8•

16 5 0
                                    

Pagi harinya, Ana sudah sampai disekolah. Belum terlalu banyak anak murid yang datang. Tapi ada Savana dan Johnny, mereka seperti berbincang serius.

"Savana, jangan egois. Dia juga butuh aku, butuh dukungan aku. Kenapa kamu jadi egois?" hanya itu yang Ana dengar dari Johnny. Ana masuk dan mereka berhenti berbincang

Sama seperti hari sebelumnya, ada bekal tidak ada petunjuk dari siapa itu. Mungkinkah Yuta?

"Yuta udah dateng belum?" Ana bertanya pada Johnny.

"Belum, kenapa?" jawaban Johnny membuat Ana berpikir. Siapa dia? Baik sekali dengan Ana. Karena menghargai, Ana memakan bekal itu.

Tiba-tiba, ponsel Ana bergetar dan ada notifikasi dari Dion. Sungguh, Ana malas membalas tapi tidak enak kacangin anak orang.

Dion
Pulang jam berapa? Mau aku jemput gak?
07.05

Sejujunya, Ana malas berhadapan dengan Dion. Jadi dengan tekad yang bulat, dia menolak tawaran Dion. Terlalu sakit bertemu dengan Dion.

Nayana
Gak usah, aku pulang sama Yuta.
07.10

Tamara datang bersama dengan Mark, Mark mengantar Tamara sampai didepan kelas, disusul Guntur dibelakang mereka.

"Oi, Mark bareng ke kelas bentar lagi bel," ajak Johnny. Setelah itu, Mark di geret ke kelas mereka.

••••
Yuta baru saja sampai disekolah, ingin hati menemui teteh pacar, tapi sebentar lagi masuk. Jadilah ia akan menunggu hingga bel istirahat.

"Dahal tadi kita abis dari kelas Ana, Yut," ucap Mark saat masuk kedalam kelas.

"Bentar-bentar," Johnny tersadar kan sesuatu. "Lu ngasih bekal gak ke Ana?" Johnny masih heran.

"Buta mata lu, gue baru dateng," Yuta jawab dengan nge gas.

"Kalau bukan lu, tadi siapa dong yang ngasih bekal ke Ana?" Johnny sudah melirik kesemua temannya.

"Pertanda lu punya saingan,Yut," ucap Doni. Tak lama, bel berbunyi. Semua anak kelas diam untuk mempelajari materi. Yuta tidak fokus, harus kah ia mencari tau siapa? Siapa saingan yang selalu memberi Ana bekal?

3 jam pelajaran telah usai, kini bel istirahat. Setelah guru itu keluar, teman-teman Yuta kekantin. Yuta tidak enak badan, jadi dia tidak ikut.

Bertepatan dengan itu, teman-teman Yuta dan teman-teman Ana bertemu. Ana mencari keberadaan Yuta, namun tidak ada. Dia bertanya kepada Tama.

"Tama, Yuta gak datang?" tanya Ana gugup.

"Ada, lagi gak enak badan dia," ucapan Tama membuat Ana menghampiri Yuta dikelasnya. Tapi sebelum itu, Ana membelikan Yuta roti dan teh hangat setelah itu, Ana membawakan bekal itu kepada Yuta.

"Yuta," panggil Ana saat melihat Yuta tertidur dengan tangan sebagai alasnya.

"Ana, kamu mau jenguk aku?" Yuta bertanya dengan nada lemas. Sungguh, Yuta tidak ingin terlihat seperti ini.

"Kamu sakit. Pulang aja sana, aku khawatir tau gak!" ucap Ana tegas.

"Gak usah, aku udah minta Juan buat ambil obat. Ah ini, kue dari Bunda buat calon mantunya," Yuta memberikan kue yang kemarin Bunda buat.

"Bilangin Bunda, Terimakasih udah ngasih kue sama melahirkan Yuta yang tangguh," ucapan Ana membuat Yuta malu.

"Aduh jadi malu, nanti pulang sama aku ya," udah tau sedang sakit masih aja mau anter Ana.

"Gak aku pulang sama Arjuna aja, kamu minta anter Juan pulang, gak bagus lagi sakit bawa motor. Dah sebentar lagi masuk, minum obat jangan lupa," Ana berbicara tanpa berhenti. Membuat Yuta gemas sendiri.

"Iya Ana nya Yuta. Udah sana, maaf gak bisa anter pulang," Ana hanya mengusak kepala Yuta, setelah itu  pergi ke kelas nya. Ya Ana tidak makan. Menurut nya tadi dia sudah makan bekal yang diberikan orang misterius itu.

••••
Sementara ditempat lain, Johnny dan Savana makan di meja yang berbeda. Mereka ingin memiliki waktu berdua. Dan menyelasaikan masalah yang belum terselesaikan semua.

"Savana, aku tau kamu marah. Tapi jangan sampai egois Savana. Gak baik," ucap Johnny lembut.

"Kamu udah tau John kenapa aku egois. Karena aku gak mau laki-laki sebaik kamu pergi dari aku. Aku gak mau kamu kaya ayah ku, Johnny," Savana menahan tangis.

"I know. Tapi Savana dengan kamu marah gak mau makan gitu untung buat kamu apa Sa?" tanya Johnny masih lembut.

"Aku gak tau John, aku capek. Aku gak suka ada dirumah itu," Savana tidak tahan. Dia nangis dihadapan sang kekasih. Ya, Johnny tau masalah Savana, tapi dia tidak mau ikut campur sampai Savana bercerita dan meminta bantuan baru Johnny akan bantu.

"Savana nya Johnny kuat. Kita akan lewatin semua ini bareng, kalau mau sesuatu bilang aku ya," setelah itu, mereka semua pergi dari kantin menuju ke kelas.

•••••
Jam pelajaran sudah usai, kini semua murid berhamburan untuk pulang. Ana ingin menengok Yuta dahulu. Kini Ana sudah ada didepan kelas Yuta.

"Juan, antar Yuta pulang ya. Jangan sampe enggak," ucap Ana kepada Juan.

"Lu tenang aja sih," Juan sudah ada diluar.

"Sana kamu pulang, Juna juga udah nunggu di parkiran," mereka berjalan kearah parkiran sekolah.

"Juan, hati-hati dijalan. Inget, lu bawa Yuta yang lagi sakit," ucap Ana kepada Juan sementara Juan hanya terkekeh dengan penuturan Ana. Setelah itu, Juan pergi dengan motor Yuta.

"Yaudah yuk, Jun," Arjuna dan Ana sudah pergi untuk pulang kerumah Ana. Chandra bersama Jeno dikarenakan Chandra tidak bisa naik motor. 15 menit mereka telah sampai di rumah Ana.

"Mau mampir Jun?" tanya Ana seraya mengembalikan helm kepada Juna.

"Gak Mba, udah sore ditunggu mamah," setelah itu, Arjuna melajukan motornya menjauh dari rumah Ana menuju kerumah dia.

Ana masuk dan salim kepada mama dan ayahnya. Tidak ada keinginan untuk makan atau berbicara kepada Mama dan Ayahnya. Ana langsung menuju kamar dan menanyakan kabar Yuta.

Nayana
Udah sampai?
17.20

Yuta
Baru aja sampai. Jangan lupa makan kue dari Bunda.
17.20

Nayana
Iya. Jangan lupa minum obat, istirahat, jangan main hape. Tidur pokonya biar besok bisa ketemu aku
17.21

Yuta
Kwkkwwk, iya Ana. Kamu mirip sama Bunda kalau ngoceh
17.22

Nayana
Bodo. Awas kalau gak minum obat.
17.22

Setelah itu, Ana mematikan ponsel nya dan mandi. Tidak mood makan jadi dia langsung belajar sampai malam dan tidur.

••••
Pagi harinya, Ana sudah segar karena sudah mandi dan sarapan. Dia semangat akan bertemu dengan Yuta dan ingin mengetahui apakah dia baik-baik saja atau tidak. Saat sampai kelas Yuta yang dia temukan hanya Doni dan Tama.

"Doni, Yuta gak dateng?" Ana bertanya dengan nada khawatir.

"Dia sakit dan hari ini gak masuk. kenapa?" Ana menjawab dengan gelengan.

"Doain aja biar dia sembuh dan bumerang nya gak muncul," ucap Tama yang melihat Ana khawatir.

Ada apa dengan Yuta? Dengan bumerang Yuta? Ingin hati bertanya tidak enak. Jadi dia berjalan kekelasnya dengan hati yang gundah.

~~~~~
Vote dan comment. Karena vote dan comment kalian berguna untuk aku.

Terimakasih

[✓] NAYUTA || YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang