"Nini menyukaiku?"
Saat ini Seulgi terbaring di kasurnya.
Berniat untuk melanjutkan tidurnya tadi, ia malah terpikirkan oleh tingkah Jongin padanya.
Benar, ia tidak mendengar ucapan Jongin saat ia tidur di mobil tadi.
Seulgi hanya menerka-nerka melihat apa yang Jongin akan lakukan padanya tadi."Aaaaaa." Seulgi teriak malu membayangkannya.
"Ada apa?" Tanya dua orang lelaki yang bergegas ke kamar Seulgi setelah mendengar teriakannya.
"Huh? Anio. Bukan apa-apa. Sana keluar keluar! Aku mau tidur." Ucap Seulgi memerah karena Jongin rupanya belum meninggalkan kediamannya.
"Pipimu merah. Kau sakit?" Jongin memeriksa dahi Seulgi dengan tangannya.
"Tidak tidak. Aku baik-baik saja." Pipinya semakin memerah.
"Ya! Pipimu semakin merah. Kau benar baik-baik saja? Oppa ada urusan hari ini. Jongin temani Seulgi ya! Kau tidak ada urusan setelah ini kan?" Ucap Suho yang juga khawatir.
Padahal pipi Seulgi memerah karena malu pada Jongin setelah membayangkan apa yang akan terjadi jika Suho tadi tidak mengetuk-ngetuk pintu mobil Jongin.
"Anio!!! Aku baik-baik saja. Oppa silahkan pergi, kau akan terlambat. Nini boleh pulang." Seulgi mendorong mereka berdua keluar dari kamarnya.
"Tidak akan kubiarkan kau sendirian di rumah." Jongin bersikeras.
"Yasudah, Oppa berangkat dulu. Ni, tolong jaga Seulgi!" Suho menepuk-neput kepala Seulgi, sementara Seulgi pasrah menghela nafas.
Berjalan menuju kamar diikuti oleh Jongin di belakang dengan polosnya."Nini? Apa yang kau lakukan? Aku bilang kau boleh pulang Nini!" Tegas Seulgi yang justru tampak lucu dan menggemaskan bagi Jongin.
"Ckck." Jongin tertawa.
"Pipimu memerah bukan karena sakit kan? Tapi karena..." Jongin mendekati Seulgi hingga Seulgi bersandar di depan pintu kamarnya.
Dug
"Apa? Huh? Apa?" Seulgi gugup.
Jongin semakin mendekatkan wajahnya pada Seulgi, hingga Seulgi memejamkan matanya karena tak sanggup dengan tatapan Jongin yang mengintimidasi.
"Manis sekali. Tapi sepertinya Aku sudah keterlaluan."
Puk puk
Jongin menepuk-nepuk kepala Seulgi lembut.
"Aku pulang." Jongin berbalik dan berjalan meninggalkan Seulgi.
"Ya!!! Menyebalkan!" Teriak Seulgi malu.
***
Seperti biasa saat ada waktu senggang The Rose akan bertemu entah itu hanya bercengkrama atau bahkan main game bersama.
"Eh, orangtua kalian ada undangan gitu gak? Acara anniv perusahaan apa gitu? Lupa." Tanya Jaehyun memecah konsentrasi The Rose yang sedang asik bermain PlayStation.
"Apaan sih Jae?" Ngomong apaan?" Tanya Doyoung.
"Tau ah gelap." Ucap Jaehyun malas.
Sebenarnya orangtua mereka bertiga juga diundang di acara Anniversary perusahaan sahabat dari Ayahnya Jaehyun. Itu karena mereka saling kenal sebagai rekan bisnis.
Namun, mereka bertiga tidak sedekat itu dengan orangtuanya karena mereka terlalu sibuk bekerja. Dan mereka juga jarang diikut sertakan saat ada acara bisnis seperti nanti.
"By the way, gue harus ikut acara temen bokap. Orangtua gue mau ngenalin gue sama anaknya." Ucap Jaehyun pada ketiga sahabatnya. Jaehyun sangat terbuka pada sahabatnya jika ada masalah yang ia hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Identity
FanfictionJangan pernah meremehkan seseorang! Nanti kau jatuh cinta padanya. Jangan pernah menilai seseorang hanya karena tampilannya! Nanti kau akan menyesal. Seperti yang dialami oleh seorang lelaki bernama Lee Taeyong. Ia terlalu meremehkan sosok gadis yan...