Babak baru

204 48 9
                                        

Part 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 13

Babak Baru

        Satya menghampiri meja temannya sambil menenteng beberapa lembar kertas, menarik kursi kosong di sebelah Aji dan mendudukinya segera. Alih-alih menyapa, cowok itu justru menggebrak meja, sontak saja ia berhasil menarik perhatian teman-temannya. Fadli tersedak, yogurt dalam mulutnya hampir disembur lantaran getaran yang timbul, buru-buru tangannya mengusap mulutnya yang penuh.

Aji bergumam, dibarengi gerutuan yang keluar dari mulut Fadli. "Nyapo, rek."

Satya berkata dengan binar di matanya. "Lo boleh sebut gue gak waras, halu, keras kepala, ngigau atau apapun itu."

Keheningan mulai hadir di anatra mereka, empat siswa dengan wajah tegangnya menatap lembaran di meja. Satya membusungkan dada, tampak bangga dengan hasil kerjanya. Tentu saja tidak habis tanya putus dalam kepala Aji dan teman-teman, tetapi urung keluar sebab terlampau antusias untuk melihat serentetan nama yang terdapat dalam lembaran putih di depannya. Fadli ikut menyeret satu.

Aji belum juga berkedip, mulutnya turut menganga menatap wajah cowok setelan baju keluar sebelah juga dasi lepas dari kerahnya. Satya dengan semangat menjejerkan kertas itu sampai memenuhi meja, Seto turut menoleh dari tempat duduknya ia menyeret kursi mendekat ke tempat Satya berada.

"Lo?" Aji melongo.

Satya sibuk merogoh saku celana mengambil buku kecil juga bolpoin dari sana. "Pada akhirnya kemenangan justru ada di tangan gue," ujarnya lalu.

"Apa ini gak terlalu berlebihan?" tanya Aji kemudian membuat Satya menyipitkan mata. Beelum kapok cowok itu membuat onar di sekolah.

Sorot nyalang tertuju sepenuhnya kepada cowok yang duduk terpaku di bangku, antara pikir juga nadinya yang belum selaras itu menyebabkan respon menggebu dari jantung. Aji sibuk menimbang-nimbang dengan kepala dipenuhi tanda tanya besar, meskipun harus dia akui jika manusia satu ini memang benar-benar liar jalan temunya.

Aji memberi apluse teruntuk pemuda yang keras kepalanya kepalang batu. Terbilang nekat memang, terlebih mengingat betapa lancangnya Satya diam-diam menyusup masuk ke ruang kerja ayahnya, juga mengotak-atik komputer yang tentu saja ada banyak dokumen-dokumen penting. Untuk masalah yang satu ini, Aji tidak berani campur tangan sebab jika sekali lagi dia berulah skor akan masuk ke menu hidangan, potongan uang jajan terus menghantui bayangannya.

Tetapi, Aji percaya jika Si Trouble ini bukan sembarang Kang Trouble, dia sudah mahir memanipulasi dan kepiawaiannya pantang diabaikan. Total waktu yang diperlukan Satya terbilang cukup singkat, entah sebab apa pemuda itu getol sangat. Padahal jika ditarik ke belakang, sosok Satya Atma Nibiru adalah seabai-abainya penghuni SMA Bakti Nusa akan hadirnya gadisPuisi ini.

Namun, bukankah sesuatu yang berjalan terlalu cepat dan tanpa hambat adalah mulanya sebuah masalah besar? Bukankah ini terlalu cepat merayakan kesenangan, Aji menggaruk tengguknya yang tidak gatal. Segala macam kemungkinan mulai terbayangkan, karena Kepala sekolah bisa saja sudah mengecek CCTV diruangnya, dan para guru maupun petugas lain memergoki Satya saat tengah lengah-lengahnya. Aji merenung sejemak, berpangku tangan ia ujung jari telunjuk mengetuk-ngetuk dagu. Ada beberapa bagian membuat kepala Aji seolah dirasa terhantam kayu dengan kerasnya.

BERTAUT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang