4

169 35 3
                                    

Taeyong akhirnya mengajak Seulgi pulang dari sekolah.
Ia kini menunggu Seulgi di depan gerbang sekolah.

"Seul!" Panggil Taeyong yang melihat Seulgi melintas.

"Ayo pulang bareng!" Pinta Taeyong.

"Pulang bareng?" Tanya Seulgi.

"Tau deh ah, ni pake helm! Udah sana naik!" Pinta Taeyong dan menyodorkan helm yang akan membonceng Seulgi dengan motornya.

"Awas aja lu berani megang-megang." Kata Taeyong.

Seulgi menuruti Taeyong tanpa mengatakan apa-apa.

"Pelan-pelan!" Teriak Seulgi.

"Hah?"

"Pelan-pelan!" Sekali lagi.

Seulgi terpaksa memegang erat ransel milik Taeyong agar tidak jatuh sebab Taeyong yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

"Yong!" Panggil Seulgi.

"Apaan?"

"Emangnya mau nganter Seulgi kemana?" Tanya Seulgi.

"Ke halte."

"Gak usah. Anterin Seulgi ke cafe baca aja!" Pinta Seulgi.

"Def cafe?"

"Iya!"

Taeyong menuruti permintaan Seulgi dengan mengantarnya ke Def Cafe.
Sebuah cafe yang cukup terkenal karena satu-satunya cafe di Seoul yang memiliki konsep perpustakaan.
Disana kita bisa menikmati hidangan sambil membaca buku-buku yang tersedia.

"Makasih Taeyong." Ucap Seulgi sambil membungkuk terimakasih pada Taeyong yang sudah mengantarnya.

"Makasih doang? Traktir lah!" Kata Taeyong yang sedikit membuat Seulgi bingung.

"Hm yaudah ayo masuk!" Ajak Seulgi.

Mereka pun masuk ke cafe.
Taeyong mengikuti Seulgi melihat-lihat buku.

"Sering kesini?" Tanya Taeyong sedikit penasaran.

"Lumayan. Kalau lagi bosan, Aku kesini." Jawab Seulgi.

"Eh, kok dia jadi asik sih diajak ngomong? Biasanya diem-diem bae." Batin Taeyong sambil melirik heran Seulgi.

"Kamu suka baca?" Tanya Seulgi.

"Nggak juga." Jawab Taeyong.

"Terus sukanya apa?"

"Mmm banyak. Lukis, tari? Mencoba membuat lirik lagu. Itu sih."

"Aku juga suka melukis, menari, Aku juga suka fotografi." Ucap Seulgi.

Seulgi pun mengajak Taeyong untuk duduk di sebuah sofa.
Sofa yang sering Seulgi tempati saat berkunjung ke Def Cafe.

"Mau pesan apa?" Tanya Seulgi.

"Lu beneran mau traktir gue? Gausah! Gue aja yang pesan."

"Yaudah."

"Dih nyebelin! Oh ya sejak kapan gue sama dia ngerasa akrab gini? Ih jadi merinding." Batin Taeyong.

Setelah memesan, Taeyong pun datang dengan makanan dan minuman yang diminta Seulgi.

"Makasih." Ucap Seulgi.

"Iya. Jadi lu masih ngutang sama gue ya." Kata Taeyong.

"Jadi Taeyong masih mau kesini bareng?" Tanya Seulgi dengan polosnya.

"Hm entahlah."

Seulgi pun membuka buku yang ia ambil di rak.
Membuka tiap halaman dengan serius.

"Yong, boleh tanya?" Tanya Seulgi pelan.

"Hm?"

"Kita pacaran?"

Pertanyaan itu sontak membuat Taeyong hampir tersedak.

"Kenapa nanya lagi sih? Kan gue udah bilang." Jawab Taeyong.

"Oh gitu ya."

"Yong, Aku mau pulang. Aku pulang sendiri aja ya." Lanjut Seulgi.

Mendengar ucapan Seulgi, entah mengapa Taeyong merasa sedikit tidak enak karena khawatir membuat Seulgi berpikir buruk padanya.

"Aku anter!" Pinta Taeyong.

"Hm, yaudah. Sampai halte aja ya. Nanti oppa ku jemput."

"Oh yaudah."

***

Beberapa hari ini Taeyong dan Seulgi terlihat sering bersama.

Entah apa yang merasuki Taeyong yang mulai terbiasa dengan keberadaan Seulgi, terutama dengan status mereka berdua.

Taeyong tidak peduli lagi, walau dulu sering mencela atau mempermainkan Seulgi.

"Cie-cie makin nempel aja lu berdua." Ledek Jaehyun menyambut Taeyong dan Seulgi yang baru saja tiba di kelas.

"Hai, Seul! Taeyong ga jahat sama lu kan? Kalau ada apa-apa kasih tau gue ya! Ntar gue pukul ni orang." Kata Jaehyun.

"Nggak kok." Seulgi tersenyum lalu duduk di kursi miliknya membelakangi dua orang tersebut.

"Yong yong, gue barusan liat dia senyum. Merinding anjir." Bisik Jaehyun.

"Apaan si lu!" Kata Taeyong.

"Tapi dia kalo lagi senyum lumayan loh." Bisik Jaehyun lagi.

"Diem lu!"

"Napa si lu sensi amat! Cemburu lu ya? Iya kan? Iya iya cie."

Taeyong tak memedulikan Jaehyun yang terus meledeknya

Benar memang, setelah beberapa hari mengenal Seulgi dan banyak berbicara dengannya, Taeyong merasa Seulgi orang yang baik dan juga asik.

Seperti biasanya The Rose berkumpul di ruangan khusus milik mereka di Seirin.

Keluarga Jaehyun yang meminta ruangan itu diberikan kepada The Rose. Karena keluarga Jaehyun merupakan salah satu penyumbang terbesar di Seirin.

"Eh, Seulgi mana? Ga diajak kesini?" Tanya Johnny.

"Ini ruangan khusus The Rose, ngapain juga ngajakin dia." Jawab Taeyong.

"Tapi gue liat lu sama Seulgi makin nempel aja. Lu udah lupa ya dulu lu sering banget ngerjain dia?" Tanya Doyoung.

"Apaan si? Eh gue tuh cuma nepatin janji sama kalian, kalo gue bakal jadiin Seulgi selayaknya seorang pacar." Jawab Taeyong dengan senyuman miring.

"Hati-hati ya Yong, nanti kepincut beneran mampus lu. Sejelek-jeleknya Seulgi di mata orang, tapi gue yakin dia tuh punya sisi yang menarik." Kata Jaehyun serius.

"Hah? Eh by the way lu akhir-akhir ini sering belain atau nyanjung tuh anak. Kenapa?" Tanya Taeyong.

"Gapapa sih, gue yakin aja. Cuma ya orang-orang termasuk gue dan lu semua masih nutup mata buat ngeliat hal baik yang ada di Seulgi. Ya, gue ngaku gue salah." Ucap Jaehyun.

"Tau ah Jae. Terserah lu." Taeyong kembali menekuk wajahnya kesal.

"Tapi bener sih kata Jaehyun. Jadi lu hati-hati aja Yong. Oh iya, inget ya ini cuma sebulan!" Kata Doyoung.

Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang