31•

12 1 0
                                    

TOLONG DENGAN SANGAT VOTE NYA TEMAN-TEMAN.

MAACIW.....

SEMOGA MERASA TERHIBUR DAN KALAU GA JELAS MAAFIN YAAA.

××××××

Semua telah mengetahui bahwa Ana menderita gagal Jantung. Jujur mereka sedih, shock dan tidak bisa berkata-kata.

Tamara dan Savana menangis mendengar itu. Sampai mereka ditenangkan oleh Mark dan Johnny.

Beda dengan Lili yang merasa itu adalah kesempatan emas. Bagus sekali, rencana Lili akan berjalan dengan baik.

"Kok lu bisa nyembunyiin ini dari kita sih, Na? Lu gak anggap kita temen?" Tamara bertanya dengan suara yang bergetar.

"Bukan gitu. Kalian berhenti nangis dulu dong. Gue jadi sedih. Ini juga gue taunya 2 hari yang lalu. Pas check ke dokter sama Mas Dion," Ana menjelaskan kepada mereka semua.

"Hah... Yaudah Na. Sekarang lu harus banyak istirahat, rajin minum obat dan dengerin omongan dokter. Kita semua bakalan jaga lu kok, terlebih bucin lu yang satu," ucap Jefri di sebelah Tama.

"Hm.. bener. Kita bakalan ada disaat Mba butuh kita," ucap Jeno yang diangguki yang lain.

"Makasih ya. Doain biar gue bisa sembuh," Ana menggenggam tangan Yuta.

"Halah penyakitan aja ribet," Lili jengah.

"Halah, gak tau diri aja bangga," ujar Naura yang baru datang bersama Anita, dan Chacha. "Boleh kan kita gabung?" Semua mengangguk.

"Apa lu bilang?!! Gue gak tau diri?!!" Lili menatap nyalang Naura.

"Ya kalau gak tau diri apa dong? Situ ngapain duduk disebelah Yuta? Owh... Bukan gak tau diri tapi gak ada harga diri. UPS," jawab Anita dengan seringai.

"Fuck you!!" Lili pergi dengan hati dongkol. Guntur diam saja. Sedikit lelah dengan tingkah Lili.

"Udah yuk, makan aja. Selamat makan. KAK ANA... HARUS MAKAN BANYAK BIAR CEPET SEMBUH," Seru Chacha dengan senyum manis. Semua orang terkekeh dengan tingkah Chacha yang lucu. Berbeda dengan Rendy yang tersenyum manis melihat tingkah Chacha.

••|••

"Cha!!" Panggil seseorang di arah belakang Chacha.

"Oh... Rendy. Kenapa? Atur napas dulu atuh. Jangan lari lari gitu, nanti bengek," Chacha membantu Rendy mengusap punggung laki-laki itu.

"Pulang bareng gue nanti," Chacha shock. Gak salah denger kan? Seorang Rendy yang julid, jutek, cuek ngajak pulang bareng?

"Rendy abis kejeduk lantai pas sujud ya?" Tanya Chacha keheranan.

"Kalau gak mau yaudah," hampir ingin melengos, tapi suara menginstruksi.

"GAK... CHACHA PULANG SAMA RENDY. Maaf ya tadi Chacha cuma kaget aja, Rendy ajak pulang bareng hehehe," ini yang Rendy suka. Chacha tuh sebenernya lucu terus polos gitu. Jadi gemes Rendy tuh sama dia.

"Yaudah, ayo jalan bareng ke kelas," ajak Rendy ke Chacha. Chacha mengangguk dengan semangat. Wah hari bahagia ini tuh.

"Rendy, Kak Ana kuat ya. Chacha aja kalau jadi Kak Ana udah pergi sama yang lain. Ya walaupun sekarang Mas Yuta udah berubah. Tapi sakit lho liat cowo yang kita sayang sama yang lain," ungkap Chacha.

Jujur, Rendy kira Chacha gak suka merhatiin sekitar, apalagi tentang temannya. Rendy jadi speechless sendiri. Kaya kagum sama pemikiran Chacha yang bisa dewasa di waktu tertentu.

"Kok lu bisa bilang gitu?" Tanya Rendy heran.

"Chacha suka merhatiin aja. Apalagi berita tentang mereka tersebar. Jadi Chacha tau. Tapi kita gak boleh liat dari satu sisi. Mungkin Mas Yuta kaya gitu untuk melindungi sesuatu. Itu pemikiran Chacha sih," Rendy menahan pergelangan tangan Chacha.

"Kalau gue bilang, gue suka sama lu. Lu percaya gak?" Chacha terkejut.

Chacha gantian speechless. Gak bisa berkutik. Terlalu dadakan. Dia terkejut bukan main.

"Rendy suka sama Chacha?" Perempuan itu bertanya untuk memastikan.

"Gue suka pemikiran lu," jelas Rendy.

"Owh... Pemikiran toh," nada lesu dikeluarkan dari perempuan manis itu.

"Ren, Cha. Ngapain disitu? Kok Chacha lesu?" Tanya Anita yang berada di sebelah Jeno.

"Ini gue tadi sama dia mau ke kelas bareng. Kalo dia lesu sih gue gak tau. Paling capek," ujar Rendy. Setelahnya mereka berjalan bersama ke kelas.

Rendy cuma suka pemikiran Chacha tapi gak suka sama Chacha. Mungkin tadi Chacha cuma berharap lebih. Batin Chacha

••|••

Selama sebulan ini, Ana benar-benar dijaga oleh teman-temannya. Mereka benar-benar melindungi Ana dari sesuatu yang mereka anggap berbahaya. Mereka membawakan buah tangan saat berkunjung kerumah Ana.

Sudah sebulan pula sejak Ana di diagnosa mengalami penyakit Gagal jantung. Dia sudah kembali ke dokter untuk check up. Ditemani orang tuanya, Yuta dan Dion.

"Baik Ana. Sepertinya kamu benar-benar mengikuti anjuran saya. Bagus sekali. Rutin minum obat ya. Kita harus berjuang bersama untuk kesembuhan kamu oke?" Dokter Fayruz memberikan resep obat kepada Ana dan mengingatkan kepada kedua orangtua Ana untuk selalu memantau perkembangan Ana.

"Baik dok. Terimakasih ya. Kami permisi," mereka keluar. Diluar sudah ada Dion dan Yuta yang menunggu mereka keluar.

"Kalian bisa pulang. Biar Ayah sama Mama yang nungguin obatnya. Hati-hati," ayah pergi untuk ke apotek.

"Mas, kamu mending kerja lagi. Aku gak enak. Terimakasih ya udah nungguin," setelahnya Ana dan Yuta pergi kearah parkiran.

"Kata dokter harus gimana?" Jujur Yuta tidak tenang memikirkan semuanya. Hatinya berdegup.

"Ya bisa. Minum obat teratur dan perbanyak istirahat," Jawab Ana setelah duduk di jok belakang. Entah, tadi saat Yuta ingin mengantar Ana, perempuan itu bilang bahwa ingin naik motor.

"Jangan lupa tuh saran dokter. Mau kemana lagi?" Yuta bertanya.

"Ketaman kota aja. Aku mau healing," Yuta mengangguk saja.

Setelah 30 menit perjalanan, mereka telah sampai di taman kota yang banyak anak kecil, orang tua atau bahkan pasangan yang sedang duduk disana. Yuta menarik Ana untuk duduk disalah satu kursi dan ia memesan minuman.

"Ana," panggil Yuta memberikan minuman kepada Ana.

"Terimakasih. Kenapa Yut?"

"Tetap hidup dan sehat ya. Aku akan memberikan apapun untuk kamu. Tetap hidup untuk keluarga kamu, aku dan yang lain. Kamu kuat," entah, Yuta hanya ingin mengatakan itu saja.

"Kenapa? Kenapa kamu ngomong kaya gitu?" Mata Ana berkaca-kaca.

"Aku sayang kamu," Setelah itu. Hanya keheningan yang menyelimuti mereka di sore hari ini.

××××

VOTE CEFFATTT.....

TERIMAKASIH.

[✓] NAYUTA || YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang