12

146 28 1
                                    

Sudah 10 tahun berteman, tak mungkin tak ada salah satu dari mereka yang tak memiliki perasaan pada lainnya.
Kim Jongin, sejak duduk di bangku menengah pertama mulai tertarik pada sahabat kecilnya.

Hanya dirinya selain dari keluarga Kang yang melihat betapa cantiknya Seulgi yang semakin tumbuh dewasa.
Jadi, wajar kan seorang Kim Jongin jatuh cinta padanya?

"Mau nungguin oppa?" Tanya Seulgi.

"Kenapa? Mau ngusir ya? Hm!" Jongin merajuk.

"Nggak kok. Seneng malah ada Nini disini."

"Gimana sekolah di Seirin? Ada yang gangguin kamu ya? Abisnya tadi gamau pulang bareng. Siapa yang berani gangguin kamu?" Jongin melipat lengan bajunya.

"Ih apaan sih Nini!" Seulgi memukul Jongin pelan sambil tertawa.

***

Keesokan harinya, Jaehyun kembali menghampiri Seulgi di perpustakaan menawarinya untuk membuat kelompok belajar bersama.

"Seul, gimana tawaran gue?" Tanya Jaehyun.

"Tawaran?" Seulgi cukup heran melihat seorang Jaehyun sampai menghampirinya di perpustakaan hanya untuk menanyakan kembali tawarannya.

"Iya, belajar bareng. Mau gak? Gue bela-belain nyamperin lu kesini buat nanyain. Abis gue mikir lu gak nyaman kali ngomong sama gue kalo di kelas. Sorry kalo gue salah."

"Hm..."

"Apa lu ngira gue cuma bercanda? Gak kok, gue serius. Apalagi kalo soal pelajaran." Kata Jaehyun serius.

"Kenapa harus Seulgi? Kan banyak yang lain."

"Kan lu peringkat 1, gue mah jujur aja nih. Gue cuma pengen tau cara lu belajar, atau gak lu mau bagi-bagi ilmu gitu." Jaehyun terus meyakinkan Seulgi agar menerima tawarannya.

"Yaudah deh."
Seulgi akhirnya menerima tawaran Jaehyun yang meyakinkan. Walau sebenarnya ia cukup curiga karena taruhan kemarin.

"Beneran Seul? Yaudah gue lapor ke Pak Kim dulu ya. Nanti gue kabarin lu juga. Thanks ya Seul!" Jaehyun segera keluar dari perpus dan menghampiri wali kelasnya untuk memberitahu nama-nama yang akan menjadi anggota kelompok belajarnya.

"Jung Jaehyun, Kang Seulgi, dan Lee Taeyong pak. Untuk sementara 3 orang."
Jaehyun tanpa memberi tahu Taeyong soal kelompok belajar ini menyetor namanya tanpa izin.

"Baiklah, kalau begitu untuk pertama bapak beri soal ini. Nanti bapak yang akan menilainya. Jangan lupa pekerjaan rumah juga tetap dikerjakan." Pak Kim menyodorkan beberapa kertas yang berisikan soal-soal.

Setelah mereka mengerjakannya, Pak Kim sendiri yang akan menilainya.
Kelompok belajar ini berguna agar para siswanya lebih terlatih dan terbiasa dengan mengerjakan soal-soal.
Bisa jadi juga, soal-soal yang diberikan Pak Kim akan muncul di soal ujian.

"Baik pak."

Bel masuk kelas pun juga sudah berbunyi.
Segera Jaehyun kembali ke kelas ia sudah mendapati Seulgi dan juga Taeyong yang sudah duduk di kursinya.

"Yong, gue udah kasih tau Pak Kim, ini gue udah dikasih soal latihan juga." Ucap Jaehyun.

"Soal apaan?" Taeyong mengernyitkan dahinya heran.

"Kelompok belajar, kita bertiga, bareng Seulgi. Iya kan Seul?" Tanya Jaehyun sambil tersenyum licik menggoda Taeyong.

Seulgi yang duduk tepat di depan bangku mereka pun berbalik menatap Jaehyun kesal tanpa mengatakan apapun.
Ia tidak tahu bahwa Taeyong juga masuk dalam kelompok belajarnya.

Seharusnya ia tetap memikirkan kemungkinan Taeyong bergabung, apalagi Jaehyun sahabatnya.
Kenapa bisa lambat begini?

"Tunggu kabar dari gue ya Seul. Nanti gue kabarin juga tempat dan waktunya." Ucap Jaehyun tersenyum lebar pada Seulgi.

Seulgi dan Taeyong heran apa yang sedang direncanakan oleh Jaehyun saat ini.

Karena sudah terlanjut mengiyakan, Seulgi akan tetap mengikuti kelompok belajar itu bersama Taeyong dan juga Jaehyun.

***

Minggu ini Jongin baru menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Seulgi kembali di rumah, dan membawakan sesuatu untuk Suho dan juga Ibu Kang.

"Udah seminggu disini, kau baru memberikan ini padaku?" Tanya Suho.

"Iya iya maaf hyung. Tante Kang mana? Ke kantor?"

"Ih oppa, Nini lagi sibuk persiapan ujian tau! Iya, biasalah walaupun akhir pekan mama sama papa di kantor." Tambah Seulgi menghela nafas.

"Ah yaudah titip ini ya!" Kata Jongin sambil menyerahkan paper bag yang berisi oleh-oleh untuk Ibu Kang.

Jongin sudah akrab dengan keluarga Kang sejak masih anak-anak. Sejak Seulgi mulai berteman dengan Jongin.
Seulgi selalu mengajak Jongin untuk bermain di rumahnya.

"Nini, ayo jalan!" Ajak Seulgi yang sudah bersiap-siap.

"Mau kemana?" Tanya Suho.

"Mau kencan dong sama Nini." Jawab Seulgi segera menggandeng lengan Jongin.

"Ni? Kau beneran pengen kencan sama cewek modelan kayak gitu? Ampun deh Seul!" Lagi-lagi Suho tak tahan melihat penampilan aneh adiknya.
Jongin tidak peduli bagaimana penampilan Seulgi, di matanya Seulgi tetaplah cantik.

"Gapapa kok, biar gak ada yang berani ngelirik Seulgi nya kan?" Jawab Jongin.

"Ah sama aja kalian berdua. Eh tapi, Seul? Biasanya jalan bareng Taeyong?"

Benar, Suho tidak tahu bahwa hubungan antara Seulgi dan Taeyong sudah berakhir.
Satu lagi, Jongin belum tahu apa-apa tentang mereka berdua. Itu membuat Jongin heran dengan ucapan Suho barusan.

"Ah oppa, Aku sama Nini jalan dulu ya? Bye oppa!"

Seulgi segera menarik tangan Jongin keluar dari rumah menuju mobil Jongin yang terparkir di halaman rumah.

"Taeyong?"

"Ah itu... Taeyong temen kelas Aku. Aku pernah dekat sama dia. Hehe." Jawab Seulgi canggung.
Ia tak tahu harus mengatakan apa pada Jongin.

"Pernah dekat? Kok bisa? Ayo ngaku!"
Jongin tahu betul Seulgi sangat sulit untuk akrab dan sampai jalan bersama orang lain selain dirinya. Apalagi dengan seorang lelaki. Tentu hal itu membuat Jongin menaruh curiga.

Seulgi takut untuk mengakui kebenaran bahwa ia pernah berpacaran dengan Taeyong. Lebih tepatnya ia hanya dipermainkan dan dijadikan sebagai bahan taruhan.
Jongin akan marah besar jika mengetahuinya.

"Kenapa? Kamu cemburu Aku dekat sama cowok lain? Tenang tenang, seorang Nini takkan tergantikan." Seulgi mencari cara agar terhindar dari pertanyaan Jongin lagi.

"Bisaan deh. Dasar Seulbear!" Jongin mengacak-acak rambut Seulgi yang terurai.

Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang