Dor!
Siapa yg minta update nih yuk ayukk di baca🤣
Komen dong tim gercep penuh effort, biar author nya hapal.
Anyways, jangan lupa follow aku di instagram so u guys can read my works there too!Langsung aja deh ya, enjoy readings!
Silau cahaya mentari membangunkan sang tuan putri, yang telah tidur hampir 18 jam sejak terakhir diberi cairan khusus lewat selang khusus, masuk ke pembuluh darahnya.Netranya berpendar kosong, meneliti keadaan sekitar yang terasa asing dan sulit dijelaskan. Bahkan aroma ruangan inipun begitu aneh, Linen. Tidak pernah ia hirup sebelumnya.
Kalau diingat lagi, hal terakhir yang menguncang emosinya adalah keputusan Hanji—asistannya, untuk mengangkat janin yang telah ia perjuangkan berkorban tenaga, sampai hati.
Itulah sebabnya hal yang pertama ia lakukan ketika bangun adalah memeluk area perut, yang untungnya masih disana, utuh. Buncit dengan rasa tegang dibeberapa bagian.
Mungkin perasaannya sudah kebal.
Menghadapi situasi mencekam seperti ini, sudah biasa ia hadapi tanpa mengeluh.
Sudah tertempa.
Walau agak cemas juga. Apalagi bangun dengan tubuh lemas, terasa agak tegang di beberapa bagian otot seperti leher, pundak dan panggul bawah. Tipikal kram otot saat lama tidak menggerakan badan.
Kalau seperti ini, bagaimana dia bisa membawa tubuhnya berjalan keluar?
Padahal pikirannya sudah tidak bisa terbendung. Ingin melihat apa yang ada dibalik pintu besar dan tinggi, yang memisahkan dirinya dalam ruangan ini.
"Bagaimana perasaanmu?"
Jimin.
Dia bersama Jimin disini. Artinya tidak akan ada yang bisa menyakitinya—kecuali Jimin sendiri.
Saat pria ini bertanya tentang perasaannya, Luna malah berfikir kata apa yang kira-kira ingin Jimin dengar. Bukan benar-benar mencari tahu apa yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Things (PJM)
FanfictionTidak pernah terpikir olehku kalau aku akan menikah diumur semuda ini, tidak hanya itu aku juga terpaksa meninggalkan seluruh kehidupanku dan ikut Jimin suamiku pindah ke negeri orang. Membuatku hanya bergantung pada sosoknya... bisakah aku melaluin...