Seorang lelaki menatap bingkai foto dengan pandangan sendu. Dia sangat merindukan orang yang ada dalam foto itu. Sudah hampir lima tahun wanita itu menghilang bak di telan bumi. Sebelum pergi wanita itu berpamitan akan melanjutkan studinya ke luar negeri, tapi hingga kini tidak pernah kembali."Lo di mana sih, Nin? Gue kangen," desah Dion mengingat sahabatnya itu. Seorang sahabat yang sangat dia cinta. Sahabat yang mengisi hidupnya sejak dia masih balita hingga dewasa.
Ya, laki-laki itu mencintai sahabatnya, tapi sampai perempuan itu pergi Dion tidak punya nyali menyatakan perasaan. Sekarang tinggal penyesalan yang bersarang di hatinya.
"Nin, lo tau nggak gue dipaksa nikah sama cewek yang nggak gue cinta. Please lo pulang gue maunya nikah sama lo," mohon Dion sambil menatap foto mereka. "Gue nikah tiga bulan lagi, Nin. Lo pulang dong," mohon Dion seakan Anin akan mendengar ucapannya.
Dion menghapus air matanya. Memang laki-laki itu tak pernah bisa menahan tangis saat mengingat sahabat yang dicintainya itu. "Nin lo apa nggak kangen sama gue? Gue kangen banget sama lo. Kangen lo recokin, kangen lo porotin kalau habis gajian. Nin gue rela duit gajian gue habis asal lo mau balik dan kita sama-sama lagi."
Mungkin dari luar orang melihat Dion adalah sosok yang sempurna. Sudah tampan, baik, karirnya bagus. Di usianya yang baru dua puluh delapan tahun dia sudah menjadi pengusaha muda. Tapi, siapa yang mengira di balik semua itu dia hanyalah laki-laki rapuh yang separuh jiwanya ikut pergi bersama orang yang dicintainya.
Selama ini dia terlalu percaya diri dan selalu yakin kalau dia dan Anin akan selalu bersama walaupun hanya sebagai sahabat. Tapi, ternyata dugaannya salah, wanita itu pergi meninggalkannya dan tak kembali.
Andai dia bisa memutar waktu ingin rasanya dia hidup kembali pada masa sebelum lima tahun lalu. Saat setiap hari dia bisa melihat wajah cantik Anin dan menghabiskan waktu bersama wanita itu. Namun, semua itu mustahil, sekuat apapun dia bertahan pada masa lalu, ternyata waktu masih terus berjalan dan meninggalkannya sendirian dalam kubangan penyesalan.
Dion merebahkan badan di kasur empuknya. Tangannya terlipat di bawah kepala. Mata tajam itu terpejam, pikirannya melayang memikirkan rencana pernikahannya. Anjani atau yang lebih sering dipanggil Jani adalah nama wanita yang akan menjadi calon istrinya wanita yang cantik dan juga baik, tapi entah kenapa setelah hampir tiga bulan mereka dekat Dion tak bisa mencintai wanita itu.
Pernikahan bukanlah hal main-main. Dion ingin menikah sekali seumur hidupnya, tapi dia tak tau apa bisa menghabiskan sisa umurnya bersama wanita yang tidak dia cinta? Seandainya pernikahan ini terjadi bukan hanya dia yang sakit, tapi juga Anjani.
Mungkin selama ini Dion baik sama Anjani laki-laki itu berusaha menerima calon istrinya, tapi tidak hatinya. Karena hatinya sudah menjadi milik wanita lain dan tak akan pernah terganti.
"Pagi, Pa, Ma," sapa Dion setelah duduk di meja makan tempat kedua orang tuanya berada.
"Pagi," sahut kedua orang tuanya bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDHITA STORY (TAMAT)
ChickLit[Selesai] Gimana sih rasanya sahabat yang sudah menemani lebih dari setengah umurmu dan yang paling kamu percaya, ternyata tanpa sengaja menghancurkan hidupmu? Sedih? Pasti. Sakit? Jelas. Benci? Harusnya begitu, tapi kalau dia juga adalah laki-laki...