| epilog |

30 2 0
                                    

Saat Yuta pergi, perasaan sedih masih melekat didalam perasaan Ana. Dia benar-benar berada di titik terendah. Kala mengingat bahwa lelaki itu merupakan kekasih yang sangat Ana sayang.

Setelah kepergian lelaki itu. Teman-teman Yuta dan Ana sedang fokus untuk mengejar impian mereka. Setiap bulan mereka akan pergi bersama kemakam Yuta dan Hakim. Hah, seperti ini rasanya ditinggalkan.

Sedih.

Kini, mereka sudah selesai menjadi seorang siswa sekolah menengah atas. Bahagia mereka rasakan bersama. Mereka berpelukan bersama atas euforia yang sedang terjadi.

"Abis ini mau kemana?" Doni bertanya kepada teman-temannya itu.

"Makam," jawaban Ana membuat mereka semua melihat kearah gadis itu.

"Hah... Iya bener. Kita harus kasih tau Yuta sama Hakim, kalau kita udah lulus. Yuta pasti seneng, perjuangan kita gak sia-sia," Juan berkata dan diangguki semuanya.

"Yaudah yuk. Nay, lu bareng gue ya," Tama mengajak Ana untuk bersama. Nayana hanya mengangguk sebagai jawaban.

Saat arah ke makam, mereka membeli kembang dan juga air mawar. Jujur, Ana merasa sedih. Ketika melihat semua teman-teman mereka yang mempunyai pasangan akan berpelukan dan mengucapkan selamat, Nayana tidak. Dia ingin sekali Yuta melakukan hal seperti itu, tapi tak apa. Jantung yang berdetak ini melekat didalam dirinya.

Mereka telah sampai didepan pusara Yuta. Mereka berdoa dan menaburi bunga serta air mawar yang dibeli tadi untuk Yuta dan Hakim.

"Hai, kamu bosen gak aku tengok terus?" Teman-teman Ana ingin menangis mendengar gadis itu berucap seperti itu.

"Aku sama yang lain kesini mau kasih tau kamu. Kalau kita udah lulus, kamu senengkan? Iya, kita lulus bersama Yuta. Tanpa kamu. Aku sedih sebenarnya, tapi tak apa. Kamu ada didalam detakan ini. Yuta, bisa beritahu Tuhan tidak, jika Nayana-mu ini merindukan kekasihnya? Jika bisa, tolong beritahu. Aku selalu berdoa agar kamu datang di mimpi aku. Ya, sesekali kamu datang dengan senyum itu dan bunga Lili ditanganmu. Aku sayang kamu. Kita semua sayang kamu. Sampai jumpa," Ana berpamitan, karena tidak tahan dengan semua yang ia ucapkan.

"Yut, gimana disana. Lagi main ya sama Hakim? Sekali-kali datenglah Yut ke mimpi kita-kita. Kita juga kangen lu. Temen ter gak jelas kita. Kita lulus Yut, kita akan lanjut ke pendidikan seperti yang kita impikan. Sampai jumpa lagi Yuta," setelahnya, mereka pergi dari makam.

••|••

"Kamu serius gak mau ke makam Yuta?" Seorang lelaki bertanya kepada kekasihnya.

"Aku merasa malu," lelaki itu mengelus kepala kekasihnya. "Gak usah malu. Gimanapun juga, dia pernah jadi ada di hidup kita,"

"Tapi..."

"Gak usah tapi-tapi Lili, kita ke makan Yuta," gadis itu adalah Lili.

"Oke.. terimakasih dan maaf pernah membuat mu sakit ya, Guntur," Lelaki tadi ialah Guntur. Sejak insiden Nayana masuk rumah sakit, dan Yuta kecelakaan. Lili berubah, dan gadis itu meminta maaf. Dan Guntur memaafkannya dan mereka membuat cerita baru.

Kini mereka telah sampai di depan makan Yuta. Mereka berdua berjongkok. Rupanya ada yang telah menjenguk Yuta, terlihat dari makam ini yang basah dan ada kembang.

"Halo Yut, aku Lili. Maaf untuk apa yang aku lakukan sama hubungan kamu dan Ana. Aku benar-benar menyesal. Maafin aku Yuta. Kamu lelaki baik yang memang untuk Ana. Terimakasih pernah hadir dihidupku," Lili sudah terisak didalam pelukan Guntur.

"Yut, maaf kalau gue punya salah sama lu. Walau kita ga terlalu sering main, tapi lu bener-bener temen yang asik dan baik. Makasih udah jadi temen gue, sampai jumpa Yuta," setelah itu, mereka pulang.

[✓] NAYUTA || YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang