Setelah semua orang tahu, bahwa Seulgi hanyalah bahan taruhan dari Taeyong, semua orang semakin sering mengolok Seulgi dan mempermainkannya.
Memang tak sampai menyakiti, karena Seulgi adalah salah satu siswi berprestasi di Seirin, tentu ia menjadi perhatian bagi guru dan petinggi dari Seirin. Itu akan berbahaya bagi orang-orang yang mencoba menyakitinya."Sial! Teman baik katamu Taeyong? Kau bahkan tidak bertindak apa-apa melihatku dipermalukan. Kupikir kau orang yang berbeda, tapi kau sama saja." Batin Seulgi.
Jelas-jelas Taeyong melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Seulgi diolok oleh teman-teman kelasnya, bahkan dari kelas lain.
Taeyong hanya diam, membatu.
Membuat Seulgi semakin membencinya."Seul! Gue gak tau harus ngapain. Maafin gue." Batin seorang Taeyong.
Hari terus berlalu.
Seperti biasanya, Seulgi kembali terbiasa dengan sikap orang-orang di sekitar terhadap dirinya.
Kehidupan ter-reset kembali.Taeyong mulai mencoba untuk kembali berkomunikasi dengan Seulgi. Namun Seulgi menghiraukannya.
"Seul, pulang bareng gue ya?" Ajak Taeyong memberanikan diri.
Seulgi seolah menyumbat telinga dan menutup matanya, bahwa Taeyong saat ini sedang berbicara di depannya.
Ia segera pergi melalui Taeyong.Keesokan harinya Taeyong menghampiri Seulgi di perpustakaan saat jam istirahat, namun Seulgi segera keluar meninggalkannya.
"Pasti dia benci banget sama gue. Gue udah kehilangan kepercayaan dia. Shit!"
Lagi-lagi, hanya Jaehyun yang menyadari sikap Taeyong.
Ia tahu bahwa Taeyong frustasi dengan sikap Seulgi padanya."Yong? Kalau ada masalah, lu cerita sama sohib lu!" Kata Jaehyun.
"Masalah apaan sih? Gue baik-baik aja kali." Jawab Taeyong.
"Yong! Lu ga bisa bohongin gue, kita berdua udah sahabatan dari SD. Lu kira gue gatau kalau lu lagi ada malasah? Seberapa keras lu sembunyiin, gue tetep tau." Ucap Jaehyun.
Bahkan Jaehyun tau masalah keuangan yang ditimpa keluarga Lee, walau Taeyong berusaha menutupinya pada The Rose.Taeyong yang mendengar ucapan Jaehyun tersadar, ia merenungi ucapan Jaehyun barusan.
"Apa karena lu gengsi? Lu jadi gamau cerita sama gue? Lu anggep gue apa?" Lanjut Jaehyun.
"Sorry Jae." Ucap Taeyong.
"Yaudah. Gue sih terserah lu ya Yong. Gue gak maksa. Tapi gue selalu terbuka kalau lu mau cerita tentang masalah lu."
"Iya Jae. Lu emang sohib gue." Taeyong menepuk pundak Jaehyun.
Sepulang sekolah, lagi-lagi Taeyong menunggu Seulgi di depan gerbang sekolah dengan motornya.
"Seul!" Panggil Taeyong saat Seulgi melintasinya.
Seulgi segera memasang headsetnya dan terus berjalan tanpa menghiraukan Taeyong.
"Seul! Dengerin gue dulu!" Taeyong turun dari motor dan menghampiri Seulgi segera menahan tangannya.
Seulgi berbalik, namun orang-orang disekitar memerhatikan mereka. Seulgi menyadari hal itu dan memaksa melepas tangannya.
Sudah cukup hari kemarin membuat hampir satu sekolah heboh, ia tak ingin lagi.Taeyong juga menyadari sekitarnya, ia pun melepas Seulgi dan membiarkannya pergi.
"Ah sialan!" Batin Taeyong.
***
Hari ini di kelas, pak Kim yang merupakan wali kelas mereka membagikan hasil ujian tengah semester kepada muridnya.
"Seulgi...
Taeyong..."Mendengar nama mereka disebut, mereka berdua maju ke depan bersamaan mengambil lembaran nilainya bersamaan.
"Chukkae."
Seulgi merasa canggung saat itu.
Mendengar Taeyong mengucapkan selamat dengan pelan kepadanya."Selamat kepada Seulgi yang kembali meraih nilai tertinggi di ujian tengah semester kali ini. Tidak hanya di kelas, tapi nilainya tertinggi se-angkatan kalian. Pertahankan nilai-nilaimu, begitupun yang lain, bapak harap kalian lebih giat belajar mengingat semester depan kalian akan duduk di kelas 3." Ucap pak Kim.
"Ne, seonsaengnim."
"Ada baiknya kalian membentuk kelompok belajar, buatlah sekitar 3 sampai 4 orang setiap kelompoknya. Kalian bisa mengerjakan pr bersama dan saling berbagi ilmu yang kalian miliki." Usul wali kelas.
"Ah seonsaengnim..." Keluh para siswa.
"Padahal kita bisa mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dengan guru profesional, bukankah kelompok belajar ini tidak perlu?"
"Ini bukan hal yang dipaksakan, ini hanya usul saja. Kalau dilaksanakan itu suatu hal yang baik dan itu akan membantu saya sebagai wali kelas kalian untuk menilai kalian. Saya akan memberi nilai plus tentunya. Yasudahlah, terimakasih untuk hari ini anak-anak." Ucap wali kelas.
Jam isirahat berdering.
Wali kelas pun keluar dari ruangan, para siswa bergegas menuju kantin, dan seperti biasanya Doyoung dan Johnny akan menghampiri Taeyong dan Jaehyun."Hai, Seul!"
Kebiasaan Johnny yang melekat sampai saat ini, menyapa seorang Seulgi.
Doyoung yang mendengarnya memukul pundak Johnny pelan."Kebiasaan lu John." Kata Doyoung.
"Iya ya? Haha." Johnny tertawa.
Sementara disisi lain, Taeyong masih memerhatikan Seulgi yang sedang mencari sesuatu di dalam tas nya.
Bruk...
Buku yang Seulgi keluar dari tas dan terjatuh.
"Ini Seul." Doyoung mengambil dan memberi Seulgi.
"Gamsahamnida." Seulgi segera keluar dari kelas.
The Rose terkejut saat mendengar Seulgi berterimakasih pada Doyoung. Sementara beberapa hari ini Seulgi tak pernah menjawab Taeyong.
"Cihuy..." Ledek Johnny.
Beberapa lama kemudian.
Di luar kelas terdengar keramaian, The Rose pun keluar dan melihat situasi."Apaan sih ribut-ribut?"
Dari kejauhan, Taeyong melihat Seulgi berjalan menuju kelas. Pandangannya tak dapat lepas dari gadis yang pernah menjadi pacarnya.
Ia tahu betul bahwa Seulgi pasti baru saja kembali dari perpustakaan dengan melihat beberapa buku yang ia bawa."Seul!" Refleks Taeyong memanggil Seulgi yang tak menyadari kartu perpustakaannya terjatuh.
Seorang lelaki mengambilnya, dan berlari menghampiri Seulgi untuk mengembalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Identity
Fiksi PenggemarJangan pernah meremehkan seseorang! Nanti kau jatuh cinta padanya. Jangan pernah menilai seseorang hanya karena tampilannya! Nanti kau akan menyesal. Seperti yang dialami oleh seorang lelaki bernama Lee Taeyong. Ia terlalu meremehkan sosok gadis yan...