Part 27
Ibu terlampau sering menceritakan kepadaku, mengenai rumah dengan tembok bata dan baja yang jadi dasarnya. Setidaknya, satu dalam seminggu cerita itu membayangiku sewaktu malam, bak menyerbu dan membawa paksa tubuh tujuh tahun itu berkelana separuh masanya. Ibu terlampau sering meninakbobokan aku dengan putri-putri bersakukan pedang juga baju tembaga, yang tumbuh penuh dari tekad juga nyali mereka, tentu di balik itu semua sebab mereka adalah putri raja.
Ibu terlampau sering menyanyikan kepadaku syair putri Cinderella, tersebab cantik rupanya maka datang pangeran dan meminangnya ke istana. Pundak ringkih tujuh tahun yang dua ini hanya mampu terdesak dan diselisih. Labu-labu yang tertanam di teras mati dihujani alegori. Ibu terlampau sering menggambarkan dinding bata dengan tembok besi, bila kutambah tangga di sisinya, maka wajah Ibu seolah tumbuh sungut dua. Kusokong ia dengan garis-garis warna pada lekuk tak sejajarnya. Tetapi, detik itu juga Ia merobeknya dan membungkam dengan peniti atau pisau belah.
@gadisPuisi
Dalam hitungan menit, kolom komentar akun itu dihujani oleh bermacam ungkapan dan kata-kata dari penggemar. Banyak yang memasukkan kalimat-kalimat pujian dan sanjungan, tetapi dari puluhan hal-hal yang baik itu, tidak jarang juga ungkapan kasar dan makian diselipkan.
@Hananalu
Kita adalah anak-anak berhati baja dengan rasa lapang seluas samudra, semangat Kak Gadis ❤️@Duatigaingmaung
Kak Gadis Rawawwwrrr🧚@Akuanakkuat
Kak Gadis, hal sakit seperti apa yang telah menjadikanmu setabah ini ❤️@Sachiii
Aku gak nangis, aku gak nangis. Aku gak bisa gak nangis sewaktu baca ini, Kak Gadis love u🌻🌻🌻@lenterahatimu
Bisa gak sih, jangan cantik-cantik banget tulisannya, huh? Aku marah nih🌻❤️@_kkarina
Tema tulisan lo itu-itu aja? Ngebosenin tauk, udah ketebak banget.@xxlyn membalas @_kkarina
Maksud lo apa? Belum tentu tulisan lo sebagus dia.@_kkarina
Berani terima banding gue, seenggaknya gue udah diakui sastrawan terkenal.@xxlyn membalas @_kkarina
Oh, terus dengan begitu lo berhak merendahkan karya orang lain?@Hananalu membalas @xxlyn
Bener banget, tuh, kasih paham kak!@gadisPuisi
Teman-teman, terima kasih masukan dan dukungannya. Saya sebagai tuan rumah hanya mampu menyuguhi kalian ala kadarnya. @xxlyn udah, ya ❤️ROOM CHAT
Dari bilah layar ponsel juga denting notifikasi yang terdengar, diketuknya pesan dari salah seorang akun yang entah kepemilikannya laki-laki atau perempuan, hanya menampilkan tangan yang mengadang bulan sebagai foto profilnya. Gelap dan hanya sekelebat dia lihat. Setelah tampilan layar ganti menampilkan room percakapan, sisa perbincangan mereka masih sisa. Dia mengingatnya, itu adalah orang yang sama denga situasi yang berbeda.
Xxlyn
Kamu berhak ngelawan. Jangan bersikap seolah kamu salah dan justru membuat dia makin besar kepala. Atau perlu saya bantu?
gadisPuisi
Ah, tidak perlu. Sesuatu yang rumit justru akan merusak ketenangan, saya hanya menginginkan semua orang merasakan senang singgah di rumah saya, tidak perlu dipersulit. Mungkin, dia bukan orang yang sepantasnya saya tuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAUT [On Going]
Teen Fiction"Maa ... jangan bakar buku Nara, semua karya Nara ada di sana!" Gadis 16 tahun itu hanya bisa menangis tersedu menyaksikan sekumpulan buku catatan kepunyaannya dilahap si jago merah---dia berteriak seraya berlari ke arah kobaran api yang menyala...