7. Here we go

2.9K 300 35
                                    



Oi follow ig oi @anindyamin bisa klik link di bio oy wkwkwk
W belum kelar nulis Taehyung soalnya hari ini seharian tidur ide nya mampet masa wkwkwkwk pdhl kemarin banjir ide.
Yaudah gausah banyak bacot lngsung aja enjoy readings!!







Pagi itu aku terbangun dan mendapati diriku terbaring sendirian didalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Pagi itu aku terbangun dan mendapati diriku terbaring sendirian didalam kamar.

Keadaan kasur masih berantakan, tetapi sekelilingnya sudah bersih, baju-baju berserakan sudah tidak ada, jendela pun juga telah terbuka.

Aku termenung memproses apa yang terjadi padaku semalam, mencoba menggerakan kakiku yang kram,

aku telah mengangkang lama sekali dan membuat kakiku terasa tegang. Rasanya sekujur tubuhku sakit, terutama bagian kewanitaanku.

Untuk duduk saja rasanya sulit sekali, kepalaku berat, mungkin karena kebanyakan menangis dan berteriak.

Tak lama pintu kemudian terbuka menampakan sosok Jimin mengenakan baju rumahan, rambutnya setengah kering dan tampilannya segar sekali, sepertinya habis mandi.

Berbanding terbalik dengan aku yang tampak jelas seperti korban pemerkosaan.

"Minum air putih dulu." Jimin duduk di sebelahku, menyodorkan air putih dengan setengah memaksa langsung ke bibirku.

Aku meminumnya terpaksa, menatap wajahnya dengan sinis.

"Tolong panggilkan Hanji, aku mau mandi." Ujarku, masih sangat enggan berduaan saja dengan Jimin.

"Hanji tidak masuk." Jimin berdiri, mengulurkan tangannya padaku.

"Ayo, kubantu kau mandi."

Aku menepis tangannya, tidak mengertikah dia kalau aku butuh waktu sendiri, setelah ia perlakukan seperti binatang peliharaan semalam.

"Telfon Hanji." Suruhku, namun ia tak bergeming.

"Kemarikan ponselku, biar aku yang menelfonnya." Geram dengan reaksinya yang tidak merespons ketika aku suruh menelfon Hanji.

"Dia tidak akan berkerja untukmu lagi."

"Apa yang kau katakan?!" Aku semakin terpukul, mungkinkah Hanji juga terkena masalah karena ulahku?

Jimin tak menjawab, melainkan menyelipkan tangan ke belakang tubuhku yang masih polos, mengangkatku menuju kamar mandi.

Aku yang takut jatuh lantas refleks melingkarkan tanganku kelehernya, tidak perduli dengan selimut yang jatuh tertinggal diatas kasur menyisakan tubuhku yang polos tanpa sehelai benang.

Ia lalu meletakkanku di dalam bathub yang sudah berisi air hangat lalu mencelupkan tangannya untuk memeriksa suhu air.

"Hangatnya sudah pas kan?" Tanyanya padaku tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan yang ku lontarkan.

Brave Things (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang