mereka tapi gak bisa ikut bertindak, kecuali perempuan itu mulai aneh-aneh. Baru kita bertindak," penjelasan Johnny sedikit membuat Savana tenang.
"Oy... Jefri pea ya, ini es teh gue lu apain sableng?" Sungut Doni.
"Lah gue apain? Kagak gue apa-apain. Cuma gue tambahin merica bubuk dikit aja biar ada rasanya gitu," Jefri yang sedang Mabar dengan Juan dan Tama hanya menjawab sekenanya.
"Lah si pea, pantes aja rasanya pedes. Sini lu kampret. Minuman gue lu campur-campur," Doni mendekat kearah meja Jefri dan membuat Jefri meminumnya dengan dipaksa.
"Hahahaha, gimana rasanya Jep? Enak ga? Ada rasa pedes manisnya ga, kaya nasgor?" Tawa Tama dan Juan membuat Jefri tersedak.
"Sumpah si Doni kagak ada sikap berperipertemanan anjrot. Aduh Aer putih mana Aer?" Jefri kelabakan mencari Air dan mendapat dari tangan Naura.
"Minuman gue njep... Ganti rugi ada bekas bibir lu. Gue gak mau ya first kiss gue diambil sama lu," Naura memukul lengan Jefri dengan keras.
"Yaelah, kalau lu mau juga gue nikahin sekarang. Minuman doang elah," Naura pergi dari hadapan Jefri.
"Aku balik kelas dulu ya, takut Ana sama Tamara nyari," Johnny menatap Savana dengan senyumnya.
"Apa yang bakal kita lakuin?" Tanya Juan yang baru saja selesai main.
"Kita lihat apa yang dia pengen," ucap Mark ikut nimbrung.
"Emang dasar gak tau malu aja, jadi gitu deh tuh manusia," ucapan Doni saat duduk disebelah Johnny.
••|••
Yuta masuk dengan Lili yang bergelayut manja di lengannya. Jujur saja, Yuta risih, tapi dia hanya malas menanggapi perempuan tidak tau malu itu.
"Waduh.... Gengs, gue mau tanya nih. Kalian kalau udah PUNYA TUNANGAN bakal gatel gak sih ke cowo orang?" Tama sengaja menekan kata Punya tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
FanficTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...