Jangan dibuka disaat puasa guys, takutnya emosi jiwa raga, ada adegan silat di paragraf2 akhir🖐🏻🖐🏻🖐🏻🖐🏻🖐🏻
Yaduda de baca aja daripada penasaran kan. Anin sm Taehyung nontonin aja karna kami hubungannya sehat ga banyak drama kek ni cerita😌
Enjoy readings!
"Luna, maafkan aku."Aku seketika mendorong tubuhnya yang juga terduduk didepanku, berdiri meninggalkannya dan berjalan cepat sembari menghapus air mataku yang menggenang.
Hanya dengan tiga kata itu saja rasanya hatiku remuk dihantam palu godam, tidak percaya rasanya dengan apa yang terjadi.
Kenapa aku tidak pernah tahu tentang ini? Inikah alasan Jimin menikahiku? Karena aku tak tahu apapun tentang masalalu kelamnya?
Seharusnya aku tahu, tidak mungkin laki-laki dari keluarga berada, jabatan mentereng, fisik sempurna sepertinya, menginginkanku untuk di persunting.
Aku bahkan tak punya apapun untuk ditawarkan.
"Lepaskan aku..." tangisku pelan ketika Jimin menahanku,
"Kau tidak bisa pergi kemanapun, kau tidak tahu negara ini." Tangannya mencengkram erat lengan bagian atasku, menahan agar aku tidak berlari pergi.
"Aku tidak mau berdua denganmu, AKU TAKUT!"
Dengan cepat, telapak tangan Jimin menutup mulutku kuat. Kami masih berada di taman rumah sakit, suasananya lengang sekali karena taman ini sudah jauh dari ruang rawat, sudah mendekati parkiran. Keadaan taman yang kosong membuat suara teriakanku yang sebenarnya lemah dan serak itu dengan mudah terdengar nyaring di sini.
"Kumohon tenangkan dirimu. Kita bicarakan didalam mobil."
"Tidak, aku tak mau." Aku masih berusaha melepaskan pegangannya pada tubuhku, susah sekali walau kucoba dengan sekuat tenaga.
"Aku memegang passport dan id-mu! Kau tak bisa kemana-mana!" Ucapnya menatapku tajam.
"Kau mengancamku?" Aku tertohok tak percaya, untuk berlari menenangkan diriku saja aku tidak bisa, suami sialanku ini memegang semua kendali dalam hidupku.
"Kalau memang diperlukan, aku akan melakukannya!" Jimin menatapku nyalang,
Aku baru menyadari bahwa disetiap situasi ketika ia merasa terancam, maka dia akan marah.
Tangisku makin berderai, menyadari monster macam apa yang telah kunikahi, yang sialnya menjadi tumpuanku dan keluargaku melanjutkan hidup.
"Aku akan menjelaskannya! Apapun yang kau ingin tahu, tapi tidak disini, tidak saat kau masih dalam keadaan tak stabil." Ucapnya frustasi.
Jimin meraih tubuhku yang masih menangis, memelukku dengan erat mencoba untuk menenangkan.
Aku benci dengan kenyataan bahwa aroma parfumnya begitu lembut, usapan jarinya terasa tulus, dan ciumannya di keningku terasa hangat, membuatku melupakan fakta bahwa sesungguhnya aku tak mengetahui apapun tentangnya. Dia menyimpan begitu banyak cerita yang tak kuketahui, yang kurasa akan menyakitiku satu persatu ketika terungkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Things (PJM)
FanfictionTidak pernah terpikir olehku kalau aku akan menikah diumur semuda ini, tidak hanya itu aku juga terpaksa meninggalkan seluruh kehidupanku dan ikut Jimin suamiku pindah ke negeri orang. Membuatku hanya bergantung pada sosoknya... bisakah aku melaluin...