Hari senin pun telah tiba, seluruh siswa datang pagi untuk belajar di ruangan masing-masing. Tidak jauh beda dengan Yuta dan teman-temannya. Mereka juga belajar dengan rajin.
"Aduh sks ni gw bangke, masuk otak kagak," Johnny sudah misuh-misuh karena tidak mengerti.
"Kagak ada yang nanya si, John," Jefri mengatakan seraya menghafal rumus. Mereka benar-benar belajar dengan giat agar tidak mengecewakan.
Tidak jauh berbeda, ruangan Ana juga hening karena fokus kepada materi yang akan di ujikan. Dan ada bekal dari si misterius. Bisa-bisanya si misterius tau ruangan Ana.
"Ayo rumus masuk ke otak," Guntur merapalkan rumus dengan benar. Savana yang melihat itu hanya bisa menggeplak tangan Guntur.
"Bisa-bisanya anak kaya lo udah tunangan padahal idiot," Savana menggeleng. Tidak habis pikir dengan Guntur. Rumus aja masih meleyot sok-sok an udah tunangan.
"Kagak ada hubungannya ye cabe," Guntur menjawab dengan emosi.
"Cocot lu anjing ye," Savana membalas dengan emosi juga.
"BACOT LU BERDUA. GUE MAU BELAJAR," Ana memarahi mereka berdua. Setelah itu mereka berdua diam dan lanjut belajar.
Setelah kejadian itu, jam untuk ujian sudah dimulai. Seluruh murid SMA Panca hening tidak ada yang berani berisik. Mereka fokus ke soal yang dibaca. Yuta menjawab dengan mengingat rumus.
••••
2 jam sudah usai, para anak murid sangat senang dan lega jam pertama ujian sudah mereka selesaikan. Ujian akan berlangusng selama seminggu.
"Pusing betul pala gue," Juan mengatakan seraya berjalan kearah kantin. Ini sudah masuk jam istirahat.
"Untung tadi gue inget sama rumus rumusnya. Bisa mampus gue kalau lupa," Mark mengatakan dengan memijat pangkal hidung.
"OI SAVA," Doni yang melihat Savana dan teman-temannya mendeket.
"Enak aja lu deketin cewek gue," Johnny menyingkirkan Doni dari sisi Savana.
"Udah ga usah di bahas,yuk John ke kantin," mereka semua berjalan bersama ke kantin.
"Ana, kayak nya selama seminggu aku bakal jarang ketemu kamu. Semangat ya," Yuta mengatakan itu seraya membawa Ana ke kantin.
"Gapapa, kamu juga semangat ya," mereka berjalan bersama ke kantin.
Tidak banyak berbicara, mereka fokus pada makanan atau mengingat materi. Sulit memang membagi waktu antara makan dan mengingat. Tapi saat ada seseorang yang kalian sukai itu mudah di atasi. Setelah dari kantin, mereka masuk lagi keruangan masing-masing.
•••••
Seminggu sudah usai. Ujian mereka telah mereka selesaikan. Banyak hal yang mereka lewatkan saat mengerjakan ujian, mulai dari lupa rumus, lupa semua. Kini waktunya mereka menyegarkan pikiran. Mereka berkumpul di rumah Tama untuk merayakan selesai nya ujian.
"Minuman mana anjir?" Hakim datang dengan ocehan tidak berguna.
"ambil lah, lu kira gue babu lu," setelah Tama mengatakan itu, Hakim berjalan ke dapur dan mengambil minuman. Hakim menemukan Jeno yang sedang diam di dapur.
"Ngapain lu,No?" Hakim bertanya dengan nada heran.
"Gak. Lu ngapain kesini?" Jeno bertanya balik.
"Ambil minum lah. Lu ngapain sih? Aneh banget," Hakim bertanya seraya menuangkan minuman di gelas.
"Udah deh kedepan aja. Yuk kedepan," Jeno dan Hakim berjalan bersama. Sampai di ruang tamu, mereka menemukan para tua-tua sedang berkumpul.
"Itu punya gue ye bang. Enak aje lu ngembat makanan gue," Hakim langsung mencomot makanan yang ada di tangan Doni.
"Masi banyak makanan goblok. Masi aja mau punya gue," Doni merengut kesal.
"Itu udah gue tandain," Doni dan Hakim gelud karena makanan.
"Ish, masi banyak makanan juga, jangan kayak orang susah deh," Rendy menengahi mereka. Rendy kesal sebab mereka selalu gelud.
"Udah biarin. Kita dapet acara gratis," Yuta tertawa melihat tingkah laku mereka. Ana yang ada di sebelah Yuta hanya bisa mencubit tangan Yuta.
"IH BUDEG YA LU PADA. DIEM KAGAK, GUE SIREM PAKE SODA NIH," Taro emosi melihat kedua orang itu gelud.
Chandra hanya tertawa melihat mereka berdua langsung diam ketika Taro sudah mencak-mencak. Chandra tau kenapa Taro seperti itu. Makanya Chandra dan Arjuna tertawa tau kenapa Taro tertawa.
"Udeh,Tar. Ntar juga dibales sama mba Crush," Arjuna mengatakan itu dengan tertawa.
"Diem kagak lu," Ancam Taro kepada Arjuna.
"Lucu banget sih, Tar. Lo kenapa dah?" tanya Tamara yang merasa lucu melihat taro cemberut.
"Kepo amat. Dah lah, nonton youtube aja," Taro merenggut seraya mengeluarkan hp.
"Mau balik? Udah lumayan malem juga," Yuta bertanya kepada Ana.
"Hmm, gak enak sama yang lain," Ana ingin pulang tapi tidak enak dengan yang lain.
"Gak apa-apa. Yuk," Yuta menggandeng tangan Ana. "Gue balik dulu, Taro jangan pulang malem sekalian anterin Chandra balik juga. Lu pasangan berdua jangan pacaran mulu bangsat. Enek gw liatnya," setelah itu Yuta pergi dari hadapan mereka.
•••••
Ana dan Yuta pulang di perjalanan mereka banyak sekali berbincang. Mulai dari hari pertama sampai hari terakhir, Ana tertawa dengan semua candaan Yuta. Ana senang dapat melihat Yuta tertawa.
"Udah sampai. Masuk sana udah malam," Yuta menyuruh Ana untuk masuk.
"Kamu hati-hati bawa motor nya. See you," Ana melihat motor Yuta menjauh dari rumah Ana.
Ana masuk dengan perasaan riang. Dia sangat senang hari ini. Dapat berkumpul dengan teman dan menyelesaikan ujian dengan mudah. Sungguh itu merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Ana masuk dan menemukan Mama dan Papa sedang menonton tv.
"Adik kamu masih di rumah Tama?" Mama bertanya saat Ana salim.
"Iya. Betah dia dirumah Tama banyak temennya," Ana menjelaskan dengan senyum yang mengembang.
"Gimana sama Yuta, baik-baik aja?" Papa bertanya dengan senyum usil.
"Ya baiklah. Sering banget anterin aku," Ana menjawab masih dengan senyum. "Udah ah, aku mau ke atas," setelahnya, Ana naik dan masuk kedalam kamarnya. Dia segera bebersih dan memainkan ponsel diatas ranjang. Banyak pesan dan ada satu notifikasi yang masuk.
Unknown
Ana, coba kamu keluar. Aku ada diluar. Aku mau ngomong jujur sama kamu.
21.35Dengan rasa penasaran yang memburu, Ana segera turun dan menemukan seseorang yang seperti ia kenal dari hadap belakang duduk di atas motor.
"Lo siapa?" Ana mendekat. Dan terkejut saat tau siapa dia. Gak mungkin.
~~~~
Vote dan comment. Karena vote dan comment kalian berguna untukku.Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NAYUTA || Yuta
FanficTentang dua anak remaja yang menjalin kisah dalam sebuah hubungan yang penuh lika-liku dan juga pemberian berharga. 100% murni dari otak, tidak copas dari siapapun. beberapa part mengandung kata-kata kasar. °°°° Start : February 2021 End : Novembe...