11•

15 3 0
                                    

Saat sampai kelas, Ana tidak menemukan bekal seperti hari sebelumnya. Guntur yang duduk disebelah Ana juga ikut kepo dengan apa yang temannya itu lakukan.

"Ngapain sih lu?" tanya Guntur dengan nada heran.

"Lu ambil bekal dari meja gue gak?" tanya Ana selagi melihat ke arah kolong meja.

"Masih bisa beli kali gue, ngapain ambil-ambil bekel dari si misterius itu," Guntur membuka hape dan memainkan games. Ana merengut kesal.

"Ana, ngapain?" Tamara yang datang dengan Mark dibuat bingung dengan sahabatnya itu.

"Gabut mungkin. Atau saking bahagia dia Yuta balik," ucapan Mark mendapat hadiah tatapan tajam dari Ana.

"Palelo bejendol. Gue nyari bekal yang tiap pagi si misterius itu kasih. Itu bisa jadi kunci siapa yang kasih bekal ke gue setiap pagi. Tapi si misterius gak ngasih," Ana lemas dengan kenyataan ini. Seharusnya dia sudah tau siapa yang memberikan bekal itu kepada Ana.

"Muka lu gak usah cemberut kali," Savana yang baru datang sudah melihat wajah cemberut Ana.

"Berisik," Ana kesal dengan kenyataan.

"Lagi dateng kali bulannya makanya kesel," setelah itu, Mark pergi dari kelas Tamara. Dia berjalan kearah kelasnya.

Dikelas nya, dia sudah mendapati Yuta yang joget-joget padahal belum pulih sepenuhnya atau teman-teman yang lain yang sudah meminta Yuta untuk diam.

"Woi tolol, diem kagak lu. Udah tau belom sembuh masih aje buat ulah," Tama udah emosi dengan temannya yang satu itu. 

"Dih lu gak kangen gue apa?" tanya Yuta dengan nada melas.

"Kagak," ucap mereka barengan.

"Juan sakit?" Jefri yang baru sadar Juan tidak ada bertanya.

"Iya, tadi dia call gue," mereka ber OH ria.

Jam pelajaran telah dimulai, tidak seperti hari biasanya, Yuta fokus kedalam pelajaran ini dan Ana yang masih bingung dengan segala teka teki. Tidak ada petunjuk.

••••
Kini, mereka telah berada dikantin. Tama memesankan makanan untuk mereka semua. Selagi menunggu makanan datang, mereka bercanda bersama.

"Juan gak dateng John?" tanya Savana kepada Johnny.

"Kagak, sakit dia," ucapan Johnny membuat Ana berspekulasi apakah Juan yang memberinya bekal? Tapi tidak mungkin.

"Kenapa? Gak fokus kamu dari tadi," Yuta menyadarkan Ana. Ana terkejut ketika Yuta menggoyangkan tangannya.

"Cuma lagi mikir tumben kamu gak gombalin aku," jujur, Ana tidak tega untuk berbohong kepada Yuta. Tapi tidak mungkin dia beberkan semua isi kepala nya kepada Yuta.

"Kamu tuh, aku diem kamu mikir. Aku banyak tingkah kamu omelin," Yuta dibuat bingung dengan ucapan Ana.

"Hahahaha, aku bukan omelin kamu Yuta. Aku cuma mau kamu inget kamu belom sembuh seratus persen," kini gantian Ana yang mengusap puncak kepala Yuta. Yuta senang dengan perilaku manis Ana kepada Yuta.

Tak lama, makanan mereka datang. Ana yang senang Yuta makan dengan lahap dan Yuta yang senang Ana makan banyak. Ana sangat sedikit soal makan. Tapi hari ini, Ana makan banyak dan itu membuat Yuta senang.

"Gak usah buru-buru. Nih minum dulu," Johnny menyodorkan gelas berisi es teh manis kepada Savana. Savana langsung meminum air itu.

"Makasih," setelah mengatakan itu, Savana lanjut makan. Tidak ada obrolan lagi setelah makan. Mereka langsung balik kekelas masing-masing.

Ana mendapati ponselnya yang bergetar. Dia mendapat pesan dari Jeno untuk membantunya membeli sepatu.

Jeno
Mba, boleh anter aku ke toko sepatu gak?
10.05

Nayana
Boleh, aku bilang Yuta dulu. Emang jam berapa?
10.05

Jeno
Pulang sekolah mba bareng aku. Nanti langsung ke sana.
Gimana?
10.06

Nayana
Sip
10.06

Setelah mengetik itu, Ana mengechat Yuta untuk memberi tahu jika nanti dia tidak bisa pulang bersama laki-laki itu. Ana berharap Yuta tidak protektif kepadanya. Dia juga kan kenal Jeno.

Nayana
Yuta, nanti aku pulang sama Jeno, dia mau beli spatu aku mau bantu dia. Kamu pulang sendiri aja ya
10.07

Yuta
Hmm gapapa, besok aku yang ajak kamu date. Hati-hati ya sayang. Kalo si Jeno ngebut kamu call aku biar aku gebuk dia
10.07

Nayana
Menih gombal pisan mane teh
10.08

Yuta
Gombal sama teteh Ana gak apa-apa kali
10.09

Nayana
Yaudah. Udah ada guru. See u Yuta-san
10.10

Tidak ada balasan pertanda guru dikelas Yuta juga sudah masuk. Ana tersenyum mengingat tadi Yuta menanggilnya sayang. Baper banget asli. Tapi ya, gimana nama nya juga perasaan.

••••
Bel pulang telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar, Jeno sudah menunggu didepan kelas Ana. Dia tidak ingin Ana menunggu di parkiran.

"Yaudah ayo No berangkat sekarang. Biar gak kemaleman," Ana menarik tangan Jeno. Kini mereka telah sampai di parkiran. Ana melihat Yuta dan teman-temannya.

"Naik motornya jangan ngebut. Lu bawa cewek gue inget lu," ancam Yuta kepada Jeno. Sementara Jeno sudah kebal dengan semua itu.

"Bacot, entar gue pulang in dengan Selamat," setelah mengatakan itu, Jeno melajukan motornya pergi dari sekolah ke arah mall.

Mereka telah sampai di mall. Mereka langsung menuju kearah toko sepatu. Ana benar-benar membantu Jeno untuk memilih sepatu.

"Itu bagus No. Kamu kan suka olahraga terus badan kamu juga atletis. Jadi cocok, coba deh," Jeno menuruti apa yang Ana katakan. Dia mencoba sepatu yang Ana rekomendasi kan kepadanya. Ya sepatu ini bagus dan sangat cocok di dirinya.

"Tambah ganteng kamu No pakai sepatu itu," Ana memberikan kedua jempol nya kepada Jeno. Ana jujur dengan apa yang ia katakan. Ia ingat jika memiliki Yuta, namun yang dia katakan hanya memuji.

"Kalo aku ganteng kenapa Mba gak jadi pacar aku aja," Jeno mengatakan seraya memberikan sepatu yang ia beli kepada kasir.

"Ada-ada aja. Inget ada Mas Yuta, mau ribut kamu sama dia?" Ana bertanya dengan ketawa.

"Boleh kalau itu buat rebut Mba," setelah nya, Jeno tertawa. Ana bingung dengan lelucon Jeno.

"Apasi kamu," setelahnya, mereka pergi ke food court yang ada di mall itu. Mereka memesan makann yang sama. Mereka juga bercanda saat menunggu makanan. Saat makanan tiba, mereka fokus ke makanan.

Setelah itu, Jeno mengantar Ana pulang dengan selamat sesuai apa yang ia katakan kepada Yuta. Ana turun dari motor Jeno dan masuk kedalam. Didalam seperti biasa, ada Mama, Ayah dan adiknya. Dia salim dan berjalan ke kamarnya. Dia merasa hape nya bergetar.

Unknown
Kamu cantik Ana, ini aku yang selalu memberikan bekal pagi kepadamu. Jangan cari aku dan jangan beritahu Yuta jika aku mengirimi pesan Ana. Maaf jika membuat mu bingung.
19.50

Siapa orang ini. Dia kenal betul dengan Ana, tapi Ana bingung siapa orang itu. Sebaik apa dia sehingga tidak mau dirinya dan Yuta bertengkar. Siapa dia?

~~~~
Vote dan comment. Karena vote dan comment kalian berguna untukku.

Terimakasih

[✓] NAYUTA || YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang