21. The Mansion

9.6K 1.7K 407
                                    

Lisa sungguh tidak bisa berkonsentrasi bekerja karena sepasang mata itu menatapnya dengan tajam terus-menerus. Pemilik mata yang memang dia hindari beberapa hari ini.

"Dia sudah hampir lima jam disini. Sepertinya ada masalah denganmu." Hanbin menunjuk pada Jisoo yang tak pernah melepaskan pandangannya ke arah Lisa.

Menghela napas, Lisa mengacak rambutnya frustasi. Sejak apa yang dilihatnya tempo hari, Lisa memang sungguh dilanda kebingungan. Dia tak mau menghancurkan kebahagiaan Jisoo. Tapi disatu sisi, dia tak mau perempuan yang sudah di anggapnya sebagai kakak itu disakiti.

"Dia baru saja memesan kopi untuk keempat kalinya. Antarkan sana." Seorang barista menyodorkan satu cup es kopi jenis Americano pada Lisa. Menyuruh gadis itu untuk menghampiri Jisoo.

Mau tak mau, Lisa akhirnya pasrah dan berjalan menghampiri anak pertama Han Seonho itu. Meletakkan pesanan Jisoo, lalu duduk di hadapannya.

"Kau bosan hidup? Kenapa mengabaikanku beberapa hari ini?"

Kedatangan Jisoo ke tempat kerja Lisa kali ini memang berlandaskan rasa kesalnya terhadap Lisa. Saat dia mengajak Chaeyoung dan Lisa pergi bersama, Lisa akan selalu menolak.

Tak hanya itu. Telepon maupun pesan singkatnya pun tak ada yang digubris oleh Lisa. Jelas sekali bahwa Lisa memang menghindari Jisoo.

"Sudah lima jam kau disini. Apa pantatmu tidak pegal duduk terus?" Tidak ingin menjawab pertanyatan Jisoo, Lisa justru mengeluarkan ocehannya.

"Tidak ingin menjawab pertanyaanku?" tanya Jisoo geram.

Lisa menarik napasnya.
"Teman-temanku bosan melihat keberadaanmu disini."

"Aku tidak akan pergi sebelum kau memberitahuku alasannya." Lisa memang bisa keras kepala. Tapi Jisoo pun tak akan kalah dari gadis itu.

Sejenak Lisa terdiam. Mempertimbangkan apakah dia harus berbicara kepada Jisoo atau tidak tentang apa yang dia lihat di gang sempit beberapa waktu lalu.

Karena saat itu yang ia lihat adalah kekasih Jisoo. Choi Seungcheol bersama wanita lain sedang berhubungan mesra di belakang Jisoo. Pantas saja gadis itu selalu mengeluh pada Jennie, Chaeyoung maupun dirinya bahwa sang kekasih sudah berubah menjadi lebih cuek.

"Unnie..."

Mata Jisoo mengerjab mendengar suara lembut Lisa. Gadis berponi itu jarang sekali memanggilnya dengan sebutan Unnie. Lisa akan melakukan itu jika sedang ingin bicara penting atau serius.

"Aku tidak memaksamu percaya padaku. Tapi... Beberapa hari lalu aku melihat kekasihmu berciuman dengan wanita lain." Lisa menahan napasnya sejenak melihat mata Jisoo mulai memerah. Pertanda bahwa ada emosi yang siap meledak.

"Beberapa hari ini aku tidak tahu harus bersikap seperti apa padamu. Jika aku bicara, kau akan sedih. Tapi jika aku tak bicara dan menganggap semua baik-baik saja, aku akan sangat jahat padamu."

Jisoo memejamkan matanya sejenak usai Lisa menyelesaikan kalimat mengejutkan untuk Jisoo itu. Dia berusaha menahan emosi yang entah untuk siapa.

"Aku tidak memiliki bukti, jadi jika kau tidak---"

"Aku percaya." Potong Jisoo dengan suara tegas.

"Aku akan lebih percaya pada adikku dari pada kekasihmu sendiri."

Lisa terdiam. Dia tidak menyangka jika Jisoo akan langsung percaya padanya. Padahal dalam bayangan Lisa, mereka akan bertengkar hebat karena masalah ini. Mengingat Jisoo sangat mencintai kekasihnya, juga mereka yang tak pernah akur dan bersikap manis satu sama lain.

Puzzle Piece ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang