Dia, laki-laki yang dulu pernah Ana sayangi. Yang pergi dengan seenaknya dan datang tanpa pemberitahuan.
5 tahun lalu,
Ana bermain dengan laki-laki dengan wajah tegas, alis tebal dan suara yang indah. Dia Dion Juna Putra, laki-laki yang sangat Ana sayangi."Mas Dion, main sama Kak Angel mulu, jarang main sama Ana," Ana mengatakan sembari cemberut.
"Pacar pertama Mas cemburu nih?" Dion menjahili Ana dengan menjawil hidung nya.
"Iyalah, yakali Ana engga cemburu," Dion tertawa mendengar jawaban Ana. Dion dan Ana hanya teman dekat, namun Ana menaruh harapan kepada Dion. Tapi, Dion malah berpacaran setelah 2 minggu kejadian itu.
Tiba-tiba, 1 bulan sejak percakapan terakhir itu, Dion pergi keluar negeri tanpa pemberitahuan atau pesan kepada Ana. Sejak saat itu, Ana menutup diri dari laki-laki.
Namun, kini Dion datang dengan senyum. Senyum tanpa dosa. Ana mematung dan melihat ke arah Yuta yang menatapnya datar.
"Apakabar, Nayana-ku?" Dion bertanya seraya mengusak kepala Ana. Ana menepis tangan Dion dari kepalanya.
"Buat apa Mas kesini lagi? Mas udah buat aku kecewa dan nangis. Lebih baik kita gak pernah ketemu lagi Mas," Ana pergi dari tempat makan itu.
"Lu denger kan apa yang Wanita gue katakan? Dia milik gue, pergi sebelum Dia lebih benci lu!" ucap Yuta dengan nada tegas. Dion yang melihat itu bertekad akan membuat Ana jatuh hati lagi kepadanya.
••••••••
Yuta mengikuti Ana, dan mereka berhenti di basemant. Ana hanya asal pergi, meninggalkan laki-laki tadi."Ana, lu mau sampai kapan disini?" tanya Yuta yang tidak tega melihat Ana nangis seunggukkan. Nada bicara Yuta yang lembut membuat Ana berhenti.
"Maaf, membuat rencana makan-makan nya jadi berantakan," Ana mengusap air matanya. Dia malu melihat Yuta yang memperhatikan dia.
"Lu cuma punya gue, milik gue. Gak ada yang boleh ambil lu dari gue, kalau ada. Biar gue mati dan lu baru bisa sama dia!" ucapan Yuta membuat Ana merinding. Dia takut, takut kehilangan Yuta. "Naik lagi yuk, makanannya ntar dingin. Gue laper hehehe," Yuta mencairkan suasana dan menggandeng tangan Ana agar mau makan lagi diatas. Saat sampai, dia tidak menemukan Dion dan itu membuat makan Ana lahap. Yuta yang melihat itu senang, dan setelah makan, mereka pulang.
Tidak ada kegiatan yang ingin mereka lakukan. Hari ini cukup. Yuta mengantar Ana pulang dan mengusap puncak kepala Ana dengan sayang.
"Ana, mungkin mulai sekarang, aku akan pakai aku-kamu. Kamu milikku, gak ada yang boleh mengambil kamu dari Ayahmu, Adikmu dan Diriku," setelah mengatakan itu, Yuta pergi melajukan motornya. Ana bingung, bingung dengan rasa yang aneh ini. Dia bahagia dan dia takut.
•••••••
Minggu yang cerah, Yuta masih bergelung dibawah selimut yang hangat. Dia tidak memiliki rencana jadi lebih baik dia berpacaran dengan kasurnya."MAS YUT, BANGUN GAK. MAKAN WOI AKU LAPER!!" Taro sudah kesal karena Yuta sulit dibangun kan.
"Bentar bawel. Ini baru bangun," Yuta berjalan kearah kamar mandi dan mencuci muka. Setelah itu, dia turun kebawah dan sarapan bersama Bunda dan Ayah.
"Ekhem, kemarin abis kencan nih ye, mbok ya kenalin ke Bunda mu iki lho, Yut," Bunda sangat ingin bertemu dengan perempuan yang dapat membuat Yuta bahagia.
"Hmm, nanti kalau dia mau, Yuta ajak kerumah," ucap Yuta masih fokus kepada makanan nya. Ayah, Bunda dan Taro hanya cekikikan melihat jawaban Yuta. "Gausah cekikikan, serem aku lihat Bunda sama Ayah kaya gitu," Yuta menyendokkan Nasi nya kedalam mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
Hayran KurguTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...