24•

12 3 0
                                    

Dimohon dengan amat sangat, untuk menghargai author, agar vote dan comment. Karena itu sangat berguna untukku.

Terimakasih.

Selamat membaca....

°°°°°

Setelah kejadian di bianglala waktu itu, ini waktunya untuk masuk kembali ke sekolah. Ya walaupun akan banyak perubahan yang akan mereka rasakan. Tidak ada lagi si moodboster, Hakim. Mereka rindu, tapi tidak boleh menangis.

Hari pertama Ana diantar oleh Ayah ke sekolah bersama dengan sang adik. Kenapa tidak berangkat bersama Yuta? Ana ingin sekali berangkat bersama ayahnya, sudah lama dia tidak diantar oleh sang Ayah.

"Belajar dengan benar dan jadilah kakak kelas yang baik. Maka semua orang akan menghormati mu tanpa kamu minta," itu pesan sang ayah untuk dirinya dan juga Chandra sebelum mereka masuk ke sekolah.

"Okey, aku akan jadi kakak kelas yang baik untuk adik kelas ku. Kalau begitu kami akan masuk. Assalamualaikum," mereka berdua salim, keluar dari mobil dan masuk kedalam kelas.

Kini Ana dkk sudah kelas 12 dan adiknya sudah kelas 11. Setibanya di koridor sekolah, mereka menemukan sekumpulan murid. Ana dan Chandra ingin tahu apa yang ada disana.

Ternyata yang mereka dapatkan adalah, Yuta dkk berserta perempuan yang mereka tidak tau namanya. Perempuan itu cantik dan manis. Tubuhnya sangat baik. Dia berdiri disebelah Yuta.

"Nayana? Kenapa disitu. Sini lebih dekat," Tama yang menyadari kehadiran Ana pun mendekat dan memegang pergelangan tangan gadis itu untuk mendekat kearah mereka.

"Ah... Gue tadi sama Chandra mau ke kelas masing-masing, terus liat gerombolan, gue kira ada yang berantem makanya gue kepo. Ternyata cuma ini toh. Yaudah kalau kaya gitu, gue mau lanjut ke kelas, dadah," belum sempat pergi terlalu jauh. Suara seseorang yang dia kenal pun terdengar.

"Lili, kenapa kamu bisa ada disini?" Suara Guntur terdengar. Siapa Lili yang Guntur maskud?

Setelah melihat itu, Ana tahu yang di maksud Lili oleh Guntur adalah perempuan tadi. Siapa dia? Anak baru yang pasti Ana tau.

"Ahh.. maaf ya, dia tunangan gue. Gue kaget dia ada disini. Maaf ya deket-deket ke lu, Yut," Guntur meraih tangan tunangannya itu. "Kamu ngapain disini?"

"Aku pindah disini. Aku gak betah sekolah di sana. Mungkin disini aku bisa lebih dekat dengan kamu," walaupun menghadap kearah Guntur, namun mata itu menghadap kearah Yuta.

"Ayo aku antar ke kelas," Yuta meraih tangan Ana dan membawa gadis itu ke kelasnya, meninggalkan sekumpulan orang yang ingin tahu tentang gadis tadi.

••|••

"Gila, ada kakel baru. Cantik sih, tapi menel banget ke Mas Yuta. Gondok gue liatnya," Jeno yang ada disana pun memberi tau kepada temannya yang lain.

"Iya anjir, untung mbak gue orangnya gak gampang kesulut emosi kalo gak mah udah ribut tuh Mas Yuta sama Mba Ana," mereka semua mengangguk setuju dengan ucapan Chandra. Berbedan dengan Rendy yang murung, dia merasa sepi dengan tidak adanya Hakim.

Tak terasa air mata mengalir dari pelupuk matanya. Dia tidak bisa menahan tangis karena rindu sahabat yang sering mengajaknya berantem itu. Arjuna yang melihat ke arah Rendy pun menenangkannya.

[✓] NAYUTA || YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang