Sang Pemilik Tangguh

316 84 29
                                    

***

BAB 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 7

Sang Pemilik Tangguh

Ada kisah yang dipaksa usai, beriring dengan senyap bising tawa yang tak lagi menggelegar. Selepasnya, kaki dan tangan mereka lebih terlatih dalam merintih, menitik mimpi di tengah gaduhnya semesta atas anak manusia yang sibuk mengembarakan asa. Mereka dipaksa larut, turut ikut serta ambil dalam setiap pelik dan peluk. Bukan perihal siapa yang paling hebat, tetapi siapa yang paling siap diterjang ombak dengan lajunya yang menggulung-gulung itu. Siapa yang paling tangguh dengan pundak kokoh dan lagi utuh.

@gadispuisi

Xxyln
Kenapa kemarin gak update

@gadisPuisi

Hai, Xxyln! Terima kasih telah mengirimkan pesan. Kemarin saya ada kesibukan, jadinya tidak bisa mengunggah karya teranyar^^

Xxyln
Gue suka karya-karya lo, thanks seenggaknya sebagian dari diri gue udah lo speak dalam bentuk tulisan nan elok.

@gadisPuisi
Hey, ini manis ❤

Xxyln
Jangan pernah berhenti menulis, ya.
Karena gue bakal merasa kehilangan yang sangat. Selama lo masih ada di muka bumi ini, berjanjilah untuk tidak berhenti dan gue juga dengan senang hati akan jadi pembaca setia lo.

"Gue kemarin denger suara di belakang lab gedung lima." Fadil membelokan pandangannya ke samping kanan, urung memasukan bulatan daging sapi gulung yang sedari tadi berhasil membuat perutnya meronta minta diberi asupan.

Aji sontak menggeser duduknya---tidak lupa juga semangkok bakso dengan uap yang mengepul di atasnya, serta segelas es teh manis langganannya ikut berpindah tempat. Dahi cowok itu berkedut sewaktu menoleh ke arah Satya.

"Bro!" Seto mengangkat dagu ke arah Fadhil, mengisyaratkan agar cowok yang gemar mengoleksi komik detektif Conan itu memberi tanggapan.

"Sekitar jam berapa?" tanya Satya tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih di tangan kanan, sedangkan tangan satunya memegang sendok dan mengaduk-aduk kuah soto yang bahkan belum sempat dicicipi sejak lima belas menit yang lalu. Aji mendengkus jengkel.

"Pergantian jam pelajaran ke 6 menuju 7 soalnya waktu itu cukup banyak anak-anak wara-wiri di koridor."

"Berarti antara pukul 11.30 sampai dengan 12.45?" Seto tidak mau kalah, dia ikut menyela.

Fadhil turut merapatkan duduknya, meletakan jari telunjuk ke mulut, sorot tajam mata menatap bergantian wajah teman-temannya yang duduk mengitari meja.

"Kalian mau tahu clue dari gue, gak?" tanya Fadhil yang kemudian mendapat respon anggukan antusias dari Aji dan lainnya.

BERTAUT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang