Hari ini pemakaman Yuta dan juga operasi Nayana. Nayana senang karena jantung nya akan kembali normal. Tapi dia sedih, karena Yuta tidak memberikan kabar dan menjenguk dia lagi.
Kini, jenazah Yuta sudah berada di tanah. Ayah sudah mengadzani putranya untuk terakhir kali. Tanah menutupi jasad Yuta. Kini Yuta mereka pergi dengan kenangan dan pemberian berharga.
"Terimakasih Yuta. Kamu adalah kiriman tuhan yang dia berikan kepada kami untuk putri kami. Kamu adalah putra kami. Kami menyayangimu. Selamat tinggal," Mama mencium nisan dengan nama ' Yuta Putra Giano bin Arion Giano'. "Bu, terimakasih karena sudah melahirkan putra baik seperti yuta. Kami tidak akan melupakan jasa Yuta," Mama memeluk Bunda erat dan dibalas pekukan sedih dari Bunda.
"Tolong, jaga jantung Yuta yang diberikan kepada Nayana," Ayah dan Mama menangguk.
Kini para pelayat sudah pulang tinggalah teman-teman Yuta.
"Yuta. Lagi sama hakim ya? Baik-baik ya disana. Kalau hakim nakal pukul aja. Kita sayang lu Yut, lu harus relain impian lu jadi masinis. Kita akan berkunjung kesini Yut. Sampai jumpa," perkataan Tama membuat semua temannya sedih. Mereka pergi dari TPU.
••|••
Kini Nayana sedang persiapan untuk operasi. Entah, dia merasa kurang karena tidak ada ocehan Yuta. Dia merindukan pemuda itu. Tapi entah dimana dia. Sampai waktu operasi telah masuk, Nayana dibawa keruang operasi.
Seluruh keluarga Yuta, Nayana dan teman mereka menungu di depan ruang operasi dengan harap cemas. Mereka merapalkan doa agar semua berjalan lancar.
"Siap?" Semua dokter dan suster mulai membius Nayana. Operasi telah dimulai.
Didalam tidur itu, Ana mendapati Hakim sedang duduk dibawah pohon rindang. Nayana yang melihat Hakim mendekati pemuda itu dan memeluknya erat.
"Hakim, Mba kangen," ucap Nayana dengan tangis.
"Mba, aku juga kangen. Mba harus kuat dan hidup. Demi aku dan mas Yuta ya?" Perkataan Hakim membuat kerutan bingung itu muncul.
"Maksud mu?" Saat akan menjawab, suara seseorang yang ia rindukan menginstruksi.
"Nayana," Yuta datang dengan bunga lili di tangannya.
"Yuta. Apa ini? Kok ngasi bunga?" Yuta tersenyum mendengar itu.
"Ini bunga yang aku berikan untuk kamu. Ini bunga lili. Bunga ini adalah bunga terakhir yang aku berikan untuk kamu. Setelah bangun, jangan mencari tahu tentang bunga ini," lagi dan lagi, Nayana dibuat bingung dengan penjelasan Yuta.
"Kenapa? Apa yang salah? Kamu lagi gak menyembunyikan sesuatu dari aku kan?" Yuta menggeleng.
"Kamu harus jaga sesuatu yang sekarang ada didalam tubuh kamu. Jangan sedih lagi okey cantik?" Yuta mengelus sayang rambut Ana.
"Ekhem... Maaf menganggu, mas Yuta, udah waktunya," hakim mengingatkan Yuta.
"Nayana-ku. Nafasku, duniaku. Tetap hidup, sehat dan bahagia. Dimanapun kamu, aku akan selalu ada didalam diri kamu. Aku sayang kamu, aku cinta kamu. Bahkan sampai akhir kamu adalah nafasku. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya dengan cerita berbeda," Yuta mencium kedua pipi dan kening Nayana.
"Mba ana, terimakasih udah menjadi sosok kakak yang aku dambakan. Bahkan sampai akhir, Mba udah menjadi kesayangan aku. Aku sayang Mba, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya mbaku sayang. Salam untuk yang lain," setelahnya, hanya kegelapan yang dapat Ana rasakan.
••|••
Sudah sebulan sejak Ana koma pasca operasi itu. Semua orang berdoa agar Nayana hidup. Namun mereka bingung akan jawab apa jika bertanya tentang Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
FanfictionTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...