MAAF KALAU CERITANYA NGEBOSENIN. AKOH BENAR-BENAR KERJA RODI BANGET BUAT MIKIR IDE INI..
SO, JANGAN LUPA VOTE
TERIMAKASIH...
××××
Sudah 4 bulan berlalu. Ana yang sering check up rutin, Yuta yang selalu menjaga nya. Dan jangan lupa, teman-teman mereka yang juga sama protektifnya.
Tinggal hitungan bulan lagi, Yuta dkk serta Ana dkk akan menjalani kehidupan mahasiswa. Mereka sedang giat-giatnya melakukan kelompok belajar. Mereka ingin masuk ke perguruan tinggi negeri yang mereka dambakan.
Lili masih mendekati Yuta, Guntur hanya bisa sabar. Semoga waktu yang dapat membalas semuanya. Hubungan Rendy dan Chacha menjadi dekat, tapi mereka belum pacaran. Entah, Rendy hanya merasa aneh jika pacaran. Jeno dan Anita sudah resmi menjadi kekasih selama 3 bulan, Jeno yang rajin melakukan kencan dengan Anita merasa bahagia saat pernyataannya di terima oleh gadis itu.
Hubungan Yuta Ana masih berjalan baik walau sedikit di bumbui masalah. Hubungan Johnny dan Savana pun baik, walau beberapa bulan lalu mereka bertengkar karena kesalahpahaman. Hubungan friendzone yang entah kapan akan resmi itu masih tetap sama, Mark yang senang mendekati Tamara dan Tamara yang akan jengkel.
Ada pasangan baru yang masih lucu, Jefri dan Naura. Semenjak insiden teh manis itu, mereka jadi sering pergi berdua. Dan selebihnya masih sama, melajang.
••|••
"Mau minum apa?" Juan bertanya kepada mereka semua. Kini mereka sedang ada di cafe untuk belajar bersama.
"Ice latte 3, ice cappucino 4, ice americano 1, 4 ice green tea," ucap Doni.
"Oke, makanan nya?"
"Beli cake beda rasa," Juan mengangguk dan pergi.
Selagi menunggu pesanan, mereka mengobrol tentang apa saja. Bertanya tentang akan menjadi apa, mata pelajaran apa yang sulit dan juga penyakit Ana.
"Lu suka ngerasa sesak dan berdebar ga?" Naura bertanya kepada Ana.
"Kalau rajin minum obat sih engga. Tapi kalau telat suka kambuh," jelas Ana seraya mengingat betapa sakitnya saat kambuh.
"Makanya rajin minum obat," Tama menjawab dengan nada jutek.
"Kan namanya juga lupa," Ana menjawab dengan nada sengit.
"Dih bener-bener bocah," Tama mengalah dan melihat keluar jendela.
"Permisi, pesanan datang," ujar pegawai cafe.
"Makasih Mbak," pegawai cafe itu pergi.
"Udahlah mulai aja belajar nya. Eits, minum dulu ngab biar kane," Doni meminum minumnya dan yang lain tertawa karena bahasa Doni.
Mereka belajar dengan khidmat, sesekali bertanya jika ada yang kurang paham. Setidaknya, dengan adanya seperti ini mereka jadi terbantu untuk mempersiapkan diri menuju PTN.
••|••
Lain di sebuah ruangan dengan bau obat. Dua orang pria yang berusia sama dan juga ber profesi sama itu sedang membicarakan masalah yang serius.
"Kata lu, kalau dia rajin minum obat ada kemungkinan sembuh," Dion berujar frustasi kepada Fayruz.
"Sama ion, tapi kenyataannya gak gitu. Jantung Ana benar-benar parah. Obat cuma untuk mengatasi kambuh nya. Kalau untuk sembuh nya harus ada yang mau donor jantung. Tapi harganya ya lu tau lah," Fayruz mencoba menjelaskan kepada temannya ini.
Terlihat, Dion frustasi dengan kenyataan yang dia dapat. Perempuan yang dia sayangi dan cintai ternyata sedang tidak baik-baik saja. Dia tidak ingin di tinggalkan oleh Ana. Dia ingin Ana sembuh.
"Terus hanya itu jalan satu-satunya? Dengan transplantasi jantung?" Fayruz mengangguk.
"Cuma itu. Mulai sekarang, coba lu cari-cari donor jantung untuk Ana," setelahnya, Fayruz keluar dari ruangan Dion.
"Ya Tuhan, tolong berikanlah hamba petunjuk. Hamba tidak ingin ditinggalkan oleh -Nya," Dion merasa harus berjuang untuk yang terkasih.
••|••
"Pulangnya hati-hati Yut. Jangan ngebut, liat jalan yang benar," Yuta terkekeh dengan perkataan Nayana. Dia merasa bahagia memiliki Nayana di hidup nya.
"Oke cantik,"
"Gak usah ngerdus. Jelek," Yuta mencubit pelan hidung Ana karena gemas dengan tingkah gadis itu.
"Udah sana pulang,"
"Dih ngusir. Yaudah aku pulang dulu. Sampai jumpa besok," setelah itu, motor Yuta melesat pergi dari hadapan Ana.
Saat akan masuk kedalam rumah, Ana merasakan detak jantungnya tidak benar. Sangat cepat, Ia merasa sesak luar biasa. Chandra yang merasa ada yang masuk, melihat sang kakak sedang kesakitan. Ia panik Dan memanggil orangtuanya.
"Mah, Mba Ana gapapa kan?" Kini mereka telah berada di lorong rumah sakit. Dengan kesigapan Ayah, mereka dengan cepat pergi kerumah sakit.
"Kita doa aja ya, semoga Mba mu baik-baik aja," Mama masih terisak dan shock dengan kejadian ini.
"Ma, Ana kenapa bisa?" Dion datang masih dengan jas putih dan juga stetoskop di sakunya. Rambut yang urakan.
"Mama juga kurang tau, ta...tadi pas hiks...sampai depan pintu, dia langsung hiks... kesakitan gitu," Mama menjelaskan dengan terbata.
"Kita doa aja Dion, semoga Ana baik-baik aja," Ayah memegang bahu Dion.
Chandra mengabari teman-teman nya dan juga teman kakaknya jika Ana masuk rumah sakit. Respon mereka cepat dan juga sigap. Tapi Mama memberitahu, jika Ana sudah sadar dan di pindahkan keruang inap baru mereka boleh menjenguk. Lain dengan Dion yang masih berkecamuk dengan pikirannya.
Jangan sekarang Tuhan... Tunggu sebentar, tunggu sampai aku menemukan pendonor untuknya. Kumohon padamu. Batin Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
FanficTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...