31. Fighters

1.3K 281 71
                                    



pada baca ini malem atau pagi?
seru banget kalo ada yang gercep wkwk rasanya kaya ditemenin begadang nulis brave things.
thankyou yaaa yang udah sabar dan dm aku nyemangatin tentang brave things, aku seneng bisa memfilter pembaca cerita ini berdasarkan ketulusannya nungguin😭

ketahuilah kalau cerita ini ngabisin kopi dua gelas tapi cuma ngehasilin 2-3 paragraf kalo aku paksain.

jadi untuk yang udah sabar aku ucapin makasih banyak banyak🥺

jangan lupa vote review dan follownya yah tementemen, gak bayar ko huhu support aku dengan cara ini aja aku udah seneng.

semoga kali ini aku menyajikan penggalan cerita yang darilama sudah pembaca nanti-nantikan.

Happy reading🥰
















Tidak perduli dengan keadaan kakinya yang terluka, Jimin tetap datang pada rapat direksi meski dengan bantuan kursi roda yang didorong oleh beberapa bodyguard bawaan Taegil park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Tidak perduli dengan keadaan kakinya yang terluka, Jimin tetap datang pada rapat direksi meski dengan bantuan kursi roda yang didorong oleh beberapa bodyguard bawaan Taegil park.

Dirinya dijaga ketat, terlebih mengingat ia sempat melakukan perlawanan untuk merebut kembali ponselnya secara paksa beberapa jam lalu. Beberapa penjaga suruhan Taegil Park dipukuli dengan tangan kosong.

Seolah tidak ingin kecolongan lagi, jumlah penjaganya pun bertambah.

Mereka menjaga Jimin agar melaksanakan apa yang pria itu janjikan. Untuk mengembalikan aset dan kekayaan para jajaran direksi yang telah ia ubah menjadi sama rata, walau Jimin lah orang yang telah bersusah payah membuat perusahaan semakin jaya.

Ia memang tidak punya pilihan.

Kekayaan bisa dicari, tapi nyawanya tidak akan pernah bisa digantikan dengan apapun. Untuk pertama kali di hidupnya Jimin merasa takut meninggalkan dunia. Tidak ada lagi Jimin yang fearless, gila dan bernyali.

Kali ini dia hanya ingin menemui keluarga kecilnya dengan selamat.

Hingga meskipun itu sama dengan merelakan hasil dari waktu dan usaha keras, Jimin akhirnya mengikhlaskan semua yang harusnya dapat ia jaga.

Ia duduk di kursi roda menunggu waktu untuk naik ke podium. Kakinya sudah tidak merasakan sakit lagi, orang suruhan Taegil telah memberinya morphin dosis tinggi dan mengeluarkan timah panas yang tadi bersarang dikakinya.

Wajahnya datar, beberapa detik lagi ia akan kembali menjadi kacung dari para bangkot tua yang tidak berupaya apa-apa namun ingin menguasai hasil sebesar-besarnya.

Tiap ia merasa emosinya mendidih, ia akan kembali mengingat bahwa hal ini ia lakukan demi Luna, wanita yang saat ini sangat ingin ia rengkuh.

Membayangkan sang istri berjuang tanpa ditemani kehadirannya membuat Jimin mengernyit nyilu. Dia memang pebisnis yang sukses, tapi dia adalah sosok suami dan ayah yang gagal.

Brave Things (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang